Pendidikan
FIP Undiksha Turunkan Tim Dosen dan Mahasiswa, Dampingi Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Baca di Buleleng
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha membentuk tim pendamping yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
TRIBUN-BALI.COM - Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha membentuk tim pendamping yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Pembentukan Tim tersebut sebagai respon ihwal siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang masih belum bisa atau belum lancar membaca.
Hal tersebut diungkapkan Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana. Diakui akhir-akhir ini banyak pemberitaan di media mengenai siswa SMP di Kabupaten Buleleng, yang belum bisa atau lancar membaca, menulis, dan berhitung (Calistung).
Karenanya, sebagai Dekan FIP, pihaknya merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi atas permasalahan itu. Sebagai langkah awal atas izin Rektor Undiksha, pihaknya sudah membentuk tim pendamping intervensi klinis Calistung yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Baca juga: RPH Hanya Potong 400 Ekor Babi, Aktivitas Menurun, Distan Denpasar Cek Daging Babi di 34 Pasar
Baca juga: Luh Wirasmini Kebanjiran Pesanan, Perajin Gula Merah di Besan Klungkung Kesulitan Bahan Baku
“Tim ini terdiri dari dosen sebagai tim pendamping ahli dan mahasiswa sebagai tim pendamping lapangan. Targetnya tentu percepatan peningkatan kemampuan siswa dalam Calistung,” jelas dia.
Mengenai teknis pendampingan siswa, Widiana mengatakan tim akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan dinas terkait, sebelum melakukan pengecekan ke sekolah.
Setelah ada persetujuan, barulah tim akan diturunkan ke sekolah. “Nantinya akan ada 1 dosen sekaligus 5 sampai 7 mahasiswa yang ditugaskan di setiap sekolah yang membutuhkan,” imbuhnya.
Selama di sekolah, tim akan bertugas mengakselerasi peningkatan kemampuan Calistung siswa. Adapun untuk mengawali proses tersebut akan dilakukan uji coba pendampingan selama 6 bulan. Dengan pola 1 mahasiswa mendampingi 1 sampai 3 siswa.
“Kita akan cek sesuai dengan kebutuhan sekolah. Jika memerlukan lebih banyak lagi, maka kita akan coba siapkan. Proses diawal untuk pendampingan akan dilakukan dengan model intervensi klinis selama enam bulan. Jadi sangat besar harapan kami bisa ikut berkontribusi memecahkan permasalahan terkait,” imbuhnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, tercatat ada 363 siswa SMP mengalami gangguan belajar.
Jumlah ini terdiri dari 155 siswa terkategori tidak bisa membaca (TBM) dan 208 siswa terkategori tidak lancar membaca (TLM).
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta mengatakan Pemprov Bali akan mengambil langkah serius melalui koordinasi lintas sektor dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan kualitas pendidikan.
“Jadi kami sudah koordinasi arahan dari Pak Gubernur bertalian dengan anak didik siswa-siswi ini maka koordinasi dengan kepala dinas. Kita akan menggerakkan semua komponen masyarakat. Nanti akan ada juga Rumah Pintar,” jelas Giri Prasta pada Senin (21/4).
Ia mengatakan, organisasi seperti Tanam Tuwuh juga akan dilibatkan dalam upaya edukasi dan pemberian bantuan terhadap anak-anak yang mengalami kesulitan membaca.
“Jadi kami baru mengetahui hal itu terjadi dan ke depan tidak boleh lagi. Karena mau tidak mau para muda-mudi ini adalah merupakan generasi penerus bangsa. Saya kira evaluasi ini penting dan kami yakini ke depan tidak ada lagi,” tegasnya.
UNDIKNAS Buka Beasiswa Program 1 Keluarga 1 Sarjana, Pendaftaran Sampai Akhir Agustus 2025 |
![]() |
---|
Siapkan Rp 1,4 M untuk Subsidi BSP, Dikhususkan Bagi Siswa yang Tidak Lolos Daftar di SMP Negeri |
![]() |
---|
CEGAH Bullying Jadi Materi MPLS di Denpasar, SD di Buleleng dan Karangasem Tak Dapat Murid Baru |
![]() |
---|
Kodam IX/Udayana Gandeng Perguruan Tinggi Perkuat Keamanan Siber |
![]() |
---|
DEMI Selamatkan Laptop dari Lemot, Laptop Chromeboox di Gianyar Terpaksa Dikanibal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.