Longsor di Klungkung
Sangat Terpukul, Duka Keluarga Korban Longsor di Desa Pikat Klungkung, Mudiana Sempat Minta Canang
Mudiana sehari-harinya diketahui bekerja sebagai buruh bangunan. Ia meninggalkan 3 anak dan seorang di antaranya sudah menikah.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Saya kemarin paruman di banjar, dapat informasi saudara saya kena musibah,” ungkap Subrata dengan meneteskan air mata, Senin 20 Januari 2025.
Subrata mengatakan, walau mereka bersaudara dekat, namun jarang komunikasi. Sehingga Subrata tidak mengetahui kedua kerabatnya itu melakukan aktivitas apa di pasraman di Lingkungan Celuk.
“Saya tidak tahu, karena memang jarang komunikasi. Tiba-tiba ada kabar seperti ini,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Meski jarang komunikasi, Subrata mengaku sangat terpukul dengan kepergian keduanya.
Nengah Mertayasa selama ini sehari-hari sebagai nelayan, dan meninggalkan seorang istri dan 3 anak.
Sementara Nata merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS), meninggalkan 2 anak.
Sementara pihak keluarga masih berunding, terkait dengan upacara pemakaman keduanya.
Rencananya jenazah korban baru akan diupacarai setelah rahina Buda Wage Klawu yang jatuh, Rabu 22 Januari 2025 nanti. (eka mita suputra)
Kumpulan Artikel Klungkung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.