Makan Siang Gratis di Bali
Makan Bergizi Gratis di Gianyar Belum Ada Kejelasan, Kadisdik: Belum Ada Petunjuk
dirinya belum mendapatkan petunjuk teknis, apakah program ini akan dibiayai pemerintah daerah, provinsi atau pemerintah pusat.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Program pemerintahan Presiden Prabowo terkait pemberian makanan bergizi gratis salah satunya pada siswa sekolah, belum memiliki kejelasan di Kabupaten Gianyar, Bali.
Dinas Pendidikan Gianyar bahkan menyampaikan belum ada petunjuk dan rapat-rapat terkait hal ini.
Hal ini, relatif tidak biasa, mengingat pemerintah pusat mewacanakan mengawali program ini pada Senin 6 Januari 2025 besok, setelah melakukan berbagai tahap uji coba.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, I Wayan Mawa saat dikonfirmasi Minggu 5 Januari 2025, terkait pemberian makan bergizi gratis ini, belum bisa memberikan penjelasan rinci.
Baca juga: Sasar 453 Siswa dan Guru, Disdikpora Denpasar Uji Coba Makan Siang Gratis
Sebab sampai saat ini, dirinya belum mendapatkan petunjuk teknis, apakah program ini akan dibiayai pemerintah daerah, provinsi atau pemerintah pusat.
Pun terkait jenis makanan bergizi yang akan diberikan pada para siswa. Sebab, kata dia, sampai saat ini belum ada rapat-rapat terkait itu.
"Mohon maaf, petunjuk teknis dan rapat-rapat terkait dengan hal itu belum ada sampai saat ini," ujarnya singkat.
Pj Bupati Gianyar, Dewa Tagel Wirasa sebelumnya juga mengatakan dirinya masih menunggu petunjuk teknis terkait program ini.
Selama juknis belum ada, dirinya di daerah pun belum bisa mengambil langkah apapun.
"Juknisnya belum turun, apakah nanti anggarannya disiapkan Pemprov atau Pemkab, itu kita belum tahu, sehingga belum ada pembahasan terkait program ini," ujarnya.
Namun Dewa Tagel menegaskan, apapun juknisnya nanti, Pemkab Gianyar sudah mempersiapkan diri untuk program ini.
"Bagaimana pun nanti, kita di Gianyar sudah sangat siap untuk merealisasikan program ini," tandasnya.
Seorang guru sekolah dasar di Ubud, I Ketut Meli mengatakan, terkait hal tersebut, dirinya telah dimintai data jumlah siswa.
Namun untuk realistisnya, dirinya sendiri pun tidak mengetahui.
"Hanya baru mengumpulkan data siswa saja, untuk kapan diterapkan programnya, kami masih menunggu informasi dari dinas," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.