Berita Jembrana

Sebanyak 21 Kebakaran Terjadi di Jembrana Bali Selama Januari-April, Musim Kemarau Berpotensi Tinggi

Januari-April 2025, Terjadi 21 Kebakaran di Jembrana Bali, Musim Kemarau Berpotensi Tinggi Kebakaran

istimewa
Petugas Damkar Jembrana saat melakukan penanganan kebakaran rumah warga di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, saat Hari Kuningan, Sabtu 3 Mei 2025 kemarin. Sebanyak 21 Kebakaran Terjadi di Jembrana Bali Selama Januari-April, Musim Kemarau Berpotensi Tinggi 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Dalam kurun waktu empat bulan terakhir atau periode Januari-April 2025 ini, sedikitnya ada 21 peristiwa kebakaran yang terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali

Peristiwa kebakaran didominasi oleh kebakaran bangunan hingga kendaraan. 

Kerugian yang ditimbulkan hingga ratusan juta. 

Warga diimbau untuk tetap waspada dan hati-hati terutama terkait potensi kebakaran lahan di tengah cuaca ekstrem musim kemarau disertai angin kencang.

Baca juga: Warga Bongkasa Dikagetkan dengan Kebakaran Rumah Made Centang, Alami Kerugian Puluhan Juta Rupiah

Menurut data yang diperoleh, peristiwa kebakaran tersebut terjadi di berbagai lokasi. 

Mulai dari kebakaran rumah tinggal, mobil, ruko, bangunan Taman Kanak-kanak, mesin ATM, gardu listrik, hingga alat berat escavator di TPA Peh.

Rinciannya, di bulan Januari sebanyak 4 peristiwa kebakaran, di Februari tercatat ada 7 peristiwa kebakaran, Maret tercatat ada 6 peristiwa kebakaran, dan April terjadi 4 kebakaran.

"Catatan kami ada 21 peristiwa kebakaran selama 4 bulan terakhir ini," kata Kabid Damkar dan Penyelamatan, Satpol PP Jembrana, I Kadek Rita Budhi Atmaja saat dikonfirmasi, Rabu 7 Mei 2025.

Dia melanjutkan, rata-rata peristiwa kebakaran lebih banyak terjadi pada bangunan rumah serta beberapa di antaranya kendaraan yakni mobil. 

Di sisi lain juga ada kebakaran yang terjadi pada bangunan sekolah, pengovenan kelapa, kabel pada tiang listrik, hingga alat berat escavator di TPA Peh.

"Sebagian besar kita tangani. Namun ada juga sebagian yang ditangani oleh masyarakat seperti dengan menggunakan alat seadanya, serta ada yang menggunakan APAR," jelasnya. 

Menurutnya, pemberian materi dan sosialisasi penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR) menjadi sangat penting di masyarakat. 

Ketika masyarakat paham dengan penggunaan alat tersebut tentunya akan bisa meminimalisir peristiwa kebakaran. 

Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan hati-hati saat menggunakan berbagai bahan yang berpotensi menimbulkan kebakaran. 

"Misalnya penggunaan dupa saat sembahyang. Jika sembahyang di rumah agar tidak ditinggalkan begitu saja. Sebaiknya, pastikan api dupa di rumah agar tidak menyala saat ditinggalkan dalam keadaan kosong," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved