Berita Gianyar

TRAUMA Ribuan Babi Mati di Gianyar, Begini Langkah Pemkab Atasi Virus ASF

TRAUMA Ribuan Babi Mati di Gianyar, Begini Langkah Pemkab Atasi Virus ASF

ISTIMEWA
Jelang hari raya Galungan, harga babi hidup di Denpasar naik. Kenaikan harga ini terjadi seiring naiknya permintaan babi yang dikirim ke luar pulau Bali.  Saat ini harga babi hidup di Denpasar Rp 50 ribu per kg. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Virus Afrika atau kerap disebut ASF yang menyerang babi kembali terjadi di Indonesia.

Sudah hampir 32 provinsi di Indonesia yang diserang virus, yang berbahaya bagi hewan ternak khusunya babi itu.

Kabupaten Gianyar pun tidak mau kejadian terulang seperti tahun 2020 silam saat virus ASF menyerang.

Baca juga: SELAMAT JALAN Iskak, Kecelakaan di Jembrana, Lagi Antri Kedukaan Malah Tewas di Jalur Tengkorak

Kala itu, ada ribuan babi mati, bahkan peternak banyak yang bangkrut.

Selain berdampak besar pada ekonomi, serangan virus ASF kala itu juga berdampak buruk pada lingkungan.

Sebab kala itu, para peternak kewalahan menangani babi yang mati, sehingga tak sedikit yang membuang bangkai babi ke sungai. 

Baca juga: SELAMAT JALAN Ketut, Tewas Tinggalkan Istri dan Balita di Jembrana, Video Call Sebelum Meninggal

Kabid Keswan Distannak Gianyar, Made Santiarka, Jumat 20 Desember 2024 membenarkan bahwa dirinya saat ini tengah mewaspadai serangan virus ASF.

Kata dia, sebenarnya kewaspadaan ketat terhadap virus ASF ini sudah sejak dilakukan sejak tahun 2020 lalu.

Bentuk kewaspadaan ini dilakukan dengan memastikan peternak menjaga kebersihan kandang dan tidak sembarang dalam membeli pakan ternak.

"Seluruh lalulintas aktivitas ternak, pakan, manusia, obat dan ternak baru diawasi ketat. Jadi orang dan barang diawasi ketat, itu yang sudah kami lakukan sejak 2020," jelas Santiarka.

Santiarka mengatakan, peternak skala besar di Kabupaten Gianyar sudah memahami SOP berkait ternak ini.

Diapun melihat selama ini, peternak di Gianyar sangat serius dalam menjaga kesehatan kandang dan hewannya pasca ASF tahu 2020 lalu.

Dijelaskan bahwa Kabupaten Gianyar selama ini menjadi salah satu pemasok daging babi terbesar di Bali.

Daging babi itu dikirim keluar daerah. Selain peternak besar, babi juga digemari sebagai 'celengan' oleh masyarakat. Mereka memelihara babi dalam skala kecil di belakang rumah, dijual saat Hari Raya Galungan.


 "Jadi kalau masuk kandang, orangnya harus disterilkan, pakaiannya steril, dan orang asing (luar) dilarang masuk, itu sudah dilakukan para peternak kita saat ini, sehingga produksi daging babi di Kabupaten Gianyar sangat digemari," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved