Gajah Bali Zoo Hanyut

SELAMAT Jalan Moly, Bangkai Gajah Dievakuasi ke Bali Zoo, Ratusan Warga Ikut Doakan di TKP

Kabar sedih nan miris terdengar dari Gianyar, usai seekor gajah hanyut dan ditemukan mati di Sungai Ceng-ceng, Gianyar.

ISTIMEWA
Moly saat masih hidup (kiri) dan ditemukan mati (kanan) usai hanyut terbawa arus sungai. 

TRIBUN-BALI.COM - Kabar sedih nan miris terdengar dari Gianyar, usai seekor gajah hanyut dan ditemukan mati di Sungai Ceng-ceng, Gianyar

Moly, gajah betina berusia 32 tahun mati dan terdampar di atas bebatuan di Gianyar. Usai penemuan bangkai Moly ini, ratusan warga silih berganti datang ke TKP untuk melihat. 

"Beberapa warga juga memberikan ucapan selamat jalan, dan turut mendoakan agar Moly tenang di alam sana," jelas Komang Agus, saat melihat ke TKP. 

Baca juga: Kronologi Molly Gajah Bali Zoo Terseret Arus, Fiorentina Berhasil Selamat Sebrangi Sungai

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan Tunggal di Buleleng Timpa 1 Keluarga, Naas Sang Ibu Harus Berpulang

Sempat viral karena hanyut, kini gajah Bali Zoo ditemukan tewas di sungai kawasan Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa 17 Desember 2024.
Sempat viral karena hanyut, kini gajah Bali Zoo ditemukan tewas di sungai kawasan Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa 17 Desember 2024. (ISTIMEWA)

Moly diketahui merupakan hewan milik Bali Zoo. Dan proses evakuasi Moly dilakukan untuk kembali dibawa ke Bali Zoo, sehingga bisa dikuburkan dengan layak. 

Hanya saja memang proses evakuasi terbilang cukup sulit, karena Moly memiliki berat yang tentu saja tidak biasa yaitu 2,5 ton alias 2.500 Kg. 

Bali Zoo pun, saat ini masih mengusahakan mengevakuasi gajah Moly untuk dibawa ke area Bali Zoo dan dilakukan penguburan. 

Pihak Bali Zoo saat masih menjajaki kemungkinan alat berat, dapat memasuki area atau lokasi keberadaan bangkai gajah Moly yang ditemukan mati akibat terseret arus.

“Kami sedang mengupayakan agar proses evakuasi Moly dapat berlangsung hari ini. Saat ini, tim kami fokus pada tahap pembukaan akses jalan menuju lokasi,” ujar Public Relations Bali Zoo, Emma Chandra, Selasa 17 Desember 2024. 

“Setelah akses terbuka, kami akan melanjutkan dengan proses pengangkatan Moly. Waktu pelaksanaan akan kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan serta situasi cuaca terkini,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Ratna Hendratmoko, menyampaikan rasa prihatin mendalam atas kejadian ini. 

“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh bersama Bali Zoo terkait prosedur keselamatan dan mitigasi resiko. Tujuan utama adalah memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” kata Hendratmoko.

Ia menambahkan, BKSDA Bali berkomitmen terus melakukan pengawasan terhadap pengelolaan satwa pada beberapa lembaga konservasi yang berada di Provinsi Bali, terutama memastikan kesejahteraan satwa dan mitigasi kecelakaan satwa

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan, dalam menghadapi kondisi alam yang tidak terduga. 

“Kejadian ini harus benar-benar menjadi pembelajaran kita semua, kami sangat sedih dan terpukul,” ucap Ratna Hendratmoko.

Sebelumnya pada hari Senin 16 Desember 2024 kemarin, Balai KSDA Bali mendapat laporan terkait gajah betina bernama Moly  yang terseret arus di kawasan Bali Zoo

Kejadian ini terjadi pada pukul 15.30 WITA, ketika Moly dan Fiorentina (gajah betina 32 tahun) dipandu oleh mahout (pawang gajah) untuk kembali ke holding area setelah menjalani kegiatan sosialisasi rutin. 

Program ini merupakan bagian dari perawatan harian di Bali Zoo, untuk memberikan stimulasi mental dan fisik guna menjaga kesejahteraan satwa.

Dalam perjalanan pulang, Moly dan Fiorentina melintasi sebuah sungai yang biasanya memiliki arus tenang. 

Namun, hujan deras yang turun secara mendadak menyebabkan debit air meningkat drastis, menciptakan arus deras yang membuat Moly kehilangan keseimbangan hingga terseret arus, dilaporkan bahwa gajah Fiorentina berhasil menyeberangi sungai dan selamat.

Sejak kejadian, BKSDA Bali berkoordinasi dengan Bali Zoo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar untuk melakukan pencarian intensif. 

Fokus pencarian diarahkan ke sepanjang aliran sungai dan wilayah sekitarnya. Pencarian dilakukan hingga pukul 21.30 WITA pada Senin malam namun terpaksa dihentikan karena cuaca yang tidak mendukung.

Dengan sangat menyesal, pada hari Selasa pagi, 17 Desember 2024, pukul 06.30 WITA, gajah Moly ditemukan dalam keadaan mati di sungai Ceng-Ceng di Banjar Apuan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, sekitar 2,8 Km mengikuti alur sungai dari lokasi awal kejadian oleh masyarakat. 

Penemuan ini menutup upaya pencarian yang dilakukan secara maksimal oleh seluruh pihak.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved