Berita Jembrana

Vaksinasi Rabies di Jembrana Bali Masih Rendah, Sudah Hampir 2.000 Kasus, 2 Warga Meninggal

Jika menerima luka gigitan, segera lakukan langkah awal dan segera dibawa ke faskes terdekat untuk memperoleh layanan sesuai SOP. 

Istimewa
VAKSINASI - Petugas medikvet Jembrana saat melakukan vaksinasi emergency rabies di Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat 16 Mei 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di Jembrana sudah mencapai 1.906 kasus. Adalah kasus selama periode Januari-April 2025 kemarin. 

Dari jumlah tersebut, tercatat sudah ada dua orang warga Gumi Makepung yang meninggal dunia diduga suspek rabies selama ini.

Selain itu, jumlah gigitan tahun ini lebih banyak 200 lebih kasus dibandingkan tahun lalu periode yang sama.

Cakupan vaksinasi rabies yang rendah ditengarai menjadi penyebabnya. 

Baca juga: TEWAS 2 Warga Suspek Rabies! Gigitan HPR ke Manusia Sudah Hampir 2.000 Kasus, Vaksinasi Masih Rendah

Hingga awal Mei saja, cakupan vaksinasi baru hanya 15 persen dari target 80 persen (target aman) dari total estimasi populasi sebanyak 41 ribu ekor lebih yang ada di Gumi Makepung.

Dengan data ini, masyarakat diimbau untuk tidak abai, tetap waspada dan hati-hati ketika melihat HPR dengan tingkah mencurigakan dan segera melaporkan ke petugas terkait. 

Jika menerima luka gigitan, segera lakukan langkah awal dan segera dibawa ke faskes terdekat untuk memperoleh layanan sesuai SOP. 

Baik itu layanan suntikan VAR, dan SAR untuk areal risiko tinggi seperti wajah dan ujung jari.

Jika tak dilakukan penanganan awal dan juga tidak ditangani di fasilitasi kesehatan terdekat, risiko terburuk adalah menyebabkan meninggal dunia. 

Mengingat rabies ini diketahui sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian.

Menurut data yang diperoleh, dalam kurun waktu empat bulan atau periode Januari-April 2025 ini, sedikitnya ada 1.906 orang yang mengalami gigitan hewan penular rabies (HPR). 

Sementara, untuk HPR positif rabies tercatat sudah ada 43 kasus hingga awal Mei. 

Jumlah ini sudah mendekati jumlah kasus selama setahun di 2024 lalu yang tercatat sebanyak 56 kasus positif rabies.

"Jumlah kasus gigitan tergantung dari penanganan HPR. Jadi kunci kasus pada manusia tergantung hewannya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, Minggu 18 Mei 2025, sembari menyebutkan sesuai catatan sementara sudah ada dua orang yang meninggal dunia diduga suspek rabies.

Dia menegaskan, ketika penanganan HPR di lapangan dengan maksimal, praktis kasus gigitan pada manusia juga akan menurun. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved