Berita Bali

Pengamat Ekonomi Bali Nilai Efisiensi Anggaran Dapat Tekan Anggaran Percuma Untuk Perjalanan Dinas

Untuk saat ini program makan bergizi gratis menjadi pokok, tentu ini mesti harus dicarikan dari mana anggaran itu. 

istimewa
Pengamat ekonomi, Prof. Dr. I Nyoman Sri Subawa sekaligus Rektor Undiknas. Pengamat Ekonomi Bali Nilai Efisiensi Anggaran Dapat Tekan Anggaran Percuma Untuk Perjalanan Dinas 

Menurutnya daya beli merupakan hal yang sangat relatif. 

Pendapatannya terbesar Bali dari pariwisata, kemudian apakah hal itu sudah tersalurkan ke tenaga kerja atau belum. 

Kalau tersalurkan dengan mereka memiliki pendapatan, tentu tenaga kerja mempunyai daya beli yang cukup tinggi. 

“Tetapi kalau saya melihat di Bali kan tidak itu persoalannya. Di Bali persoalannya tentu bagaimana tenaga kerja kita terserap dengan baik khususnya di sektor pariwisata karena kita ya semua orang tidak mungkin kita mumpuni sektor pariwisata menjadi sektor ekonomi kita kan begitu. Nah, kalau pariwisata kita berjalan dengan baik, kemudian serapan tenaga kerja juga baik, tentu meningkatkan pendapatan masyarakat itu memiliki daya beli yang cukup baik juga untuk masyarakat kita,” bebernya. 

Anggaran itu perlu dikaji tetapi harus berorientasi pada mana yang menjadi prioritas. 

Kata Prof. Subawa jika kemiskinan absolut yang mesti harus dituntaskan nol atau sekian persen maka hal tersebut yang harus diprioritaskan oleh Bali

“Ya, mesti harus fokus ke sana. Misalnya anggaran ini multiplier efeknya apa? Kan begitu. Ada enggak kepada masyarakat itu multiplier efek yang diakibatkan oleh macet dan itu. Infrastruktur apakah penyerapan tenaga kerja itu misalnya? Ya dianggap tidak ada pekerjaan. Saya kira kan bisa dialihkan ke sektor-sektor yang tentunya yang juga infrastruktur pemerintah ataupun swasta yang bisa kita alihkan ke tenaga-tenaga itu ke situ. Jadi saya kira, saya bukan membela artinya memfokuskan pemerintahan bukan tetapi secara logika, secara rasional berpikir kita mesti harus komprehensif,” terangnya.

Diakuinya, segala suatu kebijakan memang pasti memberikan dampak. 

Walaupun sekecil berapa pun dampaknya pasti ada tetapi mesti harus kita dampak yang lebih besar yang  positif itulah mesti dilakukan. 

Pemerintah, selama ini Kementerian terlalu bertambah anggaran-anggaran setiap tahunnya. 

Sehingga asumsinya dengan pengurangan dengan efisiensi dianggap akan menghambat pertumbuhan ataupun pembangunan bangsa dan negara.
 
“Seperti ya saya lihat pertemuan-pertemuan of focus group discussion atau pertemuan-penuh yang enggak penting kan bisa dikurangi gitu atau perjalanan dinas yang dianggap tidak tidak representatif yang bisa di dikurangi barangkali begitu. Bisa lewat online lewat bisa komunikasi kita dengan banyak cara akan bisa dilakukan. Dan saya kira itu sangat-sangat efektif ya setiap apa kegiatan kebijakan yang di diinformasi Jadi kan pada pemerintah daerah-daerah itu lebih lebih efektif. Ndak mesti datang menghabiskannya waktu kan cukup lama juga,” tutupnya. 

Kumpulan Artikel Nasional

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved