Rabies di Bali
TEWAS Diduga Suspek Rabies, Ortu IGAFW Tepis Isu Itu, Anak 8 Tahun Meninggal di RSU Negara
Korban saat itu diserang pada betis kaki kirinya. Namun tak lama atau sekitar 2-3 pekan kemudian, anjing tersebut mati dan dikuburkan pihak keluarga.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“Penyebaran virus rabies bisa diantisipasi sejak dini. Pelaporan kasus dan vaksinasi menjadi salah satu langkahnya. Jika tidak ditangani, rabies sangat berbahaya,” tegasnya.
Kepergian IGAFW meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Sebab, selama ini ia dikenal anak yang ceria dan akrab dengan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya begitu terkejut mendengar kabar duka tersebut.
Sementara itu, pihak keluarga membantah bahwa IGAFW meninggal karena suspect rabies. Mengingat diagnosa awal radang tenggorokan karena sebelumnya sering minum minuman manis. Hal ini membuat anak tersebut tidak mau makan karena kesulitan menelan.
“Bukan, bukan rabies. Kalau benar seperti itu (suspect rabies), anjingnya yang sebenarnya duluan mati. Biasanya seminggu setelah menggigit sudah mati anjing tersebut. Tapi, ini sampai sebulan lebih masih hidup,” kata ayah IGAFW.
Dia menuturkan, anjing yang menggigit tersebut beraktivitas seperti biasa dalam waktu sebulan. Bahkan, setiap pekannya anjing tersebut juga dimandikan. “Di sini, vaksinasi (pada HPR) rutin sekali,” tandasnya. (mpa)
TARGET Nol Angka Kasus Rabies, Gianyar Digitalisasi Anjing Peliharaan di Seluruh Desa |
![]() |
---|
Tim Khusus Sasar HPR Liar, Upaya Menekan Angka Kasus Rabies di Jembrana |
![]() |
---|
Disperpa Badung Temukan 9 Kasus Rabies, 14 Anjing Positif Rabies di Denpasar, 54.351 Ekor Divaksin |
![]() |
---|
BADUNG Temukan 9 Kasus Rabies, Catat 17 Desa Belum Disasar Vaksin |
![]() |
---|
916 Kasus Gigitan HPR di Karangasem, Vaksinasi Anjing Masih 43,15 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.