Pilkada Bali
Hadir di Acara Sikat, Cagub Wayan Koster Terbesit Bangun Institut Adat Bali
Calon Gubernur Bali, Wayan Koster berencana membangun Institut Adat Bali. Institut ini dinilai perlu untuk mewadahi
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dikatakan jika berkaitan dengan seni dan budaya secara umum sudah ada Institut Seni Indonesia (ISI).
Sedangkan berkaitan dengan adat istiadat, tradisi dan kearifan lokal, menurutnya harus dilembagakan melalui pendidikan tinggi.
"Dia akan menjadi sesuatu yang menarik. Satu-satunya di dunia saya kira. Tidak ada tempat lain yang seperti itu. Saya akan membangun itu, Pemerintah Provinsi Bali yang akan membangun. Jadi perguruan tingginya milik Pemprov Bali," tegasnya.
Menurut Koster institut ini penting. Sebab adat, tradisi dan kearifan lokal merupakan unsur yang berbeda dengan seni.
Sehingga untuk pelestarian adat istiadat, tradisi, dan kearifan lokal, selain melalui pendidikan dasar seperti pasraman maupun pendidikan umum dasar dan menengah, di tingkat tinggi juga perlu.
"Ini menjadi lembaga permanen untuk menjaga adat istiadat tradisi dan kearifan lokal budaya di Bali," jelasnya.
Koster menambahkan, pada institut ini belajar tentang banyak hal. Mulai dari desa adat, ekonomi adat, keuangan adat, aturan adat.
"Adat itu kan banyak. Karena desa adat merupakan pemerintahan terkecil. Dia punya wilayah, punya warga, punya cara berpemerintahan, legislatifnya, yudikatifnya, ada lembaga keuangannya berupa LPD, sekarang ada lembaga ekonomi riilnya, ada awig-awig, ada perarem," sebutnya.
Lantas disinggung mengenai lulusan Institut Adat Bali, menurut cagub petahana ini lulusan bisa menjadi pemimpin adat di Bali, maupun pelaku usaha ekonomi adat. Salah satunya mengembankan LPD.
Sedangkan disinggung terkait upaya mengembalikan naskah-naskah ke Gedong Kirtya, menurut Koster apabila Buleleng telah memiliki fasilitas yang memadahi dan memastikan naskah terawat dengan baik, maka seluruh naskah bisa dipindah.
Baik yang ditempatkan di Pusdok maupun di negara lain.
"Di undang-undang ada namanya repatriasi. Kalau kita sudah punya fasilitas lengkap, gubernur bisa langsung menindaklanjuti," ucapnya.
Sementara Cawabup Buleleng, Gede Supriatna ihwal pembangunan Institut Adat Bali, menilai secara pribadi lebih baik mengoptimalkan pasraman-pasraman di Buleleng.
Karenanya hal inilah yang akan dibangun ke depan, di setiap kecamatan apabila ia terpilih sebagai Wakil Bupati nantinya.
"Dan saya harapkan yang mengelola pasraman itu dari Yowana. Itu menurut saya lebih bagus. Sebab kita di Buleleng, untuk membangun institut itu membutuhkan hal-hal yang perlu dipenuhi secara persyaratan," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.