Rabies di Bali

TEWAS Diduga Suspek Rabies, Ortu IGAFW Tepis Isu Itu, Anak 8 Tahun Meninggal di RSU Negara

Korban saat itu diserang pada betis kaki kirinya. Namun tak lama atau sekitar 2-3 pekan kemudian, anjing tersebut mati dan dikuburkan pihak keluarga.

Tribun Bali/Dwi S
ILUSTRASI - Kepergian IGAFW meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Sebab, selama ini ia dikenal anak yang ceria dan akrab dengan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya begitu terkejut mendengar kabar duka tersebut.  

“Penyebaran virus rabies bisa diantisipasi sejak dini. Pelaporan kasus dan vaksinasi menjadi salah satu langkahnya. Jika tidak ditangani, rabies sangat berbahaya,” tegasnya.

Kepergian IGAFW meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Sebab, selama ini ia dikenal anak yang ceria dan akrab dengan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya begitu terkejut mendengar kabar duka tersebut. 

Sementara itu, pihak keluarga membantah bahwa IGAFW meninggal karena suspect rabies. Mengingat diagnosa awal radang tenggorokan karena sebelumnya sering minum minuman manis. Hal ini membuat anak tersebut tidak mau makan karena kesulitan menelan.

“Bukan, bukan rabies. Kalau benar seperti itu (suspect rabies), anjingnya yang sebenarnya duluan mati. Biasanya seminggu setelah menggigit sudah mati anjing tersebut. Tapi, ini sampai sebulan lebih masih hidup,” kata ayah IGAFW.

Dia menuturkan, anjing yang menggigit tersebut beraktivitas seperti biasa dalam waktu sebulan. Bahkan, setiap pekannya anjing tersebut juga dimandikan. “Di sini, vaksinasi (pada HPR) rutin sekali,” tandasnya. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved