Berita Nasional

Refleksi Sistem Pendidikan: Membentuk Karakter Anak Bangsa Berakhlak dan Berbudi Luhur 

Refleksi Sistem Pendidikan: Membentuk Karakter Anak Bangsa Berakhlak dan Berbudi Luhur 

istimewa
Agus Widjajanto 

Sistem Pendidikan kita juga berdampak dalam bidang penegakan hukum, baik di tingkat penyidikan, penuntutan maupun ditingkat peradilan pada Pengadilan Negeri hingga Mahkamah Agung. Sering  dijumpai adanya peradilan yang sangat mahal yang harus ditebus oleh para pencari keadilan dan terjadi penjungkir balikkan aturan hukum positif demi kepentingan tertentu. 

Hal ini diakibatkan adanya degradasi moral dari anak bangsa dan sistem yang dibangun sudah salah kaprah yang telah dikoyak dan diporandakan   sistem yang ada, yang dibuat dengan konsep baru yang berorientasi pada Soko guru negara liberal dengan sistem ekonomi kapitalis, tidak sesuai dengan cita - cita para Pendiri Bangsa melalui  konsep Ekonomi Gotong Royong dan kerakyatan  Yang telah dibangun oleh para pendahulu kita, para pemimpin - pemimpin kita masa lalu. 

Kita harus belajar pada sejarah, tepatnya sejarah berdirinya bangsa ini yang dibentuk oleh para pendiri bangsa (Founding Father) bahwa negara ini dibentuk dari awal adalah sebagai negara kesatuan berbentuk Republik yang menyatukan segala perbedaan baik agama, suku, ras, budaya, adat istiadat bahasa, menjadi satu tujuan berdirinya negara Republik Indonesia yang berdasarkan sistem perwakilan sesuai sila ke empat dari Pancasila  dan sistem ekonomi kerakyatan secara gotong royong, dengan dasar dan falsafah serta pandangan hidup bangsa yakni Pancasila. 

Kita harus merefleksi dan mengakui  bahwa kita telah gagal dalam menghantarkan para calon -calon pemimpin  bangsa pada  kawah Candradimuka di  bidang  pendidikan, yang dimulai dari pendidikan dasar, menengah atas hingga perguruan tinggi sehingga melahirkan para anak bangsa  yang korupsi. 

Mungkin benar oleh Pujangga Raden Ngabehi Ronggo Warsito bilang, ini jaman edan atau jaman kolo bendu, yen ora edan ora keduman (Kalau tidak ikut berbuat menyimpang tidak dapat hidup),  yang digambarkan sebagai periode konflik dan permusuhan antara berbagai komponen bangsa, yang dipicu oleh manipulasi dalang (Invisible Hand) yang tidak terlihat yang mengendalikan peristiwa dibalik layar. 

Maka tiada kata yang tepat, sebelum kita tersesat jauh dan terlambat dimana bangsa ini  telah kehilangan jati diri dan Ruhnya ke Indonesiaan, kembalikan beberapa mata pelajaran yan ada di sistem pendidikan sebelumnya atau belajarlah dari sistem Pendidikan di Jepang. 

Sistem pendidikan akan membentuk karakter anak bangsa yang berakhlak, bertanggung jawab serta berbudi luhur, pemimpin – pemimpin untuk menggapai Indonesia Emas     

 

Penulis: Agus Widjajanto

Pemerhati sosial budaya politik dan hukum serta sejarah bangsa

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved