Berita Gianyar

Gianyar Waspadai Virus ASF, Pasca 32 Provinsi di Indonesia Terserang ASF

Virus Afrika atau kerap disebut ASF kembali menyerang Tanah Air. Sudah hampir 32 provinsi di Indonesia yang diserang virus, yang berbahaya bagi hewan

ISTIMEWA
Ilustrasi babi - Gianyar Waspadai Virus ASF, Pasca 32 Provinsi di Indonesia Terserang ASF 

Gianyar Waspadai Virus ASF, Pasca 32 Provinsi di Indonesia Terserang ASF

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Virus Afrika atau kerap disebut ASF kembali menyerang Tanah Air.

Sudah hampir 32 provinsi di Indonesia yang diserang virus, yang berbahaya bagi hewan ternak tersebut.

Baca juga: Ratusan Babi Mati Mendadak di Karangasem, Satu Sampel Positif ASF

Kabupaten Gianyar, Bali pun tidak mau kejadian seperti tahun 2020 silam.

Kala itu, ada ribuan babi mati, bahkan peternak banyak yang bangkrut.

Selain berdampak besar pada ekonomi, kondisi tersebut juga berdampak buruk pada lingkungan.

Baca juga: Dinas PKP Keluarkan SE Soal Dugaan ASF

Sebab kala itu, para peternak kewalahan menangani babinya yang mati, sehingga tak sedikit yang membuang bangkai babinya ke sungai. 

Kabid Keswan Distanak Gianyar, Made Santiarka, Jumat (20/12/2024) membenarkan bahwa dirinya saat ini tengah mewaspadai serangan virus ASF

Kata dia, sebenarnya kewaspadaan ketat terhadap virus ASF ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu.

Baca juga: Puluhan Babi Warga Mati, Diduga Terjangkit Virus ASF

Bentuk kewaspadaan ini dilakukan dengan memastikan peternak menjaga kebersihan kandang dan tidak sembarang dalam membeli pakan ternak.

"Seluruh lalulintas aktivitas ternak, pakan, manusia, obat dan ternak baru diawasi ketat. Jadi orang dan barang diawasi ketat, itu yang sudah kami lakukan sejak 2020," jelas Santiarka.

Santiarka mengatakan, peternak skala besar di Kabupaten Gianyar sudah memahami SOP berkait ternak ini.

Baca juga: Distan Ingatkan Peternak Pentingnya Biosecurity Tangkal ASF

Diapun melihat selama ini, peternak di Gianyar sangat serius dalam menjaga kesehatan kandang dan hewannya pasca ASF tahu 2020 lalu.

Dijelaskan bahwa Kabupaten Gianyar selama ini menjadi salah satu pemasok daging babi terbesar di Bali. 

Daging babi itu dikirim keluar daerah. Selain peternak besar, babi juga digemari sebagai 'celengan' oleh masyarakat.

Baca juga: Virus ASF pada Babi Hantui Warga Jelang Galungan, Ini yang Dilakukan Pemkab Badung

Mereka memelihara babi dalam skala kecil di belakang rumah, dijual saat Hari Raya Galungan.

 "Jadi kalau masuk kandang, orangnya harus disterilkan, pakaiannya steril, dan orang asing (luar) dilarang masuk, itu sudah dilakukan para peternak kita saat ini, sehingga produksi daging babi di Kabupaten Gianyar sangat digemari," jelasnya. 

Meski demikian, dirinya menyadari bahwa setiap tahun selalu ada peternak kecil baru.

Karena itu, dirinya pun selalu memberikan sosialisasi, agar mereka juga memahami SOP beternak babi.

Yakni, bagi peternak, kandang wajib bersih, orang yang masuk kandang dipastikan steril.

"Kalau ada babi baru, maka wajib diisolasi selama dua pekan, kalau ada babi mati wajib dilaporkan dan bangkainya harus dikubur," tegasnya.

Adapun populasi ternak babi di Kabupaten Gianyar, didominasi dua kecamatan, yakni Payangan dengan populasi 39.145 ekor dan Tegalalang 19.520 ekor.

Sedangkan di kecamatan lain rata-rata di bawah 10.000 ekor. Populasi keseluruhan sekitar 76.130 ekor dan kondisi ini terus fluktuatif, karena ada ternak yang datang dan pergi (dijual).

Disebutkan untuk perayaan Tahun Baru, kebutuhan daging babi masih tinggi, sehingga peternak babi di Gianyar konsisten memelihara babi, karena kebutuhan pasar cukup tinggi. (*)

 

Berita lainnya di Virus ASF

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved