DBD di Bali
Kasus DBD di Denpasar Melonjak Awal Tahun 2025, 4 Orang Meninggal Dunia
Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat sebanyak 246 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama bulan Maret 2025.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Kasus DBD di Denpasar Melonjak Awal Tahun 2025, 4 Orang Meninggal Dunia
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat sebanyak 246 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama bulan Maret 2025.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencatat 122 kasus.
“Memang ada lonjakan jika dibandingkan dengan Maret 2024, namun kalau dibandingkan dengan Februari 2025, justru terlihat penurunan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, AA Ayu Agung Candrawati saat diwawancarai Kamis, 10 April 2025.
Baca juga: Gianyar Bali Waspada DBD, Kasus Meningkat, Upaya Pencegahan Ditingkatkan
Untuk diketahui, pada bulan Januari 2025 tercatat 167 kasus, sedangkan pada Februari 2025 tercatat ada 322 kasus.
Sehingga sejak Januari hingga Maret 2025 tercatat terjadi 735 kasus DBD.
Kecamatan Denpasar Selatan tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak, berdasarkan data dari UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan.
Baca juga: Cegah DBD, Dinkes Denpasar Lakukan Fogging ULV Selama April 2025 a
Selain itu, kelompok usia 15–44 tahun tercatat sebagai rentang usia dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu 265 kasus.
"Ini adalah usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga besar kemungkinan terpapar di luar wilayah tempat tinggal, karena DBD merupakan penyakit endemis yang bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah," jelasnya.
Meski angka kasus cukup tinggi, tidak ada laporan kematian akibat DBD selama Maret 2025.
Namun, total dari Januari hingga Maret 2025, terdapat empat kasus kematian, yakni satu kasus pada Januari dan tiga kasus pada Februari.
Baca juga: 7 Orang Tewas Akibat DBD, Januari-Maret 2025 Capai 4.226 Orang, Dinkes Bali Saran Vaksin Berbayar!
Menurutnya, faktor cuaca juga berpengaruh terhadap peningkatan kasus.
“Tahun 2024, musim hujan datang terlambat, dan peningkatan kasus DBD mulai terjadi pada Maret hingga puncaknya Juni. Sementara tahun ini, musim hujan dimulai sejak Oktober 2024, sehingga peningkatan kasus mulai terjadi sejak Januari 2025,” imbuhnya.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan juga menghadapi sejumlah kendala dalam penanganan DBD, salah satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gejala awal DBD.
Baca juga: Februari Sentuh 200 Kasus DBD, Kasus DBD Melonjak di Karangasem, Januari Tercatat 125 Kasus
Pasien sering kali datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi kritis, padahal penanganan lebih optimal jika dilakukan pada fase awal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.