Pohon Tumbang di Bali
25 Pohon Tumbang di Buleleng, Timpa Pura Prajapati hingga Freezer Jenazah
Peristiwa pohon tumbang mendominasi kejadian bencana di wilayah Kabupaten Buleleng, sebagai dampak cuaca ekstrem.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
25 Pohon Tumbang di Buleleng, Timpa Pura Prajapati hingga Freezer Jenazah
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Peristiwa pohon tumbang mendominasi kejadian bencana di wilayah Kabupaten Buleleng, sebagai dampak cuaca ekstrem.
Tercatat dalam 10 hari terakhir, setidaknya sudah ada 25 peristiwa pohon tumbang yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Buleleng, I Gusti Bagus Rony Ariyana saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.
Baca juga: Korban Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud Bali: Dikabarkan 1 WNA Meninggal, Lainnya Luka-luka
Dia mengatakan sejak 1 hingga 10 Desember 2024, tercatat ada 49 kejadian bencana.
Di mana jenis bencana didominasi peristiwa pohon tumbang dengan 25 kejadian.
"Yang terbaru ada tiga kejadian pohon tumbang. Seluruhnya berlokasi di Kecamatan Sukasada, yakni di Desa Panji, Desa Selat, dan Lingkungan Lumbanan," ungkapnya Selasa (10/12/2024).
Rony mengatakan dari berbagai kejadian pohon tumbang itu, ada yang menimpa bangunan di wilayah pura.
Baca juga: Korban Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud Bali: Dikabarkan 1 WNA Meninggal, Lainnya Luka-luka
Seperti yang terjadi di Desa Madenan pada 2 Desember 2024.
Pohon tumbang menimpa bale gong Pura Prajapati dan adapula yang menimpa tempat penyimpanan freezer jenazah.
"Kerugian yang ditimbulkan cukup besar. Estimasinya masing-masing Rp 50 juta. Selain itu adapula peristiwa pohon tumbang yang menimpa bangunan rumah berukuran 6x5 meter pada Senin (9/12/2024) kemarin."
"Lokasinya di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt. Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 15 juta," ujarnya.
Baca juga: Mayoritas Bencana di Bali November 2024, Didominasi Pohon Tumbang dan Longsor
Tak hanya pohon tumbang, BPBD juga mencatat adanya peristiwa banjir dan tanah longsor masing-masing 4 kejadian, serta kerusakan infrastruktur lainnya sebanyak 16 kejadian.
"Kerusakan infrastruktur lainnya ini berupa tembok rumah jebol, bak penampungan air jebol, senderan jebol, senderan dan penyengker jebol, atap rumah jebol, jalan jebol," ucapnya.
Rony tak memungkiri angka kejadian bencana pada 10 hari terakhir di bulan Desember ini, merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun 2024.
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah bencana ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang dipengaruhi fenomena La Nina.
Baca juga: BPBD Bali Catatkan Bencana Alam Pada November 2024, Didominasi Pohon Tumbang dan Longsor
"Beberapa wilayah seperti di Kecamatan Busungbiu, Banjar, Sukasada, dan Tejakula mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi yang bahkan melebihi ambang batas normal. Wilayah-wilayah tersebut menjadi zona yang harus diwaspadai terhadap potensi banjir dan tanah longsor," jelasnya.
Rony mengatakan, sesuai prakiraan cuaca dari BMKG, cuaca ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga pertengahan Januari 2025.
Kendati intensitas hujan diperkirakan sedikit menurun pada akhir Desember, namun peluang terjadinya hujan dengan intensitas tinggi masih bisa saja terjadi.
Untuk mengantisipasi risiko bencana yang lebih besar, BPBD Buleleng bersama instansi terkait telah melakukan berbagai langkah pencegahan.
Meliputi sosialisasi kepada masyarakat, pemangkasan pohon di jalur rawan, serta menyiagakan personel dan peralatan penanggulangan bencana.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan menghindari aktivitas di lokasi rawan bencana saat hujan deras," ucapnya. (*)
Berita lainnya di Pohon Tumbang di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.