Budaya Bali
TRADISI Sakral, Wujud Syukur & Pengingat Leluhur, Desa Adat Lebu Gelar Sekaa Roras Saat Ngusaba
Bendesa Adat Lebu, I Wayan Darmanta menjelaskan, setiap pelaksanaan Ngusaba Desa akan dibentuk sekaa roras yang berjumlah 12 orang.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Desa Adat Lebu di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem menggelar upacara Dewa Yadnya Ngusaba Desa, Ngusaba Dalem dan Nyepi Adat yang dilaksanakan Minggu (22/6) hingga Kamis (26/6).
Desa Adat Lebu menggelar tradisi ini rutin setiap tahun. Tradisi sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil bumi yang memberikan penghidupan bagi masyarakat setempat. Selama rangakaian upacara ini, juga digelar tradisi sekaa roras.
Tradisi unik ini, sebagai bentuk persembahan atau ayahan suci dari masyarakat. Sekaligus meminta pengganti nama, yang tujuannya untuk mempertegas identitas di desa adat serta sebagai pengingat leluhur.
Bendesa Adat Lebu, I Wayan Darmanta menjelaskan, setiap pelaksanaan Ngusaba Desa akan dibentuk sekaa roras yang berjumlah 12 orang.
Baca juga: TERTEKAN Penjualan Motor! AISI: Penjualan Capai 2.595.303 Unit, Performa Pasar di Zona Negatif
Baca juga: PERDA TAJEN Jadi Bahasan Mengerucut Dewan, Fraksi Golkar Sebut Bisa Jadi Atraksi Wisata Budaya?
Anggotanya terdiri dari masyarakat desa yang biasanya mengajukan diri untuk ngayah selama pelaksanaan ngusaba desa. Ada beberapa persyaratan untuk menjadi sekaa roras. Di antaranya harus sudah menikah, sudah metatah (potong gigi) baik suami maupun istri, serta sudah terjun bermasyarakat.
“Sekaa roras wajib sudah lepas dari tanggungan orangtuanya. Ini bermakna, mereka sudah siap turun bermasyarakat untuk ngayah secara tulus ikhlas di pura,” ujar Darmanta.
Para sekaa roras ini ngayah selama 12 hari dan harus mekemit di pura. Uniknya mereka akan tidur di Bale Agung yang pada umumnya sebagai lokasi ditempatkannya Pralingga Ida Bhatara.
Selama 12 hari juga sekaa roras beraktivitas di Pura Puseh untuk mempersiapkan upacara. Mereka setiap hari harus bangun pagi, melakukan pembersihan diri ke beji, lalu sembahyang dan melantunkan kidung suci setiap pagi secara bersama-sama.
“Sekaa roras ini tidak sembarangan. Sebelum memulai ngayah mereka diupacarai. Mereka disucikan sebagai orang terpilih untuk ngayah. Mereka setiap harinya mekemit di Bale Agung, itu keistimewaan karena itu tempat yang sangat disucikan,” ujar bendesa yang juga Ketua MDA Kecamatan Sidemen tersebut.
Sekaa roras bertugas mempersiapkan segala sarana untuk upacara ngusaba. Di antaranya mengumpulkan hasil bumi pala gantung (buah-buahan) dan pala bungkah (umbi-umbian) yang dihaturkan dari masyarakat. Serta menghaturkan jro gede atau babi untuk sarana upacara.
“Jro gede ini juga saat disembelih dan dihaturkan untuk upacara, ditimbang oleh sekaa roras menjadi 6 bagian. Timbanganya menggunakan sesuhunan atau benda yang kami sakralkan. Sudah diwariskan secara turun menurun,” ungkapnya.
Prosesi unik lainnya, sekaa roras juga bertugas mencari daun aren yang digunakan untuk membuat Sang Hyang Pering yang merupakan manisfestasi Dewi Sri. Dalam mencari daun aren ini, dilakukan dengan prosesi sakral di di lokasi yang juga disakralkan.
Sekaa roras mencari daun ini dengan menaiki bukit ke wilayah Jaka Tebel. Dalam nunas daun aren ini, tidak boleh sampai jatuh di tanah. Lalu daun diambil dan dibawa ke Pura Puseh dengan lantunan kidung-kidung suci.
Pada saat pelaksanaan ngusaba, sekaa roras menjalani upacara nunas agentos wasta atau mengganti nama untuk mempertegas identitasnya bermayarakat di desa adat.
Identitas yang digunakan, bisa merujuk ke nama panggilan, atau menyisipkan identitas leluhur. Sebagai pengingingat dari keluarga mana dilahirkan.
Jaga Harmoni Serangan, Dari Doa Tumpek Kandang Hingga Tukik Menyapa Samudera |
![]() |
---|
TIRTA Yatra ke Alas Purwo & Pura Agung Blambangan Banyuwangi, Gung Ari: Impian Akhirnya Terwujud |
![]() |
---|
Wayang Wong Tantri Puri Kauhan Ubud Napak Pertiwi di Pura Dalem Puri Batuan-Sukawati |
![]() |
---|
Digelar Setelah 30 Tahun, Pura Ibu Sari Dalem Tarukan Lumintang Denpasar Gelar Karya Agung |
![]() |
---|
Diusulkan Jadi WBTB Indonesia, Gending Ancag-Ancagan dan Baris Gede Telek dari Denpasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.