Berita Badung

ROBOH Bale Pesandekan di TPS Organik Desa Mengwi, 9 Korban Dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Bali

Robohnya bangunan bale pesandekan di TPS Organik desa Mengwi, di Banjar Pengiasan, Desa Mengwi menelan 9 korban.

istimewa
Robohnya bangunan bale pesandekan di TPS Organik desa Mengwi, di Banjar Pengiasan, Desa Mengwi menelan 9 korban. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bencana kembali terjadi di Badung, Bali. Kali ini bangunan bale pesandekan roboh dan memakan korban. 

Robohnya bangunan bale pesandekan di TPS Organik desa Mengwi, di Banjar Pengiasan, Desa Mengwi menelan 9 korban.

Ada 2 buruh bangunan yang mengalami luka, dan harus dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Bali.

Dari informasi, bale pesandekan roboh saat sedang dikerjakan. Karena pengerjaan dilakukan secara estafet, maka tukang yang membangun bale pesandekan itu sebanyak 19 Orang.

Baca juga: 9 Orang Jadi Korban Robohnya Bale Pesandekan di Mengwi, Dua Orang Dilarikan ke RS Prof Ngoerah

Baca juga: Curi Sepeda Motor Teman dan Ganti Plat, Iknasius Diamankan Polsek Dentim

Robohnya bangunan bale pesandekan di TPS Organik desa Mengwi, di Banjar Pengiasan, Desa Mengwi menelan 9 korban.
Robohnya bangunan bale pesandekan di TPS Organik desa Mengwi, di Banjar Pengiasan, Desa Mengwi menelan 9 korban. (Istimewa)

Setidaknya ada 9 orang yang jadi korban, dua diantaranya mengalami luka yang lumayan berat dan sisanya mengalami luka ringan. Kendati demikian saat kejadian sudah mendapatkan penanganan medis.

Sembilan buruh yang menjadi korban itu yakni :

Moh Asen (37) asal Gending.

Syamsul Arifin (27) asal Banyuanyar, Probolinggo.

Zainal Nasihin (30) asal Gending Probolinggo.

Nasir Amrih (24), asal Gending Probolinggo.

Heri (42) asal Penumbangan, Ciamis.

Samsul Arifin (52) asal Banyuanyar.

Wahyudi Cantoso (38) asal Kandangan Jombang.

"Ini yang mengalami luka ringan 7 orang. Karena semua buruh ini yang mengerjakan. Ada yang mengalami luka lecet dan juga memar," ujar salah satu aparat kepolisian di Badung yang melakukan pendataan saat dikonfirmasi Rabu 25 Desember 2024.

Sementara kata polisi yang enggan disebutkan namanya itu mengaku dua buruh yang mengalami luka berat yakni bernama Rudi, (27) dan Saipul (25) asal Probolinggo. Kedua buruh itu pun sampai dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Bali.

"Jadi Rudi ini  mengalami luka dada dan luka pada kepala. Sementara Saipul mengalami luka robek pada tangan kiri," bebernya.

Dijelaskan, bangunan tersebut roboh pada saat tukang sedang mengerjakan atap genteng tepatnya pada pojokan genteng atau pemugbug.

Sehingga menyebabkan tenaga kerja yang berada di atas maupun di bawah bangunan tersebut jatuh, ada yang tertimpa bangunan hingga mengalami luka luka.

"Kemungkinan pembangunan telah dibangun tidak sesuai dengan kontruksi /Spek /RAB yang ada. Sehingga perlu kiranya dilakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut, guna mengetahui penyebab dari robohnya bangunan bale pesandekan tersebut. Apalagi  menyebabkan adanya korban baik luka patah tulang maupun luka ringan," imbuhnya.

Untuk diketahui, proyek pengerjaan bale pesandekan yang roboh  di TPS Organik desa Mengwi sepertinya perlu dipertanyakan kualitasnya. Mengingat bangunan itu belum rampung 100 persen sudah ambruk.

Bahkan robohnya bangunan stil  Bali itu pun saat pekerja masih melakukan pemasangan genteng. Besar dugaan bangunan itu secara cepat-cepat dirakit agar bisa dilakukan pemelaspasan atau diupacarai.

Dari informasi yang digali terkait robohnya bangunan itu, ternyata, pengerjaan baru dilakukan pada Minggu, 21 Desember 2024 lalu.

Untuk tahap awal dilaksanakan pendirian tiang dan pementang bangunan. Setelah itu, pada Senin, 23 Desember 2024 mulai dilaksanakan pemasangan lambang dan usuk bangunan.

Selanjutnya, Selasa, 24 Desember 2024 sekitar pukul 06.00 Wita mulai dilaksanakan pemasangan lambersering, sanggah wang dan reng genteng secara estafet. Bahkan dalam pengerjaan memakai buruh bangunan sebanyak 19 orang.

Seperti diketahui, bangunan proyek bale pesandekan yang berlokasi di TPS Organik desa Mengwi roboh pada Selasa 24 Desember 2024 kemarin.

Mirisnya lagi, robohnya bangunan bale pesandekan itu saat hendak ingin diplaspas atau diupacarai secara agama hindu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved