Berita Bali
Lagi, Koster Ingatkan ASN Jangan Selingkuh, Kini Sentil Isu Selingkuh di BKD Bali
Kembali, Gubernur Bali, Wayan Koster memringatkan agar seluruh pegawai yang bekerja di Pemerintah Provinsi Bali tak selingkuh
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Lagi, Koster Ingatkan ASN Jangan Selingkuh, Kini Sentil Isu Selingkuh di BKD Bali
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kembali, Gubernur Bali, Wayan Koster memringatkan agar seluruh pegawai yang bekerja di Pemerintah Provinsi Bali tak selingkuh dengan rekan sesama.
Setelah menyentil kasus perselingkuhan di Disdikpora, kini giliran Koster soroti isu perselingkuhan di kantor BKD.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutan pelantikan eselon III di Wiswa Sabha Utama pada, Senin 2 Juni 2025.
Baca juga: LANGKAH NYATA! Bulan Juni, Koster Akan Ekspor Arak Bali 2 Kontainer ke China
Peringatan pelarangan selingkungan sudah kedua kalinya dia ucapkan.
Sebelumnya saat penyerahan SK PPPK dan CPNS di Art Centre Rabu 29 Mei 2025 lalu.
Kini, kembali ia sebutkan saat pelantikan eselon III.
Baca juga: Pengelolaan Sampah di Bali, Putri Koster Ingin Libatkan Ketua TP PKK Desa/Kelurahan
Bahkan, ia menyebut adanya perselingkungan di Disdikpora dan BKD.
“Jangan bikin masalah di kantor, jangan bikin masalah caranya bagaimana jangan selingkuh di kantor. saya tahu di BKD, dinas pendidikan, orang-orangnya saya tahu, cuma saya nggak mau sebut,” ucap Koster.
Tindakan selingkuh dan korupsi akan membebani urusan kantor maupun di rumah.
Baca juga: KOSTER Minta Pelaku Usaha Segera Jalankan Gerakan Bali Bersih Sampah
Sehingga untuk mempercepat Pemerintah Provinsi Bali jangan dibebankan dengan permasalahan.
”Membebani masalah di kantor dan di rumah. Kan sulit kareha itu clear-kan semua, stop perilaku2 buruk, hentikan itu,” imbuhnya.
Gubernur dua periode itu juga meminta para pegawai tidak melakukan korupsi. Royal pada pekerjaan.
Tidak berpatokan pada waktu kerja, bila perlu lembur untuk melayani masyarakat.
Baca juga: Bali Diserbu Bisnis Asing, Gubernur Koster Turun Tangan Lindungi UMKM Lokal
”Jangan menghitung hari kantor jam kantor. Pagi jam 8 pulang jam 4. normalnya begitu tapi kalau situasi membutuhkan ya lebih pagi lebih sore kalau perlu malam,” sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.