Budaya
BASA BALI Bukan Artefak! Bulan Bahasa Bali Rangkul Anak Muda Agar Mencoba, Bawa Tema Sad Kertih Lagi
Bulan Bahasa Bali (BBB) kembali diselenggarakan tahun depan (2025). BBB rutin dilangsungkan, sebagai ajang budaya untuk membumikan Bahasa Bali.
TRIBUN-BALI.COM - Bulan Bahasa Bali (BBB) kembali diselenggarakan tahun depan (2025). BBB rutin dilangsungkan, sebagai ajang budaya untuk membumikan Bahasa Bali.
BBB akan diselenggarakan pada Februari 2025 mendatang, dan tentunya dengan tema berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“BBB tahun 2025 akan dikemas lebih dinamis dan kreatif, dengan harapan generasi muda bisa membumikan Bahasa Bali, misalnya penggunaan bahasa andap yang mudah dipahami, ” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum dalam acara bincang santai di kantornya, Selasa, 29 Oktober 2024.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Tim Kurator BBB, yakni Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum, dan Dr. I Nyoman Larry Julianto, S.Sn., M.Sn.
Penyelenggaraan BBB VII tahun 2025 ini mengangkat tema “Jagat Kerthi – Jagra Hita Samasta” yang akan membingkai setiap materi yang disajikan.
Baca juga: Pj Bupati Buleleng Dukung Penuh Tribun-UT Championship 2024, Turnamen Tenis Meja Se-Bali
Baca juga: 169 Warga Ikuti Rekam KTP El, Disdukcapil Denpasar Gelar Rekam KTP El, Jemput Bola Sasar 4 Kecamatan

Prof Suarka menjelaskan, bahwa pengambilan tema berkaitan dengan Sad Kertih (Sad Kerti), yaitu enam kebijaksaan, yang kemudian dipahami sebagai 6 cara untuk menjaga alam semesta ini beserta isinya.
Bagian Sad Kertih, adalah Atma Kertih, Wana Kertih, Danu Kertih, Jana Kertih, Samudera Kertih, dan Jagat Kertih. Semua bagian ini terkait satu sama lainnya, dalam menjaga keseimbangan alam semesta beserta isinya.
Prof Suarka menjelaskan, rancangan tema BBB ini adalah tentunya sesuai dengan visi-misi dalam membangun Bali yaitu Sad Kertih tadi.
"Nah 5 lainnya kan sudah dibuat tema, tinggal Jagat Kertih saja yang belum. Supaya ada kesinambungan dan terarah, sesuai dengan segala elemen di dalamnya. Di mana semua bagiannya tersambung, dari Wana, Danu hingga akhirnya bermuara Jagat Kertih," jelasnya.
Dengan Bahasa Bali dan budaya Bali, ingin mengembalikan Rta, siklus alam semesta agar kembali ke semula karena sekarang sedang terjadi anomali. Jadi mengembalikan kesadaran menuju semesta raya.
Kemudian Jagat Kertih ini juga diasosiasikan dengan kesadaran dalam diri dan luar diri. Bagaimana membangun rasa sehingga kesadaran itu hadir, kesadaran akan menjaga alam, budaya dan segala kebaikannya.
Partisipasi Anak Muda
“Selama enam kali pelaksanaan BBB, partisipasi anak muda belum banyak. Mereka akan datang kalau ditugaskan. Ini tidak sesuai harapan kita,” kata Mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu.
Prof. Arya Sugiartha kemudian menegaskan, dari pelaksanaan BBB setiap tahun selama sebulan penuh agar generasi muda bisa membumikan Bahasa Bali, maka akan dikemas dalam ekosistem dengan kemasan yang lebih dinamis dan kreatif.
Putu Intan Senang Suarakan Toleransi, VOPI Luncurkan Interfaith Golden Rule Youth Conference Bali |
![]() |
---|
400 Umat Ikuti Ritual Ciswak, Perayaan Cap Go Meh di Seng Hong Bio, Ini Maksud dan Tujuannya |
![]() |
---|
Malam Siwaratri Digelar di Candi Prambanan, Ari Dwipayana Ungkap Tempat Suci untuk Pemujaan Siwa |
![]() |
---|
Kongres Kebudayaan Bali IV, Ini Program Pemajuan dan Penguatan Kebudayaan 5 Tahun ke Depan |
![]() |
---|
12 Sekaa Ikuti Parade Gong Kebyar Wanita & Anak di Denpasar, Peserta Dapat Uang Pembinaan Rp35 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.