Koster Paparkan Perkembangan Positif Perekonomian Bali pada Triwulan 1 Tahun 2025 

Koster Paparkan Perkembangan Positif Perekonomian Bali pada Triwulan 1 Tahun 2025 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan perkembangan positif dari perekonomian Bali, pada Triwulan I Tahun 2025, ekonomi Bali tumbuh 5,52 persen year on year, melampaui rata-rata nasional dan menempati posisi ke-8 tertinggi secara nasional. Hal tersebut disampaikan pada acara Bali Jagadhita 2025, Senin 2 Juni 2025. 

“Gak mudah untuk Bali karena tumbuhnya dari posisi tahun 2020 mengalami penurunan -6,31% pada masa COVID-19. Sekarang sudah bangkit 5,52%, konsisten naik dari tahun 2022, 2023, 2024, 2025,” ujar, Koster. 

Baca juga: LANGKAH NYATA! Bulan Juni, Koster Akan Ekspor Arak Bali 2 Kontainer ke China 

Di saat yang sama, inflasi di Provinsi Bali sampai April 2025 tercatat 2,3%, terjaga dengan sangat baik dalam kisaran target inflasi nasional, 3±1%, ini mencerminkan bahwa kestabilan ekonomi dan efektivitas pengendalian ada. 

“Astungkara belum ada gejolak berarti tentang perkembangan di Provinsi Bali. Mudah-mudahan terus berjalan dengan baik,” bebernya. 

Sebagaimana disampaikan, Bali Jagadhita tahun ini mengangkat tiga pilar utama sebagai fokus utama, yakni perdagangan, investasi, dan pariwisata.

Baca juga: Pengelolaan Sampah di Bali, Putri Koster Ingin Libatkan Ketua TP PKK Desa/Kelurahan

Ketiga-nya dikembangkan dalam rangka green economy, sebuah pendekatan ekonomi berkelanjutan yang selaras dengan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui pola pembangunan semesta berencana Menuju ekonomi yang inklusif, berbasis budaya, dan menjaga harmoni dengan alam.

Melalui pola ini, terdapat tiga pilar utama yang ingin dicapai, Yang pertama, mendorong promosi pendorong produk unggulan UMKM binaan Bank Indonesia yang berpotensi yaitu ekspor dari pertemuan langsung dengan calon pembeli dari berbagai negara mitra dan strategis.

Yang kedua, mempresentasikan peluang investasi dan aset kumpulan milik pemerintah daerah kepada investor domestik maupun mancanegara yang memiliki orientasi keberlanjutan dan kepedulian terhadap nilai-nilai lokal.

Baca juga: KOSTER Minta Pelaku Usaha Segera Jalankan Gerakan Bali Bersih Sampah

Dan yang ketiga, memperkuat posisi desa wisata Bali sebagai destinasi eisata berbasis budaya yang mendukung praktik quality tourism dan menjadi pembeda utama Bali sebagai tujuan wisata kelas dunia.

Dalam pembangunan kembali sektor wisata pasca pandemi akan mengarahkan strategi padat yaitu wisata yang berkualitas berorientasi pada pengalaman budaya dan keharmonisan ekonomis.

Diversifikasi destinasi kurang daya potensial yang sebelumnya kurang tergerak seperti Bali Barat, Utara dan Timur. Penerapan digitalisasi dan sertifikasi green tourism untuk meningkatkan standard layanan dan keberlanjutan industri pariwisata Bali.

“Kami meyakini bahwa arah pembangunan ekonomi Bali Harus memperkuat pondasi lokal di antaranya peningkatan ekspor produk lokal unggulan Yang berbasis budaya dan alam Bali Seperti garam tradisional, kopi organik, serta kerajinan rakyat,” sambungnya. 

Kemudian juga sinergi antara investor, UMKM, dan pemerintahan daerah sebagai bagian dari ekosistem pembangunan ekonomi yang sehat dan inklusif. Visi Bali tidak hanya tentang pertumbuhan ekonomi Tetapi tentang pemerataan manfaat pembangunan hingga ke desa-desa. Melalui penguatan ekonomi desa dan kelembagaan tradisional Seperti bumdes, koperasi, dan lembaga perkreditan desa. Pemberdayaan perempuan dan pemuda desa Tidak hanya sebagai penerima manfaat tetapi juga penggerak transformasi. 

“Perbaikan infrastruktur dasar dan akses layanan publik Yang setara di seluruh pelosok Bali. Jujur kami menyampaikan sejak lama Bali sangat tertinggal dalam bidang infrastruktur,” terangnya.