bisnis

Rupiah Sentuh Rp16.009 Per Dolar AS, Kurs Ditutup di Level Paling Lemah, Terburuk Sejak Agustus 2024

Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia melemah. Di mana, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,48%.

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
UANG PECAHAN - Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Jakarta, beberapa waktu lalu.  

TRIBUN-BALI.COM  - Nilai tukar rupiah tembus ke atas level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dan menyentuh level paling lemah sejak awal Agustus 2024 atau dalam lebih dari tiga bulan terakhir. Jumat (13/12), rupiah spot ditutup di posisi Rp 16.009 per dolar AS

Alhasil, rupiah melemah 0,4 persen dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.945 per dolar AS. Ini jadi level terburuk rupiah sejak 7 Agustus 2024.

Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia melemah. Di mana, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,48%.

Selanjutnya, peso Filipina yang  sudah ditutup ambles 0,4?n ringgit Malaysia yang tertekan 0,39%. Disusul, won Korea Selatan yang sudah ditutup terdepresiasi 0,23%. Berikutnya, yen Jepang yang tergelincir 0,13?n yuan China yang turun 0,12%. Lalu ada dolar Singapura yang melemah 0,09%.

Baca juga: 2,8 Juta Orang Bakal Masuk Bali, Jumlah Wisatawan Diprediksi Meningkat Drastis!

Baca juga: TRAGEDI Maut Tebing Setinggi 30 Meter Longsor di Desa Sebudi Karangasem, Satu Buruh Meninggal Dunia!

Sementara itu, rupee India menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah naik 0,07%. Diikuti, dolar Hongkong yang terkerek 0,01%. Kemudian, dolar Tawain terlihat ditutup menguat tipis 0,003% terhadap the greenback pada hari ini.

Pelemahan nilai tukar hampir merata di kawasan Asia. Menurut data Bloomberg, hanya rupee India yang siang ini tercatat menguat tipis 0,02% terhadap the greenback. Sementara mata uang lain melemah.

Rupiah mencatat pelemahan paling dalam terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah disusul oleh ringgit Malaysia, baht Thailand, peso Filipina, yen Jepang, won Korea, yuan China, dolar Singapura, dolar Taiwan, dan dolar Hong Kong.

Dalam sepekan ini, tiga mata uang Asia melemah lebih dari 1%. Ketiga mata uang adalah yen yang melemah 1,94% sepekan, peso Filipina dengan pelemahan 1,15% sepekan, dan rupiah dengan pelemahan 1,01% sepekan.

Di sisi sebaliknya, dolar AS menunjukkan keperkasaan dalam sepekan terakhir. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar doalr AS terhadap mata uang utama dunia menguat dalam enam hari perdagangan berturut-turut. 

Siang ini (kemarin), indeks dolar menguat 0,13?lam sehari ke 107,10. Dalam enam hari perdagangan, indeks dolar menguat 1,31%.

Analis Monex Investindo Futures Putu Pransuamitra mengatakan, belum ada sentimen besar yang menggerakkan rupiah secara signifikan setelah rilis data inflasi AS.

“Hampir dapat dipastikan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps, tetapi dot plot lebih penting bagi pasar,” kata dia seperti dikutip Bloomberg.

Di pasar saham, dana asing mencatat net sell atau jual bersih hingga Rp 2,18 triliun di perdagangan kemarin. Lebih dari separuh merupakan penjualan di saham perbankan. (kontan)

BI Intervensi Agresif

Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi agresif di pasar untuk menahan penurunan rupiah saat mata uang tersebut menembus level psikologis Rp 16.000 terhadap dolar AS. 

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved