Berita Gianyar
DIRUT RSU Sanjiwani Gianyar Sebut karena Sistem dan Banyaknya Permintaan, Soal Pelayanan Obat Lamban
Setelah dilakukan kajian oleh petugas obat, kata Bayu, beberapa resep obat tersebut tidak langsung ditindaklanjuti.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Direktur Utama RSUD Gianyar, Dokter Nyoman Bayu Widhiartha, memberikan tanggapan soal kritik masyarakat, terkait lambannya pelayanan obat di RSUD Sanjiwani, Gianyar, Rabu 9 April 2025.
Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena sistem dan banyaknya permintaan obat setiap hari. Dalam mengantisipasi masyarakat menunggu lama, Bayu mengatakan saat ini pihaknya telah menerapkan sistem barcode.
"Kami ingin sampaikan alur pelayanan obat di RSUD Sanjiwani, diawali dengan resep obat dikirim melalui sistem elektronik dari poliklinik ke apotek rawat jalan. Lalu dilakukan pengecekan oleh petugas agar obat sesuai dengan kebutuhan pasien. Lalu kita beri label, aturan pakai, dan sebagainya," ujarnya.
Setelah dilakukan kajian oleh petugas obat, kata Bayu, beberapa resep obat tersebut tidak langsung ditindaklanjuti.
Namun ketika pasien tersebut merupakan pasien penyakit kronis, dengan menggunakan jaminan BPJS, maka petugas akan mengkonfirmasi ke BPJS, apakah obat tersebut bisa diberikan saat itu juga atau belum.
Baca juga: ULAH PATI Lagi di Buleleng, Diduga Motif Asmara, Pemuda 21 Tahun Nekat Akhiri Hidup di Pohon Santan
Baca juga: MANTAN Perbekel Bongkasa Ketut Luki Dituntut 4 Tahun Penjara, Kasus Minta Fee Pembangunan Pura
"Terkait obat pasien, ada 3 macam pengkajian obat yang kita buat. Ada umum, BPJS dan obat racikan.
Kemungkinan pasien (yang lama dapat obat) tersebut saat masuk ke apotek kami, pasien BPJS dengan penyakit kronis.
Karena setiap resep penyakit kronis akan diteruskan dulu ke BPJS, nanti BPJS yang akan menjawab apakah bisa langsung diberikan atau belum, dan kemungkinan dari BPJS menjawab obat tersebut belum bisa diberikan hari ini," ujarnya.
Menurut Bayu, selain karena sistem, penerimaan obat menjadi lama, juga dikarenakan jumlah permintaan obat per harinya relatif banyak.
Diapun merinci, pada Senin ada 443 resep yang masuk, Selasa sebanyak 363 dan per Rabu pukul 13.30 Wita sebanyak 295.
Bayu menegaskan, pihaknya tidak kekurangan pegawai farmasi. Saat ini, RSUD Sanjiwani memiliki 43 orang tenaga farmasi, mereka dibagi di apotek rawat inap, rawat jalan dan BOK.
Terkait sistem yang membuat masyarakat lama menunggu, Bayu menegaskan akan terus mensosialisasikan pada pasien atau keluarganya.
"Kami sudah bergerak ke arah sana (memberikan penjelasan pada masyarakat), karena kita ada jam obat masuk padat, yakni jam 11 ke atas.
Ini kita sudah minta petugas agar sosialisasi ke pasiennya. Dan, saat ini baru diterapkan sistem barcode. Dengan sistem barcode ini, masyarakat bisa tahu jam berapa kira-kira mereka akan dapat obat. Supaya bisa ditinggal dulu untuk makan atau hal lainnya," ujarnya. (*)
Pedagang di Gianyar Sepi Pembeli Bendera Merah Putih, Justru Banyak Warga Minta One Piece |
![]() |
---|
Pedagang di Gianyar Sepi Pembeli Bendera Merah Putih, Warga Justru Banyak Minta One Piece |
![]() |
---|
Jumlah Kendaraan Uji KIR di Gianyar Bali Menurun Tajam, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Warga Gianyar Bali Dihimbau Waspadai Bahaya Bakteri Leptospira dari Hewan Peliharaan |
![]() |
---|
Tujuh Bulan Terbengkalai, Perbaikan Jalan Klungkung-Gianyar Dianggarkan Rp1,5 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.