Berita Jembrana

MITIGASI Banjir Berkepanjangan, Pemerintah: Perbaikan Infrastruktur di Pengambengan Tak Membantu 

Ia berharap program mitigasi ini dapat dimasukkan ke dalam anggaran tahun 2026, mengingat anggaran APBD 2025 sudah selesai.

ISTIMEWA
Pemerintah saat menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana alam di Jembrana, Selasa 24 Desember 2024. 

TRIBUN-BALI.COM  - Bencana alam menerjang Kabupaten Jembrana, saat cuaca buruk hujan deras disertai angin beberapa hari belakangan ini.

Salah satunya adalah banjir yang melanda sejumlah titik, seperti di Banjar Pangkung Buluh dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.

Pemerintah mengakui meskipun upaya perbaikan infrastruktur, seperti drainase di Desa Pengambengan sudah dilakukan, banjir yang sering melanda wilayah ini tetap menjadi tantangan besar.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, menekankan pentingnya koordinasi dan langkah nyata dalam menghadapi bencana alam, terutama banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana.  

Nengah Tamba menyebut, bahwa stok sembako dan peralatan yang dibutuhkan untuk meringankan beban masyarakat telah disalurkan kepada warga yang terdampak.

"Kami telah melaksanakan rapat dengan seluruh jajaran terkait kebencanaan di setiap kecamatan. Hari ini, apa yang kita miliki, baik sembako maupun alat bantu, sudah kami salurkan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir," ujar Tamba, Selasa 24 Desember 2024.  

Baca juga: 2 Asisten di Pemkot Denpasar Pensiun Awal Januari 2025, Simak Beritanya Berikut Ini

Baca juga: LIBUR Nataru, BRI Buka Layanan Operasional Terbatas, Layani Kebutuhan Nasabah dengan Aman dan Lancar

Pemerintah saat menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana alam di Jembrana, Selasa 24 Desember 2024.
Pemerintah saat menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana alam di Jembrana, Selasa 24 Desember 2024. (ISTIMEWA)

Dia melanjutkan, pemerintah daerah telah mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh jajaran terkait, termasuk Sekda, Kadis PU, BPBD, serta kepala desa yang wilayahnya terdampak bencana.

Menurutnya, meskipun upaya perbaikan infrastruktur seperti drainase di Desa Pengambengan sudah dilakukan, banjir yang sering melanda wilayah ini tetap menjadi tantangan besar.

"Pengambengan memiliki kawasan rendah yang menjadi penampung hujan karena kiriman air dari utara, seperti sawah dan sungai.

Jika curah hujan mencapai 8 jam, wilayah ini berubah seperti danau. Kami harus lebih fokus pada intervensi untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi secara mendadak," terangnya. 

Politikus asal Desa Kaliakah ini juga menekankan pentingnya mitigasi bencana yang berkelanjutan di kawasan Pengambengan, yang merupakan salah satu kontribusi besar bagi Kabupaten Jembrana.

Ia berharap program mitigasi ini dapat dimasukkan ke dalam anggaran tahun 2026, mengingat anggaran APBD 2025 sudah selesai.

"Banjir yang terjadi di Pengambengan, yang bahkan bisa menyerupai danau dalam kondisi curah hujan tinggi, harus segera ditangani lebih serius.

Kami perlu melakukan intervensi lebih lanjut untuk menangani masalah ini, karena Pengambengan adalah daerah rendah yang sering menjadi penampung air dari aliran sungai dan sawah," ungkap Bupati Tamba.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi diprediksi akan terus berlangsung hingga Februari 2025.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved