Seputar Bali
Kasus Rabies di Bali Masih Mengancam, Hampir 2000 Kasus Gigitan Anjing Sepanjang Tahun 2025
Kasus rabies di Bali sepertinya masih terus mengancam meski penanggulangan terus dilakukan oleh pihak berwenang.
Dia menegaskan, ketika penanganan HPR di lapangan dengan maksimal, praktis kasus gigitan pada manusia juga akan menurun.
Sehingga ini harus dikerjakan bersama-sama, baik dari Bidang Keswan-Kesmavet di Dinas Pertanian dan Pangan hingga masyarakat.
Apalagi saat ini kasus gigitan cenderung naik dari tahun sebelumnya. Sementara kasus rabies selama empat bulan terakhir sudah mendekati jumlah keseluruhan kasus selama setahun di 2024.
"Tercatat ada peningkatan jika dibandingkan tahun lalu periode yang sama. Ini menjadi warning kita bersama terutama soal penanganan HPR. Ketika HPR aman, praktis pada manusia juga aman," sebutnya.

Baca juga: NEKAT Bawa Muatan Berlebih, Satlantas Polres Buleleng Berikan Tindakan Tilang!
Berkaca dengan adanya kasus suspek rabies karena tak sempat dirujuk ke fasilitas kesehatan, dia menegaskan kembali ketika ada masyarakat yang digigit anjing atau HPR lain agar segera melakukan langkah-langkah penanganan.
Di awal, masyarakat yang diserang HPR bisa mencuci luka dengan sabun di air mengalir minimal 10-15 menit lamanya.
Kemudian, jika mengetahui bahwa HPR yang menyerang menunjukkan gejala rabies bahkan mati usai menyerang harus segera datang ke faskes terdekat untuk mendapat layanan VAR.
"Intinya jangan panik dan bawa ke faskes terdekat. Lakukan langkah penanganan awal dan dilarikan ke faskes terdekat agar mendapat penanganan sesuai SOP yang berlaku dari petugas kesehatan," tegasnya.
Disinggung mengenai ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) di Jembrana, Ambara menegaskan stok VAR di Jembrana masih aman.
"Stok VAR dan SAR di Jembrana aman. Kita berharap kasus tidak bertambah dari tahun sebelumnya sehingga (vaksin) cukup," sebutnya.
Dia menegaskan, ketika ada masyarakat yang digigit anjing atau HPR lain agar segera melakukan langkah-langkah penanganan.
Di awal, masyarakat yang diserang HPR bisa mencuci luka dengan sabun di air mengalir minimal 10-15 menit lamanya.
Kemudian, jika mengetahui bahwa HPR yang menyerang menunjukkan gejala rabies bahkan mati usai menyerang harus segera datang ke faskes terdekat untuk mendapat layanan VAR.
"Intinya jangan panik. Lakukan langkah penanganan awal dan dilarikan ke faskes terdekat agar mendapat penanganan sesuai SOP yang berlaku dari petugas kesehatan," tegasnya.
Untuk diketahui, Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Putu Kasthama menyebutkan hingga awal Mei pihaknya telah melakukan vaksinasi rabies dengan sasaran 6.488 ekor tersebar di seluruh wilayah.
Jumlah tersebut masih kecil atau masih sekitar 15 persen lebih jika dikalkulasikan dengan estimasi populasi HPR di Jembrana saat ini sebanyak 41.668 ekor.
"Seiring dengan bertambahnya populasi, vaksinasi juga akan kita gencarkan. Kami harapkan masyarakat ikut berpartisipasi untuk mendukung gerakan penekanan kasus rabies di Jembrana," harapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.