Berita Bali

Cokorda Bagus Jaya Lesmana Jadi Guru Besar Psikiatri Termuda di Indonesia, Ananda Prof. L.K. Suryani

Cokorda Bagus Jaya Lesmana Jadi Guru Besar Psikiatri Termuda di Indonesia, Ananda Prof. L.K. Suryani

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Istimewa/Dok. Pribadi Jaya Lesmana
Prof. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana - Kisah Jaya Lesmana, Jadi Guru Besar Psikiatri Termuda di Indonesia, Putra Prof. Suryani 


Cok Bagus memahami bahwa pendekatan konvensional dalam psikiatri perlu diubah agar lebih sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat. 


Ia memperkenalkan konsep mind-body-spirit sociocultural process, sebuah pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek medis, sosial, dan spiritual dalam perawatan kesehatan mental.


Dalam upayanya mereformasi pendidikan dokter spesialis psikiatri, ia mengembangkan program unggulan Psikiatri Budaya di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


Inovasi ini menjadikan Universitas Udayana sebagai pusat pendidikan subspesialis psikiatri budaya di Indonesia. 


Dengan pendekatan ini, mahasiswa psikiatri tidak hanya belajar tentang diagnosis dan terapi medis, tetapi juga memahami aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan mental pasien.


Pendekatan ini mendapat pengakuan dari Kolegium Psikiatri Indonesia, yang akhirnya membuka peluang bagi Universitas Udayana untuk menjadi pusat pendidikan subspesialis psikiatri budaya di masa depan. 


Selain itu, ia juga mengembangkan terapi berbasis budaya dan spiritual, seperti Spiritual Hypnosis Assisted Therapy (SHAT), yang menggunakan prinsip proto-personality untuk membantu pasien merekonstruksi kembali memori traumatik, bahkan hingga pengalaman dalam kandungan.


Dirinya juga aktif dalam studi kolaboratif dengan berbagai universitas ternama dunia, seperti University of Edinburgh (Inggris), University of Sydney (Australia), University of California (Davis, AS), dan Leiden University (Belanda). 


Ia juga merupakan alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.


Berbagai penghargaan telah diraihnya, di antaranya diantaranya Bronze Medal Journalistic Photo Print, Salon Photo Indonesia XXXII (2011), Best Oral Communication, Biological Psychiatry and Psychopharmacology Division of IPA (2013).


Lalu Young Investigator Travel Award, Australasian Schizophrenia Conference (2013), International Fellow, American Psychiatric Association (2015).


Saat ini, ia sedang mengerjakan proyek Breaking Barriers: Advancing FemTech Design for Mental Health Support to Women in Rural Regions di bawah KONEKSI Research Collaborative Grant – Digital Transformation. 


Proyek dua tahun ini merupakan kolaborasi antara University of Sydney dan Universitas Udayana untuk meningkatkan dukungan kesehatan mental perempuan di pedesaan Bali melalui pengembangan prototipe FemTech yang sensitif secara budaya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved