Sport

DESAK Rita Cs Target Juara! 10 Atlet Indonesia Climbing World Cup Bali 2025, 241 Atlet di 32 Negara

Diharapkan pada event ini nantinya ada atlet Bali yang akan memberikan performa luar biasa dan membanggakan Provinsi Bali.

TRIBUN BALI/ NI LUH PUTU WAHYUNI SRI UTAMI 
WELCOMING LUNCH - Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid dan Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta bersama jajaran menghadiri Welcoming Lunch IFSC World Cup Bali 2025 di Jayasabha, Denpasar, Kamis (1/5). 

TRIBUN-BALI.COM - International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup Bali 2025 yang akan digelar pada 2–4 Mei 2025 di Peninsula Island, Nusa Dua, Kabupaten Badung. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali beserta jajaran menghadiri Welcoming Lunch IFSC World Cup Bali 2025 di Jayasabha, Denpasar pada Kamis (1/5). 

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid sejumlah negara dan peserta hadir. “Yang hadir 32 negara dan lebih dari 200 peserta, 241 peserta yang akan berlaga,” jelasnya pada, Kamis 1 Mei 2025. 

Sementara itu, Indonesia menurunkan atlet terbaik di antaranya atlet asal Bali, Desak Made Rita Kusuma Dewi, dan Rajiah Salsabillah, serta peraih emas Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo. 

Baca juga: Tekan Inflasi Jelang Hari Raya Kuningan, Pemkab Bangli Gelar Operasi Pasar Murah

Baca juga: 376 Peserta SPPI Diksarmil 2 Bulan, Komjen Pol Chryshnanda Pantau Pelatihan Peserta SPPI Buleleng 

Ketua Organizing Comitee IFSC Climbing World Cup Irjen Pol Herry Heryawan berharap para atlet panjat tebing Indonesia termasuk Desak Rita yang merupakan wakil tuan rumah, Bali, bisa berprestasi di kejuaraan dunia kali ini. “Semoga Indonesia keluar sebagai juara di rumah sendiri,” kata dia. 

Pada acara tersebut, Yenny Wahid mengucapkan terima kasih karena segenap masyarakat, pemerintah Provinsi Bali yang telah memberikan dukungan untuk menyelenggarakan IFSC Climbing World Cup di Bali.

“Tanpa dukungan dari pemerintah daerah Tentunya acara tidak akan berjalan sebaik ini. Acara tidak akan berjalan selancar ini. Kita harapkan 2-3 hari ke depan akan berjalan dengan lancar,” ucap Yenny Wahid. 

Diharapkan pada event ini nantinya ada atlet Bali yang akan memberikan performa luar biasa dan membanggakan Provinsi Bali.

Untuk Kejuaraan Dunia Panjat Tebing, FPTI sudah 3 kali menyelenggarakan world cup untuk Sport Climbing. Dua kali sebelumnya digelar di Jakarta tepatnya di Kawasan SCBD Jakarta dan Kompleks Gelora Bung Karno Senayan. 

“Tidak mudah meyakinkan dari Federasi Internasional untuk bisa membawa ini keluar Jakarta karena zona Jakarta itu pasti zona nyaman. Semua jelas, gampang. Sementara keluar dari zona ini terlalu mungkin dulunya dianggap banyak ketidakpastian, tetapi setelah berkali-kali meyakinkan akhirnya mereka setuju dan inilah kita pada saat ini menjadi bagian dari acara yang historis ini,” bebernya. 

Climbing World Cup diselenggarakan beberapa kali dalam setahun, biasanya negara-negara akan melakukan penawaran dan tidak semuanya diterima.

“Jadi ini tentunya menunjukkan bahwa Bali adalah daerah yang dianggap punya sebagai destinasi internasional dan dianggap sebagai daerah yang punya standar internasional,” terangnya. 

Yenny Wahid juga menceritakan bagaimana kondisi panjat tebing Indonesia mengalami pasang surut dalam perjalanannya.

“Demikian juga dengan prestasi yang telah kita raih, kita sudah berhasil mengirimkan beberapa atlet kita untuk olimpiade bahkan mendapatkan medali emas di olimpiade dan salah satu atlet yang kemarin menjadi olimpian adalah seorang atlet Bali,” kata dia. 

“Kita tentu berharap bahwa prestasinya dilanjutkan, di Olimpiade Los Angeles 2028 akan menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan mereka perlu dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Bali agar atletnya nanti bisa berjaya di ajang olimpiade dunia ke depannya nanti,” tandasnya. 

Yenny mengungkapkan event ini bukan hanya ajang olahraga, namun juga sebagai ajang promosi keindahan Bali. Melalui acara ini Yenny berharap banyak dampak-dampak turunan salah satunya ekonomi dan sosial. Terlebih banyak wisatawan saat berwisata yang dicari adalah pengalaman. 

“Mereka tidak mencari destinasi konvensional, tapi pengalaman yang menyenangkan. Karena sport tourism menjadi sebuah event yang dilakukan banyak negara karena terbukti bisa menggaet banyak pengunjung. Kita berharap ke depan akan makin banyak minat dari pemerintah,” bebernya. 

Yenny Wahid juga menegaskan event ini mengikuti aturan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025 terkait pelarangan produksi air minum dalam kemasan (AMDK) di bawah 1 liter. Diungkapkan atlet yang ikuti event IFSC Climbing World Cup Bali 2025 disiapkan tumblr untuk minum air saat berada di venue. 

“Itu bagus sekali bahwa masyarakat menyesuaikan plastik. Kami pun menyesuaikan. Jadi di venue kami siapkan tumbler. Galon kami siapkan. Menuju agar suasana pertandingan lebih environment friendly lebih ramah lingkungan,” ucap, Yenny. (sar/ian)

Jadi Ajang Promosi Pariwisata

Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta mengucapkan rasa terima kasihnya pada Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid karena telah berkoordinasi agar IFSC Climbing World Cup 2025 dapat dilaksanakan di Bali.

Menurut Giri event ini adalah bagian dari promosi pariwisata, sebab pariwisata membutuhkan sentuhan. “Kami sudah minta kepada instansi di Provinsi Bali utamanya dari Pemerintah Provinsi Bali mendukung sepenuhnya,” kata Giri Prasta pada Kamis (1/5). 

Ia juga berharap ke depannya Bali bisa menjadi tuan rumah kembali dan event ini akan dibuatkan lebih bagus lagi serta dikaitkan dengan paket wisata bahari yang sudah ada di Bali. Bahkan, rencananya untuk men-support event ini ke depannya Giri Prasta akan memasukan anggaran ke APBD. 

“Besar harapan kami tahun depan event-event seperti panjat tebing internasional ini kalau memungkinkan kami siap di Bali untuk jadi tuan rumah dan kami akan masukkan ke APBD untuk memberikan kekuatan dan support,” kata dia. 

Sementara itu, Direktur Komersil PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC, Troy Warokka menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh penyelenggara.

“Terpilihnya The Nusa Dua sebagai venue utama IFSC World Cup 2025 merupakan bukti kesiapan infrastruktur kami serta kemampuan manajerial dalam menyelenggarakan event berskala global,” ujar Troy Warokka dalam keterangannya pada Kamis (1/5). 

Menurutnya hal ini sekaligus memperkuat posisi The Nusa Dua sebagai destinasi unggulan untuk berbagai event bertaraf nasional maupun internasional.

Sebanyak 6 hotel berbintang 4 dan 5 di dalam kawasan telah berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan acara, dengan menyediakan akomodasi bagi atlet, ofisial, panitia, serta awak media. 

“Diperkirakan sekitar 2.000 hingga 3.000 orang akan hadir selama rangkaian kegiatan, dengan target tingkat hunian hotel mencapai 75 persen,” imbuhnya.

The Nusa Dua mencatatkan kinerja positif sepanjang Triwulan I 2025, dengan rata-rata okupansi hotel mencapai 68,36 persen, lebih tinggi dari capaian pada periode yang sama tahun 2019 (67,59 persen). 
Jumlah kunjungan wisatawan mencapai 769.555 orang, meningkat 15,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami optimistis dengan ekosistem pariwisata yang kuat, kolaborasi multipihak, dan rekam jejak sebagai tuan rumah event internasional, The Nusa Dua siap menjaga stabilitas okupansi dan kunjungan wisatawan hingga akhir 2025,” tambah Troy Warokka.

Sementara itu, Ketua Umum FPTI Yenny Wahid menyatakan, pemilihan The Nusa Dua sebagai lokasi kompetisi sangat tepat. “Kawasan The Nusa Dua tidak hanya menawarkan fasilitas berkelas internasional, tetapi juga menghadirkan atmosfer yang mendukung fokus dan semangat para atlet,” ucap Yenny Wahid. 

Ia menambahkan penyelenggaraan IFSC World Cup 2025 di kawasan ini menjadi momentum strategis dalam mendorong peningkatan prestasi panjat tebing Indonesia sekaligus mempromosikan olahraga ini kepada khalayak nasional dan internasional. 

Lebih dari itu, ajang ini juga memperkuat posisi Indonesia, khususnya Bali, sebagai destinasi sport tourism unggulan.

“Dukungan dan atensi dari Pemerintah Provinsi Bali diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekosistem olahraga panjat tebing serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan melalui sektor pariwisata olahraga,” ucapnya.

Selain itu, ITDC telah menyiapkan sejumlah kantong parkir strategis dengan total kapasitas lebih dari 1.000 unit mobil dan 3.000 unit motor, termasuk di Central Parkir yang dilengkapi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), dan area Parkir depan Sogo, Bali Collection.

Dengan IFSC World Cup 2025 dan deretan acara lainnya, The Nusa Dua semakin menegaskan perannya sebagai pusat kegiatan kelas dunia yang berdampak luas bagi pariwisata dan perekonomian nasional. (sar/zae)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved