KRIMINAL
HANYA 306 Kasus Terungkap, Kriminalitas Badung Tembus 841, Karangasem Target Turun 10 Persen di 2025
Angka kriminalitas di Kabupaten Badung pada tahun 2024 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2023. Hal itu karena banyaknya kasus.
Kapolres Karangasem, AKBP Nengah Sadiarta menjelaskan, berbagai jenis kasus kriminal telah ditangani, termasuk pencurian, penggelapan, narkotika, pelecehan seksual, pembunuhan, perusakan, perlindungan anak, perjudian, dan penipuan.
“Kasus kriminalitas terbanyak adalah pencurian dengan 29 kasus, narkotika sebanyak 25 kasus, dan penganiayaan dengan 21 kasus. Semua kasus ini sudah tertangani,” ungkap AKBP Sadiarta, Jumat (27/12).
Menurutnya, puncak kejahatan terjadi pada bulan April dan Juni dengan masing-masing mencatat 23 kasus.
Namun, tingkat penyelesaian kasus pada 2024 meningkat signifikan hingga 151 kasus, naik dari 105 kasus di tahun sebelumnya.
“Tingkat penyelesaian kasus naik sekitar 44 persen dibandingkan tahun 2023. Ini menunjukkan komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik,” tambahnya.
Adapun kasus kriminal di Wilayah Hukum Kabupaten Bangli, juga mengalami penurunan. Pada tahun 2023 kasus kriminal sebanyak 110 kasus, sedangkan tahun 2024 sebanyak 104 kasus atau mengalami penurunan 6 kasus atau (-5,45 persen).
Kasus kriminalitas di tahun 2024, didominasi kasus narkoba 21 kasus, pencurian biasa 15 kasus, curat 15 kasus, penganiayaan ringan 11 kasus, dan sebagainya. Dari total tersebut, yang telah terungkap serta terselesaikan sebanyak 93 kasus.
Untuk kasus kecelakaan lalu lintas, terjadi sebanyak 202 kasus dan terselesaikan 199 kasus. Naiknya angka lakalantas ini, tidak terlepas dari kebijakan BPJS Kesehatan. Di mana korban kecelakaan yang bisa ditanggung adalah kecelakaan yang tercatat di kepolisian.
“Orang bawa motor ke sawah lalu jatuh, sekarang lapor polisi agar kecelakaannya tercatat, supaya pengobatan bisa ditanggung BPJS, sehingga angka data Out of Control (OC) mendominasi,” ujar Wakapolres Bangli, Kompol M Akbar Eka Putra Samosir.
Kasus Bunuh Diri
Berdasarkan rekap Polres Bangli, kasus bunuh diri mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2024. Pada tahun 2023 tercatat 12 kasus, sementara pada tahun 2024 sebanyak 20 kasus per Sabtu (28/12).
Kompol Akbar menjelaskan, dari hasil penyelidikan yang dilakukan, penyebab kasus bunuh diri ini mulai dari karena faktor kesehatan dan ekonomi. Kesehatan dalam artian, pelaku bunuh diri merasa sudah tidak kuat menahan sakit, dan kondisinya berdampak terhadap perekonomian keluarga.
Selain itu, berdasarkan surat yang ditinggalkan pelaku bunuh diri, ada juga yang memilih jalan tersebut karena persoalan warisan.
“Motif orang melakukan bundir (bunuh diri) ini global. Dalam mengantisipasi kejadian tidak meningkatkan setiap tahun atau kita harapkan nihil, kami sudah sering komunikasi dengan masyarakat maupun tokoh adat melalui giat Jumat Curhat, agar lebih aktif berkomunikasi dan bertukar pikiran pada masyarakat di lingkungan, untuk mendapatkan solusi dari persoalan yang dihadapi,” ujar Kompol Akbar.
Sarjana Ilmu Kepolisian dan Magister Hukum ini juga menjelaskan jumlah personel yang dimiliki Polres Bangli sepanjang 2024. Kata dia, kebutuhan personel sebanyak 786, namun yang dimiliki sebanyak 536 personel.
Cara Pelaku Cabut Ny4wa Kacab Bank BUMN, Dililit Lakban Hitam, hingga Tak Ada Bekas Sayatan? |
![]() |
---|
Tinggalkan Motor dengan Kunci ‘Nyantol’, Penjual Ayam Geprek di Denpasar Jadi Korban Pencurian |
![]() |
---|
Pencurian Dalam Bus Kembali Meresahkan Pengguna Jasa Transportasi, Tukar Barang dengan Buku Folio |
![]() |
---|
Maling Nekat Sikat Helm di Parkiran Polda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.