Bencana Alam di Bali
BPBD Bali Rilis Dampak Cuaca Ekstrem, 5 Korban Jiwa dan Kerugian 1 M, Tembok SMP 2 Dawan Ambruk
Meskipun hujan deras masih mengguyur, tim melakukan pembersihan material agar tidak sampai mengganggu lalu lintas.
PLN Bentuk Tim Khusus
Sementara itu, PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Utara membentuk tim khusus penanganan bencana.
Upaya ini sebagai langkah mengantisipasi terjadinya dampak bencana, yang berimbas pada pasokan listrik ke pelanggan.
Hal tersebut diungkapkan Manajer PLN UP3 Bali Utara, Elashinta. Dikatakan dia, terkait mitigasi bencana, pihaknya sudah melakukan pemetaan berdasarkan data dari BPBD.
“Kami ambil datanya dari sana (BPBD) dan kami sudah koordinasi dengan BPBD Buleleng dan Jembrana, sesuai wilayah layanan PLN UP3 Bali Utara,” ucapnya Senin 16 Desember 2024.
Selain itu, sejak bulan Oktober 2024 pihaknya telah membentuk tim siaga kerawanan bencana.
Tim khusus ini dibagi dalam 12 posko, dengan total personel organik PLN ada 38 orang, sedangkan tenaga pelayanan teknik (Yantek) sebanyak ada 148 orang.
“Mereka bertugas secara shift. Setiap shift ada 17 regu yang bertugas,” sebutnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan tim mitra kerja, material, dan peralatan pendukung termasuk kendaraan operasional. Selain itu juga telah membuat basic komunikasi secara internal dengan stakeholder terkait.
“Jadi ketika ada bencana, tindaklanjutnya kita lakukan sesuai basic komunikasi yang telah kita susun. Kita sudah ada grupnya, sehingga bisa kita tindaklanjuti sesuai dengan SOP yang berlaku,” ujarnya.
Elashinta menambahkan, seluruh upaya ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan listrik pelanggan selalu on, saat terjadi bencana.
Diakui pula kendati ada dampak bencana saat cuaca ekstrem, namun masih bisa diantisipasi.
“Sejauh ini kita bisa antisipasi dengan cukup baik,” imbuhnya.
Sementara Asisten Manajer Jaringan PLN UP 3 Bali Utara, I Wayan Novidi Putra menambahkan, 12 Posko Siaga Kelistrikan itu tersebar di dua Kabupaten, yang menjadi wilayah layanan UP 3 Bali Utara.
Yakni Kabupaten Jembrana dan Buleleng. Untuk di Kabupaten Jembrana, ungkapnya, total ada 5 posko.
3 posko di antaranya ada di Unit Layanan Pelanggan (ULP) Negara dan 3 posko di ULP Gilimanuk.
“Ada 1 posko di ULP Gilimanuk ada di wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Karena Kecamatan Gerokgak masuk ULP Gilimanuk,” ucapnya.
Selanjutnya di ULP Seririt ada 4 posko, ULP Singaraja ada 1 posko dengan 4 tim, dan ULP Tejakula ada 2 posko. “ULP Tejakula ini mencakup Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Tejakula. Jadi masing-masing kecamatan itu ada 1 posko,” tandasnya. (mit/zae/sar/mer)
Perkiraan Cuaca Hitungan Jam di Kawasan Wisata
Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya terus memperkuat kolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI untuk memastikan mitigasi bencana dan kenyamanan iklim pariwisata di Bali, khususnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Hal ini disampaikan saat Pj Gubernur Mahendra Jaya menerima kunjungan Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, beserta jajarannya di Jayasabha, Denpasar, pada Minggu 15 Desember 2024.
Menurut Mahendra Jaya, penyampaian informasi cuaca sangat penting, terutama dengan tingginya curah hujan di Bali dalam beberapa hari terakhir.
“Kita berupaya mensosialisasikan informasi, perkiraan cuaca, hingga potensi risiko bencana agar masyarakat semakin mengetahui kondisi terkini. Dengan adanya peringatan ini, masyarakat akan lebih waspada,” kata Mahendra Jaya seusai menerima paparan terkait kondisi dan perkiraan cuaca di Bali.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025, yang diperkirakan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, Mahendra Jaya menyampaikan bahwa pihaknya berupaya mencegah kejadian yang tidak diinginkan serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan yang berlibur di Bali.
Mahendra Jaya juga mengapresiasi langkah BMKG dalam memberikan informasi cuaca di Bali melalui aplikasi seperti Info BMKG, yang menyajikan data cuaca, iklim, kualitas udara, dan gempa bumi, serta Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) untuk informasi cuaca maritim.
Aplikasi ini sangat membantu dalam mengurangi risiko kecelakaan, terutama bagi para nelayan.
“Kami akan sosialisasikan lebih masif agar masyarakat dapat terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi yang diperbarui secara berkala. Bahkan, peringatan dini akan disampaikan sepekan sebelumnya dan diulang tiga hari hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem. Ini sangat penting,” ujar Mahendra Jaya.
Ia juga menekankan pentingnya perkiraan cuaca bagi wisatawan untuk menjadwalkan rute dan waktu kunjungan mereka ke objek wisata di Bali.
“Saya minta Kadis (Kepal Dinas) Pariwisata dan Kalaksa BPBD Bali untuk segera menindaklanjuti hal tersebut. Kami juga akan mengumpulkan camat dan desa wisata untuk mensosialisasikan hal ini,” imbuh birokrat asal Temesi, Kabupaten Gianyar, tersebut.
Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
Fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan cold surge (seruakan udara dingin) turut memengaruhi tingginya curah hujan dan gelombang di perairan Bali.
“Dari sejumlah faktor tersebut, hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi berpotensi menimbulkan bencana seperti tanah longsor atau banjir jika tidak dimitigasi dengan baik. Hampir seluruh wilayah Bali akan terdampak oleh La Nina yang membawa angin basah ini,” jelas Dwikorita.
Untuk mendukung pelaku perjalanan atau wisatawan yang sedang merencanakan liburan ke Bali, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan informasi cuaca di jalur perjalanan, bandara, pelabuhan, hingga penyeberangan.
“Peringatan dini akan disampaikan hingga ke tingkat kecamatan, lengkap dengan waktu dan durasinya, sehingga wisatawan dapat mengatur waktu dan beradaptasi dengan cuaca,” jelas Dwikorita.
Pada pertemuan tersebut juga dihadiri Asisten I Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin, Kepala Satpol PP Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Rai Dharmadi, dan Kepala Bappeda Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra.
Mahendra Jaya, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Kami terus memantau situasi dan memastikan koordinasi dengan BMKG berjalan lancar. Masyarakat diharapkan tetap tenang, namun siaga. Informasi cuaca harus dipantau secara berkala agar langkah mitigasi dapat diambil tepat waktu,” tuturnya.(sar)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.