bisnis

Harga Kopi Sentuh Rekor Tertinggi 50 Tahun, Kekeringan Parah & Curah Hujan Tinggi Jadi Sebab!

Dengan kurs rupiah per dollar AS sebesar Rp 16.000 artinya harga kopi di pasar dunia saat ini mencapai Rp 121.280/ kilogram.

Pixabay
ILUSTRASI Kopi - Harga kopi dunia mencatat rekor tertinggi dalam hampir lima dekade terakhir akibat musim tanam yang sulit di beberapa wilayah produsen utama. 

TRIBUN-BALI.COM -  Harga kopi dunia mencatat rekor tertinggi dalam hampir lima dekade terakhir akibat musim tanam yang sulit di beberapa wilayah produsen utama.

Di Brasil, sebagai produsen kopi terbesar dunia yang memasok sekitar 39 persen kebutuhan global, kekeringan parah diikuti curah hujan tinggi menyebabkan gangguan pada produksi. Harga kopi Arabika mentah melonjak hingga US$ 3,44 per pon pada pekan ini.

Harga ini melewati rekor sebelumnya sebesar US$ 3,35/pon yang tercatat pada 1977. Sebagai gambaran 1 pon sama dengan 0,45 kg sehingga dengan harga US$ 3,44 per pon setara US$ 7,58 / kilogram.  

Dengan kurs rupiah per dollar AS sebesar Rp 16.000 artinya harga kopi di pasar dunia saat ini mencapai Rp 121.280/ kilogram.

Baca juga: PESONA Hutan Bambu di Penglipuran Bangli, Pemecah Over Wisatawan dan Obyek Edukasi 

Baca juga: TARGET Rp1,5 T Bapenda Optimistis Tercapai Tahun Depan, Tahun 2024 Pendapatan Pajak Daerah Rp 1,29 T

ILUSTRASI Kopi - Harga kopi dunia mencatat rekor tertinggi dalam hampir lima dekade terakhir akibat musim tanam yang sulit di beberapa wilayah produsen utama.
ILUSTRASI Kopi - Harga kopi dunia mencatat rekor tertinggi dalam hampir lima dekade terakhir akibat musim tanam yang sulit di beberapa wilayah produsen utama. (Pixabay)

Kenaikan harga kopi global yang mencapai lebih dari 83 persen sepanjang tahun 2024 memicu kekhawatiran atas hasil panen tahun depan. Perusahaan perdagangan kopi Volcafe bahkan memangkas proyeksi produksi untuk musim 2025-2026 sebanyak 25% menjadi 34,4 juta kantong kopi Arabika.  

Tak hanya Brasil, Vietnam, produsen kopi terbesar kedua dunia, juga menghadapi kendala serupa. Kekeringan di awal musim panas melumpuhkan sebagian besar hasil panennya.

Meski demikian, investasi besar-besaran dilakukan untuk memulihkan produksi. “Petani di Vietnam memilih menahan stok kopi mereka, berharap harga akan terus naik,” ujar laporan dari USDA Foreign Agriculture Service.  

Lonjakan harga kopi mulai dirasakan oleh konsumen. Para produsen besar, seperti Nestlé dan Lavazza, yang sebelumnya menyerap kenaikan biaya bahan baku, kini berada di ambang menaikkan harga.

“Perusahaan seperti Nestlé dan Douwe Egberts mungkin akan menaikkan harga di supermarket pada kuartal pertama 2025,” kata Vinh Nguyen, CEO Tuan Loc Commodities.  

Lavazza, produsen kopi asal Italia, menyatakan telah berupaya keras mempertahankan harga agar tetap terjangkau, tetapi lonjakan biaya bahan baku akhirnya memaksa mereka melakukan penyesuaian.  

“Kualitas tetap menjadi prioritas utama kami. Namun, tingginya biaya memaksa kami untuk menyesuaikan harga,” ungkap juru bicara Lavazza.  

Selain masalah cuaca ekstrem, popularitas kopi yang terus meningkat, terutama di China, turut memperburuk krisis pasokan. Konsumsi kopi di negara tersebut lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir akibat perubahan gaya hidup dan tekanan pekerjaan. 

“Permintaan tetap tinggi, sementara stok yang dimiliki produsen dan roaster berada di level terendah,” kata Fernanda Okada, analis harga kopi di S&P Global Commodity Insights.  

Para ahli memperkirakan tren kenaikan harga kopi akan berlangsung selama beberapa tahun ke depan, hingga pasokan kembali stabil. David Oxley, ekonom di Capital Economics, menambahkan, “Harga kopi hanya akan turun jika produksi membaik dan stok terisi kembali, tetapi proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun.”  

Dengan harga kopi Arabika menyentuh puncak tertinggi dalam 50 tahun, para penikmat kopi harus bersiap menghadapi kenaikan harga pada 2025.

Tidak hanya itu, ukuran kemasan juga diprediksi akan diperkecil untuk mengimbangi tingginya biaya produksi.

Berdasarkan laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2024/2025 diproyeksikan sebesar 4,8 juta kantong atau meningkat dari periode 2020/2021 sebesar 4,45 juta kantong yang didorong oleh stabilitas ekonomi yang terus membaik terutama di sektor makanan dan minuman, permotelan, serta sektor terkait lainnya yang mendukung pertumbuhan konsumsi kopi. (kontan)  

 

 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved