Berita Denpasar

Pemkot Denpasar Bangun Rumah Singgah untuk Penyandang Disabilitas, Gunakan Anggaran Rp 4 Miliar

Jaya Negara menambahkan, di rumah singgah ini akan dilaksanakan program Denpasar Menyama Bagia.

Tribun Bali/Putu Supartika
Stand disabilitas di Denpasar Festival ke-17 - Pemkot Denpasar Bangun Rumah Singgah untuk Penyandang Disabilitas, Gunakan Anggaran Rp 4 Miliar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemkot Denpasar membuat rumah singgah untuk penyandang disabilitas.

Dengan rumah singgah ini, Pemkot ingin menjadi kota inklusi bagi penyandang disabilitas.

Pembangunan rumah singgah ini setelah sebelumnya juga dibangun rumah berdaya untuk ODGJ dan Graha Nawa Sena untuk mengajak penyandang disabilitas berkreasi.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara memaparkan, rumah singgah ini dibangun dengan anggaran hampir Rp 4 miliar.

Baca juga: Wali Kota Buka Gelaran Denfest, Dibalut Inaugurasi Kolosal Surya Candra, Hadirkan 190 UMKM Unggulan

“Kami bangun rumah singgah ini di Gatot Subroto, dengan biaya hampir Rp 4 miliar. Sekarang sudah digarap,” papar Jaya Negara.

Jaya Negara menambahkan, di rumah singgah ini akan dilaksanakan program Denpasar Menyama Bagia.

Termasuk orang yang mengalami gangguan mental juga akan ditampung di tempat itu.

Sementara itu, dalam pelaksanaan Denpasar Festival (Denfest) ke-17, juga diberikan ruang kepada penyandang disabilitas untuk ikut tampil dan berkreasi.

Pemkot Denpasar menyediakan satu stand dengan ukuran paling besar di depan rumah jabatan gubernur Bali untuk mereka dengan nama Disability Corner.

Mereka menjual hasil karya, produk, memberikan layanan pijat, pembacaan tarot hingga bernyanyi menghibur pengunjung Denfest.

Koordinator Graha Nawa Sena yang bernaung di bawah Dinas Sosial Denpasar, I Gede Anan Suwarya mengatakan ada 25 jenis UMKM dari penyandang disabilitas dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang ditampilkan.

“22 UMKM disabilitas dan 3 UMKM dari penerima PKH yang ikut dalam pameran ini,” paparnya, Senin 13 Desember 2024.  

Produk UMKM ini terdiri atas dupa, keripik, kuliner nasi campur, kopi, pastry, kaos, pembacaan tarot, pijat, hingga aksesoris.

Termasuk ada juga produk yang dihasilkan oleh siswa dari SLB 3 Denpasar.

“Kami juga ada live musik yang ditampilkan oleh teman tuna netra untuk menghibur pengunjung sampai malam dari jam 4 sore,” imbuhnya. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved