Nyepi 2025
Upacara Tumpek Digelar hingga Pukul 06.30 Wita, PHDI Bali Keluarkan SE terkait Nyepi Tahun 2025
SE nomor 08/Um.PHDI Bali/I/2025 ditandatangani Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak dan Sekretaris PHDI Bali, Putu Wirata Dwikora.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Kendati ada selang waktu sehari, namun pelaksanaan Idul Fitri bisa saja maju. Ini mengingat dalam penentuan hari raya Idul Fitri, selalu diawali dengan melihat hilal dan sidang isbat.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Buleleng, Komang Kappa Tri Aryandono mengungkapkan, pertemuan kemarin menindaklanjuti seruan FKUB Provinsi Bali. Pertemuan ini melibatkan seluruh ketua majelis agama di Buleleng, penasihat FKUB Buleleng, serta Forkopimda Buleleng. “Harapan kami dengan adanya surat bersama yang dikeluarkan sejak awal, jadi ada waktu untuk sosialisasi ke masyarakat,” jelasnya.
Sementara Ketua FKUB Buleleng, I Gde Made Metera menegaskan, seruan bersama ini bukan dimaksudkan untuk ikut merayakan hari raya Nyepi. Sebaliknya, seruan ini mengajak untuk menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Ada 10 poin yang tercantum pada seruan bersama. Di antaranya, pertama menekankan kepada umat Hindu, agar melaksanakan rangkaian hari suci Nyepi mulai dari Malis, Pangerupukan, Sipeng (Catur Bratha Panyepian) dan Ngembak Geni dengan khidmat dan khusyuk.
Sedangkan poin lainnya berupa imbauan pembatasan kegiatan saat dimulainya hari suci Nyepi yang dimulai dari Sabtu (29/3) pukul 06.00 Wita hingga Minggu (30/3) pukul 06.00 Wita.
Meningat pelaksanaan hari suci Nyepi beririsan dengan hari raya Idul Fitri 1446 hijriah, Metera mengatakan jika hal tersebut juga sudah diatur pada seruan bersama tepatnya pada poin 8. Seruan itu mengimbau umat Islam yang hendak melaksanakan salat tarawih, agar dilaksanakan di masjid terdekat, berjalan kaki, dan tanpa pengeras suara.
Namun apabila berdasarkan sidang isbat pelaksanaan Idul Fitri maju tanggal 30 Maret, maka takbiran yang dilaksanakan tanggal 29 Maret malam, dilaksanakan di masjid tanpa pengeras suara dengan waktu yang diatur.
“Takbiran itu kan nanti bergantung pada keputusan sidang isbat. Apabila pelaksanaannya tanggal 29 Maret dan masih dalam rangkaian hari suci Nyepi, maka tidak ada kirab,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan, kesepakatan bersama ini sejatinya sudah dilaksanakan setiap tahun. Menurutnya sudah tidak kurang sosialisasi lagi. Namun alasan utama adanya seruan dan kesepakatan bersama ini, tidak lain bertujuan untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan bersama. Seperti peristiwa Sumberklampok pada tahun 2023 lalu.
“Melalui seruan bersama ini, kita harapkan saudara-saudara kita diluar agama Hindu bisa memahami. Selain juga apa yang telah menjadi kesepakatan ini, bisa disampaikan oleh ketua majelis agama ke umatnya masing-masing,” tandas dia. (sup/mer)
NYEPI Adat Desa Geriana Kangin 10 Tahun Sekali, Upaya Menjaga Keseimbangan Manusia dan Semesta |
![]() |
---|
TETAP Layani Pasien Saat Libur Idul Fitri, Poliklinik RSD Mangusada Tetap Buka Saat Cuti Bersama |
![]() |
---|
TINDAKAN Intoleransi Saat Nyepi di Loloan Timur, Gubernur Koster Akan Temui MUI & Tokoh Muslim |
![]() |
---|
TEGAS! Usai Lebaran, Gubernur Koster Akan Temui MUI Bahas Pelanggaran Nyepi di Loloan Jembrana Bali |
![]() |
---|
TUAI Pujian Warga Bali & Warganet, Ogoh-ogoh Tulak Tunggul ST Sentana Luhur Tampaksiring Sampai Kini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.