Seputar Bali

Koster Pasang Badan Soal Isu Petruk tak Boleh Tampil di PKB, Koster: Jangan Sampai ini Digulirkan

Gubernur Bali, Wayan Koster pasang badan soal isu seniman Petruk yang tidak boleh tampil di acara PKB karena adanya isu politik.

ISTIMEWA
SOSIALISASI - Gubernur Bali Wayan Koster mensosialsiasikan Gerakan Bali Bersih Sampah kepada para pelaku usaha di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat (30/5/2025). Koster Pasang Badan Soal Isu Petruk tak Boleh Tampil di PKB, Koster: Jangan Sampai ini Digulirkan 

“Jadi karena itu pertimbangkan ini kurator kalau memang pantas tampilkan saja cuma kasih tau jangan selalu jorok-jorok karena memang natural masyarakat kan begitu dia,” tandas Koster.

Berkali-kali ia meminta pada kurator agar berbicara baik dengan Petruk agar Petruk tidak merasa hilang kesempatan untuk berkesenian. 

“Karena soal politik itu saya gak enak waduh kadung be luung be nyaman ini dikomporin pula sama yang lain itu.

“Tolong nih disampaikan tampilkan lagi saja kan kalau dia tampilkan buat bahagia buat dirinya keluarganya dan kita semua mungkin juga terhibur jadi gak ada juga ruginya jadi hal-hal politik,”

“Supaya suasananya kondusif jangan sampai ada pekerimpik dalam suasana PKB,” tutupnya.

Baca juga: JENAZAH Putu Dari Tiba di Bali, Suami & Anak Jemput Jasadnya, BPJamsostek Beri Santunan Rp 85 juta 

Seniman Bali, Nyoman Subrata alias Petruk, bicara di acara PB3AS di Lapangan Renon, Denpasar, belum lama ini.
Seniman Bali, Nyoman Subrata alias Petruk, bicara di acara PB3AS di Lapangan Renon, Denpasar, belum lama ini. (Istimewa)

Sementara itu, Ketua Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, SH.,M.Kn pun membantah bahwa Petruk tidak dilibatkan karena bersinggungan dengan ranah politik. 

“Tidak dilibatkkanya Petruk dalam pementasan drama Gong Lawas di PKB nanti memang karena ada syarat,”

“Dimana dari tim kurator PKB agar penampilan para seniman drama Gong Lawas menyajikan tontonan yang mendidik sarat dengan anggah unguhang bahasa Bali halus dan etika tatanan kehidupan di masyarakat Bali,” jelasnya pada, Kamis 5 Juni 2025.

Sementara, Petruk dalam penampilannya dianggap latah dengan kata “b*ngs*t” yang dinilai kasar. 

“Ahhh nggak ada itu (ke arah politik) sama sekali gak ada hubungannya (dengan politik),”

“Karena dia atau Petruk di Bangli juga enggak ikut PKB, jadi diarah-arahkan kesana, padahal sama sekali gak ada itu,” imbuhnya. 

Agung Aryana mengungkapkan bahwa dalam arahan tim kurator PKB, Drama Gong Lawas dijadikan percontohan bagi drama-drama gong lainnya.

Sehingga, diharapkan pemeran Drama Gong Lawas mengutamakan “anggah unguhang bahasa Bali alus” dan dan etika tatanan kehidupan di masyarakat.

Diungkapkan, bahwa dari evaluasi pementasan pada PKB tahun 2024 lalu Drama Gong Lawas masih dianggap melalukan dialog-dialog yang tidak sepatutnya dikeluarkan.

Padahal pada waktu itu hal tersebut sudah diwanti-wanti dan ditekankan oleh tim kurator PKB. Sehingga diharapkan hal tersebut tidak terulang pada PKB tahun ini.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved