Berita Bali
Cokorda Bagus Jaya Lesmana Jadi Guru Besar Psikiatri Termuda di Indonesia, Ananda Prof. L.K. Suryani
Cokorda Bagus Jaya Lesmana Jadi Guru Besar Psikiatri Termuda di Indonesia, Ananda Prof. L.K. Suryani
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Putra dari psikiater dan pemerhati keseharan mental Prof. Dr. L.K. Suryani yakni dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana resmi menyandang gelar Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Prof. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S. Ked., SpKJ Subsp K (K), MARS ini menjadi guru besar termuda di Indonesia dalam bidang psikiatri sekaligus guru besar pertama dalam subdisiplin Psikiatri Komunitas.
Cok Bagus dikukuhkan menjadi guru besar pada Sabtu, 2 Februari 2025 bersama 10 orang lainnya.
Baca juga: Pangkalan di Klungkung Belum Merata Hingga Pelosok, Peran Pengecer LPG 3 Kg Dinilai Masih Relevan
Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Divisi Psikiatri Budaya di Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, serta Ketua Seksi Psikiatri Budaya pada Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Pria kelahiran Denpasar, 4 Maret 1976, ini memang berasal dari keluarga akademisi dan dokter, dimana ayahnya, Prof. Dr. dr. Tjokorda Alit Kamar Adnyana, SpFK, serta ibunya, Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ(K), juga seorang dokter.
Baca juga: BRI UMKM EXPORT 2025: UMKM Lokal, Pasar Global! Business Matching Capai USD 90,6 Juta
Sejak tahun 2005, ia telah aktif dalam kegiatan kesehatan mental bersama Suryani Institute for Mental Health (SIMH).
"Salah satu inisiatif awalnya adalah melakukan studi dan penemuan kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Karangasem.
Penelitian ini menemukan 895 orang dengan penyakit mental kronis, di mana 35 di antaranya mengalami pemasungan selama 5 hingga 30 tahun.
"Temuan ini membuka mata bahwa sistem kesehatan mental di Indonesia masih sangat bergantung pada layanan berbasis rumah sakit, sementara banyak pasien dengan gangguan kronis justru lebih membutuhkan pendekatan berbasis komunitas," paparnya, Senin 3 Februari 2025.
Dari hasil studi tersebut, ia bersama timnya merintis pendekatan baru dalam menangani ODGJ, terutama mereka yang telah lama dipasung atau terisolasi.
Alih-alih hanya mengandalkan rumah sakit jiwa, mereka membangun sistem kesehatan mental yang lebih terintegrasi dengan komunitas.
Ini mencakup edukasi masyarakat, pendampingan keluarga, serta pemberian layanan psikiatri berbasis rumah tangga.
Keberhasilan program ini pun sangat signifikan.
"Lebih dari 300 pasien per tahun berhasil direhabilitasi, dan lebih dari 90 orang dibebaskan dari pasung," paparnya.
Gubernur Koster Akan Cek Rencana Pembangunan Resort Mewah di Bugbug Karangasem |
![]() |
---|
SOSOK Komang Sasa, Merantau ke Turki Berakhir Buruk, Jenazah Cewek Bali Ditemukan di Apartemen |
![]() |
---|
Mendagri Imbau Pejabat Jangan Flexing, Wakil Ketua I DPRD Bali Astawa: Kita Akan Ikuti Norma Aturan |
![]() |
---|
DORONG Kolaborasi Lintas Negara Lawan Narkoba, BNN & ISSUP Gelar Regional Conference, Ada 48 Negara |
![]() |
---|
Perdana Konser K-Pop Gratis, Pagaehun Meriahkan Ulang Tahun Pertama ICON BALI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.