Bandara Bali Utara

BANDARA Bali Utara Target Operasi 2027, PT Bibu: Kami Tak Wajib Lapor Pj Gubernur, MoU Dibuat Cepat

Ia menekankan proyek bandara ini adalah inisiatif dari sektor swasta dan tidak menggunakan dana pemerintah.

Istimewa
PT. BIBU Panji Sakit umumkan kerjasama pembangunan Bandara Bali Utara dengan ChangYe Construction Group, Co. Ltd, perusahaan konstruksi asal China pada 8 November 2024 di Kantor KBRI Beijing. 

Pj Gubernur Mahendra Jaya sebelumnya mengaku belum mendapat kabar mengenai kerjasama PT Bibu dengan investor China soal proyek Bandara Bali Utara. “Saya belum tahu. Kami belum mendapat penjelasan,” kata Mahendra.

Panglingsir Puri Agung Buleleng, Anak Agung Ngurah Ugrasena mengungkapkan rasa syukur atas terwujudnya MoU ini. “Kami sangat terharu dengan pernyataan Bapak Presiden yang memenuhi janjinya kepada para penglingsir dan masyarakat Bali Utara. Ini adalah awal yang baik untuk memulai pembangunan yang sudah lama dinantikan," ujar dia.

PT BIBU Panji Sakti secara resmi menandatangani MoU dengan ChangYe Construction Group pada 8 November 2024 di Kantor KBRI Beijing. Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Elizani T.X. Nadia Sumampouw, Minister Counsellor KBRI Beijing, yang mewakili Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok.

“Kami sangat tertarik dengan proyek Bandara Internasional Bali Utara yang digagas oleh PT Bibu Panji Sakti. Selain gaungnya mendunia, proyek ini juga mengadopsi keseimbangan antara alam, manusia, dan Tuhan, serta tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal. Ini adalah konsep bandara yang sangat unik," ungkap President Director ChangYe Construction Group, Yu Xueze.  (sup/sar)

 

Proyek Tetap di Atas Laut 

Direktur Utama PT Bibu, Irwanto Aditmoko mengungkapkan, pembangunan Bandara Bali Utara akan dilakukan di atas laut di kawasan Kubutambahan, Buleleng, sesuai dengan konsep awal. "Konsep awal tidak ada yang berubah. Bandara kami yang di laut, bukan yang di mana-mana. Bukan yang di Sumberklampok, bukan yang di darat. Kami adalah pemrakarsa Bandara Bali Utara di Kubutambahan di laut," paparnya.

Ia menjelaskan inisiatif pembangunan bandara ini telah diajukan oleh PT Bibu selama sembilan tahun terakhir saat masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. "Kami sudah sembilan tahun mengusulkan kepada pemerintah dari zaman Pak Jokowi sampai sekarang. Kami tetap konsisten mengajukan ini karena ini memang kebutuhan. Hasil studi itu menunjukkan bahwa Bandara Ngurah Rai itu sudah tidak cukup. Tahun baru kemarin para turis-turis turun di tengah jalan cari koper karena macet ya kan," ujar Irwanto.

Terkait dengan izin dari Pemerintah Pusat, Irwanto menyatakan bahwa sudah ada komitmen yang jelas. Ia mengatakan, proyek ini sempat tertunda karena adanya kendala pada tahun lalu karena terkait dengan masalah politik. "Ya sudah ada komitmen. Ini ada bobot politik sedikitlah, tapi sekarang sudah selesai, semua sudah welcome, semua sudah punya pemikiran yang sama," ungkapnya.

Irwanto mengatakan, pihaknya sedang menunggu arahan dari Prabowo Subianto untuk melakukan peletakan batu pertama atau ground breaking. "Saya tunggu waktunya Pak Presiden, beliau sekarang kan sedang lawatan ke luar negeri. Tinggal tunggu waktu beliau, kapan beliau ada waktu akan groundbreaking segera nanti pada waktunya," ujarnya.

Ia menyampaikan keyakinannya terhadap kerja sama ini. Dengan keberhasilan ini, PT Bibu ingin mewujudkan pembangunan bandara yang diharapkan bisa menjadi pendorong ekonomi baru serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali. “Dengan dukungan dari pemerintah dan sinergi yang terjalin, kami optimis proyek ini akan segera terwujud. Ini adalah langkah konkret menuju realisasi mimpi masyarakat Bali Utara," kata Erwanto. (sup/sar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved