Pengeroyokan di Rutan
TAK TERIMA Adiknya Tewas di Rutan Polresta Denpasar, Keluarga Tak Percaya AI Lakukan Tindak Asusila
Namun, hal yang tidak diinginkan justru terjadi, keluarga mempertanyakan pengawasan petugas Rutan dan meminta diusut seadil-adilnya.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Keluarga AI (35), tahanan yang tewas di Rumah Tahanan (Rutan) Polresta Denpasar muncul ke publik. Keluarga pun buka suara mengenai meninggalnya AI beberapa hari lalu.
AI tewas diduga menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah tahanan lain di dalam sel tahanan Rutan Polresta Denpasar. Korban yang mengalami luka-luka sempat dilarikan ke Rumah Sakit namun nyawanya tidak tertolong.
Pihak keluarga kini telah mengajukan autopsi di Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah Denpasar untuk mengungkap tabir kematian korban yang selama bekerja sebagai montir di bidang otomotif dan tersandung kasus pencabulan anak di bawah umur tersebut.
Baca juga: 6 Orang Tahanan Jadi Tersangka Pengeroyokan AI di Rutan Polresta Denpasar, 3 Polisi Ditahan Patsus
Baca juga: MAYAT Anak 4 Tahun Ditemukan Mengapung di Sungai Sedap Malam, Sempat Ada Warga Hendak Tolong Korban
Baca juga: TEWAS Mengapung di Aliran Sungai Jalan Sedap Malam, Anak Usia 4 Tahun Diduga Terjatuh, Ini Beritanya

Kakak korban AI, Achmad Sodikin menjelaskan, bahwa AI sudah kooperatif sampai ada penahanan dan penetapan tersangka serta menghormati proses hukum.
Namun, hal yang tidak diinginkan justru terjadi, keluarga mempertanyakan pengawasan petugas Rutan dan meminta diusut seadil-adilnya.
“Pertama kami ingin mengurus jenazah korban dan meminta pertanggungjawaban diduga adik kami menjadi korban pengeroyokan. Kami dari keluarga sangat merasa dirugikan, Polresta harusnya menjadi tempat yang aman malah terjadi hal yang tidak diinginkan,” beber Achmad saat ditemui Tribun Bali di Polresta Denpasar, pada Senin (9/6).
Sementara itu, Kuasa Hukum korban, Agung Handi SH, selain melaksanakan autopsi, pihaknya juga menyurati penyidik Polresta Denpasar untuk meminta Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus AI.
Dirinya juga meminta Polresta Denpasar untuk mengungkap kasus ini dengan seterang-terangnya dan diungkap ke publik melalui konferensi pers di hadapan awak media.
“Kami menyurati selain SP3, agar dilakukan press release Polresta menerangkan kasus sebelumnya sudah selesai ditutup, saat ini fokus pada kasus pengeroyokan korbannya adalah adik kandung, usut tuntas terang yang bersalah diproses tahanan atuu petugas,” bebernya.
Dijelaskannya, bahwa hasil autopsi diperkirakan keluar pada Rabu (11/6) diharapkan mengungkap kematian korban AI yang dikenal ramah di keluarga tersebut. “Tadi dilakukan autopsi dan memang kehendak keluarga supaya semua jelas, kapan meninggalnya, detailnya seperti apa,” kata dia.
“Kami juga menyurati penyidik agar memberikan kepada kami salinan surat menerangkan hasil autopsi, kemungkinan hasilnya keluar dalam dua hari ke depan sudah disampaikan secara lisan,” jelasnya.
Sembari menunggu autopsi jenazah korban, pihak keluarga juga mulai mengurus pemakaman korban di tempat asalnnya di Semarang, Jawa Tengah yang rencananya diberangkatkan dari Denpasar, pada Selasa (10/6) siang.
Achmad Sodikin mengungkapkan sosok AI adalah orang yang ramah, gemar membantu dan punya banyak teman bahkan akan diangkat sebagai Direktur Pondok Pesantren di Riau. “Adik saya ini dia orangnya ramah, bahkan kawannya dia ada lebih dari 400 orang, dia ini suka membantu orang lain,” ujarnya.
Pihak keluarga masih belum percaya 100 persen kasus hukum yang menyeret nama anak kedua dari 3 bersaudara tersebut, di mana AI ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan karena kasus pencabulan.
“Mungkin ada unsur yang lain, dia baik-baik saja dan bayangkan ada 400 orang kawan dia dan mereka sendiri ketika saya datang ke sini mereka antusias datang kami berdoa bersama,” ujarnya.
“Saya pribadi tidak percaya pasti ada indikasi yang lain, tapi kami keluarga tetap menghormati proses hukum ini, kami kooperatif,” sambungnya.
Sodikin menjelaskan, bahwa sang adik memiliki kemampuan yang mendalam di bidang otomotif dan sudah menyelami bidang ini selama 25 tahun.
Bahkan mereka dari keluarga berpendidikan, Sodikin sendiri juga merupakan guru Bahasa Inggris dan penceramah anggota Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama (LP2A).
“Saya sendiri juga seorang pendidik, saya juga anggota LP2A, penceramah pendakwah sering di Lapas untuk melatih warga binaan,” tutur dia.
Sodikin mengungkapkan bahwa dia dan sang adik juga memiliki rencana mendirikan Pondok Pesantren di Riau dan korban AI inilah yang nantinya bakal menduduki posisi sebagai Direktur Utama untuk life skill anak-anak pesantren di bidang otomotif. Oleh sebab itu, pihak keluarga sangat berharap nama baik sang adik dapat dipulihkan.
“Kalau di Bali sudah 10 tahun jadi montir, dan dia suka membantu orang, bahkan di dompetnya suka banyak menyedikan uang Rp 2.000-an lebih dari Rp 100 ribu, itu untuk dibagi-bagikan ke orang-orang yang dia temui, seperti pengemis dan lain-lain,” ucapnya. (ian)
Keluarga Menanti Hasilnya dari Penyidik, Surat Autopsi Ali Sudah Dikirimkan RS ke Polisi |
![]() |
---|
JENAZAH AI Dimakamkan di Semarang, Surat Autopsi Tahanan Polresta Denpasar Terbit, Keluarga Nantikan |
![]() |
---|
UNGKAP Sosok AI, Keluarga Tak Yakin Lakukan Tindak Asusila, Dari Keluarga Penceramah Agama? |
![]() |
---|
JENAZAH AI Minta Diautopsi, Keluarga Muncul ke Publik, Juga SP3 & Polresta Denpasar Rilis ke Publik |
![]() |
---|
KASUS Kematian AI di Rutan Polresta Seret 6 Orang Tersangka, 3 Polisi juga Ditahan Patsus 30 Hari! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.