Berita Buleleng

182 Siswa di Buleleng Bali Berpotensi Dropout, Disdikpora: Tidak Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Ariadi mengaku pihaknya sudah berupaya melakukan penjajakan pada para siswa, agar mereka mau kembali belajar

Ganendra
Ilustrasi - 182 Siswa di Buleleng Bali Berpotensi Dropout, Disdikpora: Tidak Mengikuti Proses Belajar Mengajar 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Ratusan siswa SMP di Buleleng, Bali, pada tahun 2025 ini berpotensi dropout (DO). 

Pihak dinas berupaya melakukan pendekatan agar para siswa tersebut mau kembali belajar, walaupun menempuh jalur sekolah non formal. 

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, total ada 182 siswa SMP yang berpotensi DO pada tahun 2025. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, para siswa tersebut sejatinya masih tercatat pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Hanya saja siswa sudah tidak aktif sekolah. 

Baca juga: Ratusan Siswa Tak Bisa Baca di Buleleng, Prof Putu Rumawan Singgung Mbah Google

"Mereka sudah tidak mengikuti proses belajar mengajar. Ada yang hitungan hari, ada pula yang sudah hitungan pekan," ujarnya, Rabu 23 April 2025. 

Menyikapi hal ini, Ariadi mengaku pihaknya sudah berupaya melakukan penjajakan pada para siswa, agar mereka mau kembali belajar. Hasilnya, 50 persen siswa diakui mau menuruti saran pihak dinas. 

"Setidaknya ada 92 siswa yang mau kembali belajar, meskipun ke sekolah non formal. Seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," jelasnya. 

Alasan para siswa diarahkan ke sekolah non formal agar kegiatan belajar bisa dilakukan lebih fleksibel. Sebab, kata Ariadi, salah faktor yang menyebabkan siswa dropout adalah mengikuti orang tua bekerja. 

"Sebenarnya banyak faktor yang menjadi penyebab siswa ini DO. Misalnya ikut orang tua bekerja, menikah, hingga karena broken home. Karenanya kami sarankan mereka untuk mengikuti sekolah non formal. Kalau di sekolah formal kan lebih normatif karena ada jam sekolah yang diatur. Kalau PKBM lebih fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi siswa," terangnya. 

Ariadi menegaskan, saat ini pihaknya masih terus berupaya melakukan pendekatan pada 90 siswa lainnya, agar mau kembali belajar. 

Diakui upaya pendekatan tidak mudah, mengingat ada siswa yang telah diajak orang tuanya ke luar Kabupaten Buleleng, Bali

"Upaya pendekatan ini butuh waktu. Namun kami terus koordinasi dengan pihak perbekel maupun lurah masing-masing siswa, untuk mengkomunikasikan hal ini," tandas dia. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved