Berita Bali
MTI Beberkan 4 Indikator Kapasitas Airport Penuh, Pj Gubernur: Bandara Bali Utara Pasti Jadi!
Ridartha menjelaskan empat indikator yang dapat digunakan untuk menentukan bandara telah mencapai kapasitas penuh.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Itulah sebabnya saat ini kami sedang mempersiapkan berbagai infrastruktur yang sudah kami mulai saat kami menjadi Gubernur Bali di periode pertama. Kami tetap meminta agar ini dilanjutkan saat ini," paparnya.
"Setelah semuanya siap, maka pembangunan bandara di Buleleng mau tidak mau, cepat atau lambat segera direalisasikan. Kami bangun secara bertahap. Tidak bisa langsung bangun bandara. Harus terkonsep, terencana, agar tidak mubazir, dan tidak menjadi jualan politik sesaat," sambung Koster.
Koster mengungkapkan, selama menjabat Gubernur Bali periode 2018-2023, ia sudah menyiapkan pembangunan bandara di Buleleng.
Pertama adalah dengan menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali 2023-2043.
"Dalam Perda tersebut sudah mengakomodasi rencana pembangunan Bandara Baru di Buleleng. Jadi kami sudah siapkan pembangunan bandara ini sejak awal. Kami sudah melihat Bali ini jauh ke depan, 100 tahun ke depan," ujarnya.
Koster meminta agar pembangunan Bandara Bali Utara harus didahului kajian komprehensif, mencakup lokasi, memastikan tidak akan merusak adat, tradisi, budaya, dan lingkungan.
Memastikan manfaat ekonomi serta tidak meminggirkan masyarakat lokal.
Selain itu harus dipastikan lebih dahulu pembangunan infrastruktur penghubung ke lokasi bandara.
"Justru yang harus lebih dulu dibangun adalah infrastruktur penghubung, agar bandara bisa beroperasi optimal. Jangan sampai terjadi seperti Bandara Kertajati Jawa Barat," paparnya.
"Sudah dari lima tahun selesai, tetapi belum dibangun infrastruktur sehingga tidak bisa beroperasi. Perlu juga dipikirkan sumber pembiayaan pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur dan pembangunan bandara apakah dibiayai penuh dari APBN atau investasi. Kalau murni investasi pasti akan dihitung kelayakannya, apakah menguntungkan atau tidak," paparnya.
Kata dia, pembangunan bandara baru butuh waktu panjang, dilakukan secara bertahap, dan mengikuti kebutuhan.
Kalau sudah menjadi kebutuhan dan semuanya siap, maka pembangunan bandara pasti akan berjalan.
"Jadi intinya kami sejalan dengan Presiden Prabowo Subianto untuk bangun bandara di Buleleng. Hanya saja bertahap, regulasinya kami sudah siapkan. Demi Bali kami siap laksanakan," ungkap Koster. (sar)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.