Bencana Alam di Bali
Awal Desember Banjir & Tanah Longsor di Bali, Ini Sebab Bencana Alam Marak Terjadi Saat Musim Hujan
Curah hujan yang tinggi belakangan ini di Bali, membuat kejadian banjir dan tanah longsor kerap kali terjadi di awal Bulan Desember 2024.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Curah hujan yang tinggi belakangan ini di Bali, membuat kejadian banjir dan tanah longsor kerap kali terjadi di awal Bulan Desember 2024.
Terdapat beberapa faktor penyebab, terjadinya bencana di musim penghujan ini. Di antaranya setiap hujan terjadi luapan air yang cukup padat, sehingga volume air yang turun dari langit melebihi batas normal.
Hal tersebut diungkapkan, Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain selaku Pengamat Tata Ruang Perkotaan.
Sementara di perkotaan terjadi pembangunan yang lebih luas, bangunannya daripada halaman terbuka walaupun sudah diatur di dalam perizinan.
Tetapi biasanya pembangunan terus berkembang, sehingga ruang terbuka pun semakin sempit.
Baca juga: REM Blong Sebabkan 1 Keluarga Kecelakaan di Kaliasem, Istri Tewas, Prapto & 2 Anak Dilarikan ke RS
Baca juga: Anggaran Pendidikan Naik Rp 146 Miliar, Denpasar Masih Kekurangan 315 Guru

“Artinya dari 100 persen halaman, yang mestinya kita idealnya menyiapkan 40 persen ruang terbuka atau 30 persen setidaknya, dia masih tersisa mungkin 20-15 persen.
Dan ketika kita lihat itu, sisa itu biasanya juga lebih banyak diperkeras menggunakan lapisan semen, beton, atau paving.
Sehingga dengan demikian, tanah di perumahan itu tidak mampu menyerap, dan dari ratusan atau ribuan rumah yang tumbuh di sekitar satu wilayah, itu melempar airnya keluar dari rumah,” jelasnya pada, Selasa 17 Desember 2024.
Sehingga air hujan tak bisa masuk ke selokan, dan akhirnya menumpuk tergenang di jalanan yang rendah serta membuat banjir.
Belum lagi alih fungsi lahan persawahan atau tegalan, yang berada di pinggir sungai maupun danau dimanfaatkan untuk kepentingan penunjang pariwisata sampai ke perumahan.
Belum lagi irigasi sawah atau sumber air, untuk sawah dan drainase di Bali dalam aliran air di Kota dan irigasi sawah dijadikan satu.
Sehingga air sawah yang melipah diirigasi persawahan itu membebani saluran drainase kota, dan membuat debit air meningkat.
“Kita siap membangun pemukimannya atau perumahan atau hotel atau yang lain-lain tapi tidak siap terkadang untuk memikirkan lingkungan sekitarnya.
Sehingga air yang mencari jalan sendiri, jadi jalan sendiri kalau tidak jebol tembok, bobol kalau tidak di ketinggian tergerus tanahnya menjadikan dia longsor dan lain-lain,” bebernya.
Dan sialnya, begitu air sawah melipah di sekitar pinggiran kota, begitu menyerap sampah-sampah masuk ke saluran-saluran air, akan membuat selokan mampet dan jalan air menjadi macet dan terjadilah banjir.
POHON Perindang Potensi Tumbang Ditebang, BPBD Jembrana Lakukan Pendataan Sepanjang Jalur Nasional |
![]() |
---|
AMBRUK Dapur Milik Sumadia Saat Hujan Deras! Senderan Jalan Nasional di Jembrana Jebol |
![]() |
---|
TEWAS Sutriadnyani & Anaknya Terseret Arus Sungai, Hujan Deras Debit Air Sungai Seraya Meluap! |
![]() |
---|
LONGSOR Dipicu Hujan Deras di Karangasem, Akses Jalan Terputus dan Warga Mengungsi |
![]() |
---|
WASPADA! BPBD Gianyar Minta Atensi Aktivitas di Laut, Tinggi Gelombang Diprediksi Capai 4 Meter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.