Pererat Kebersamaan, Semangat Warga Mepatung di Klungkung Jelang Galungan

TRIBUN-BALI.COM - Jelang Hari Penampahan Galungan, masyarakat di Bali pada umumnya melaksanakan tradisi mepatung.

Selain mendapat daging lebih murah dari segi harga, tradisi ini juga untuk mempererat kebersamaan antar sesama.

Mepatung merupakan tradisi rutin, bagi keluarga besar SMK Yapparindo di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.

Sejak Pukul 04.00 Wita, para guru dan pegawai sudah bergotong-royong untuk menyiapkan daging babi yang akan dibagikan secara merata.

Baca juga: Resmikan Gedung Kantor Perbekel Gulingan, Bupati Adi Arnawa: Pentingnya Optimalisasi Pelayanan Prima

Baca juga: SUARA Retakan Sebelum Rumah Warga di Melaya Roboh, Koran Tinggal Sementara di Rumah Kerabat

“Kegiatan ini kami laksanakan menjelang Galungan, sebagai ungkapan syukur atas kebersamaan yang telah terjalin, sekaligus untuk memperkuat rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah,” ujar Kepala Sekolah SMK Yapparindo I Wayan Darmayasa, Senin (21/4/2025).

Tahun ini, pihak sekolah menyiapkan lebih dari 6 ekor babi, dengan berat sekitar 700 kilogram yang dipersiapkan sejak pukul 04.00 Wita dan dibagikan pada pukul 11.00 Wita.

Daging babi tersebut dibagikan kepada para pegawai dan guru yang aktif di sekolah sebanyak 83 orang. 

Acara pembagian daging ini berasal dari dukungan berbagai pihak, termasuk LKP dan agensi mitra yang selama ini berperan dalam pengembangan program magang dan studi siswa ke luar negeri, khususnya Malaysia.

"Total anggaran yang digunakan mencapai lebih dari Rp40 juta, yang bersumber dari dukungan yayasan, support dari lembaga dan LKP, kontribusi agensi mitra, partisipasi internal tim sekolah dan sisa anggaran non-BOS yang tidak terikat," ungkapnya.

Pihaknya menegaskan, tidak ada pungutan kepada siswa maupun orang tua dalam kegiatan ini. "Paling penting itu kebersamaanya. Dengan mepatung, rasa kebersamaan itu semakin erat," jelasnya. (mit)