Bencana Alam di Bali
BPBD Gianyar Minta Warga Galakkan Gotong Royong, 203 Bencana Sepanjang 2024
Dia memaparkan, jenis bencana yang terjadi sepanjang tahun ini, berupa tanah longsor sebanyak 21 kejadian.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kabupaten Gianyar, Bali, tidak pernah luput dari bencana setiap tahunnya. Sebagian besar bencana terjadi saat musim hujan.
Di mana sepanjang tahun 2024 ini, BPBD Gianyar mencatat jumlah bencana yang terjadi mencapai 203 kejadian.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yang hanya 180 kejadian.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, Gusti Ngurah Dibya Presasta, Senin 30 Desember 2024 membenarkan hal tersebut.
Baca juga: 2 Sekolah di Klungkung Rusak Terdampak Bencana Hujan, Direncanakan Dengan Belanja Tidak Terduga
Kata dia, hampir semua bencana yang melanda, terjadi saat Gianyar diguyur hujan lebat.
Karena hal itulah, pihaknya meminta masyarakat selalu waspada saat musim hujan.
Dia memaparkan, jenis bencana yang terjadi sepanjang tahun ini, berupa tanah longsor sebanyak 21 kejadian.
Adapun material longsor ini berupa tanah merah.
Longsor menimpa dan menutupi jalan umum dan menimpa rumah.
"Untuk tanah longsor, kita tangani yang mengganggu fasilitas umum dan membahayakan keselamatan masyarakat," ujar Dibya.
Berdasarkan data, kata Dibya, bencana yang mendominasi adalah pohon tumbang yang mencapai ratusan kejadian, dengan korban jiwa sebanyak tiga orang.
Dua orang wisatawan mancanegara di Objek Wisata Monkey Forest Ubud dan satu korban merupakan pelanggan warung lalapan di Desa Batubulan, Sukawati.
Dua wisatawan ini, tertimpa saat menikmati panorama objek wisata, sementara pelanggan lalapan tertimpa pohon saat menikmati lalapan.
"Sebenarnya pohon tumbang bukan masuk ranah kebencanaan, namun karena ada dampak, maka BPBD turut membantu selama itu berdampak sosial," ujarnya.
Dijelaskan untuk saat ini operasional dan peralatan milik BPBD sudah mencukupi, seperti 1 unit escavator, 1 unit truk serbaguna, 3 kendaraan resqiu, 3 pickup, 3 kendaraan operasional dan peralatan potong kayu.
"Peralatan masih memadai, masih layak. Kami juga didukung keseluruhan anggota BPBD sebanyak 125, baik dari ASN dan tenaga kontrak," bebernya.
Disebutkan selama ini koordinasi antar instansi baik kepolisian, TNI dan aparat desa serta masyarakat sudah berjalan dengan baik, sehingga penanganan bencana dapat dilakukan secepatnya.
"Penanganan selama ini berjalan lancar, karena setiap kejadian yang terjadi, kami selalu koordinasi lintas sektor. Seperti, ketika terjadi pohon tumbang yang menimpa kabel, agar anggota tidak tersengat listrik saat melakukan penanganan, kami langsung berkoordinasi dengan PLN, dan pihak PLN responnya cepat, sehingga penanganan juga bisa cepat," ujarnya.
Namun Dibya pun memberikan catatan untuk akhir tahun ini.
Kata dia, tingkat gotong royong di tingkat banjar atau desa perlu ditingkatkan.
Sebab sejauh ini, setiap kejadian selalu dilimpahkan ke BPBD, meskipun hanya kejadian kecil, yang seharusnya masih diselesaikan dengan sistem gotong royong warga.
"Mungkin saja ke depan gotong royong perlu ditingkatkan agar tidak setiap kejadian selalu ke BPBD. Bukan kami menolak untuk membantu, namun karena keterbatasan anggota dan biasanya kejadian terjadi serentak di beberapa titik, maka tentu yang kami utamakan adalah di kawasan yang bencananya besar dan dampak sosialnya tinggi," ujar. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.