Kapal Tenggelam di Selat Bali
TUNGGU Ajik Sampai Ketemu, Pencarian Penumpang Hari Kedua KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Nihil!
Dewa Adnyana merupakan satu di antara penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali yang belum ditemukan.
TRIBUN-BALI.COM – Suasana posko pengaduan orang hilang di kantor ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana pada Jumat (4/7), tampak lebih sepi.
Sebagian besar penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang selamat telah kembali dengan keluarganya.
Namun perasaan cemas masih menyelimuti keluarga Dayu Made Silawati. Sebab suaminya yang bernama Dewa Gede Adnyana Putra hingga kini belum ada kabar.
Dewa Adnyana merupakan satu di antara penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali yang belum ditemukan.
Ditemani menantunya Ni Luh Sri Devi Mariani, Silawati tampak cemas. Keduanya juga ditemani Gede Tirta yang merupakan rekan kerja Dewa Adnyana serta istrinya.
Mereka datang di kantor ASDP Gilimanuk pada Kamis (3/7). Mereka sempat mengamati papan informasi mengenai korban yang telah ditemukan, dan tak berselang lama masuk ke ruangan.
Namun pada Jumat (4/7), mereka masih terlihat di areal kantor ASDP Gilimanuk. Mariani mengatakan jika mertuanya belum ada kabar hingga kini.
Baca juga: BONGKAR 48 Bangunan di Pantai Bingin, Tindak Lanjut Rekomendasi DPRD Bali, Satpol PP Sudah 3 Kali SP
Baca juga: KONFLIK Israel-Iran Diharapkan Tak Pengaruhi Okupansi di Bali, PHRI Sebut Masih Stabil

“Semalam saya bersama mertua tidur di sini, bersama petugas-petugas lain. Kami bakal tunggu Ajik (Dewa Adnyana) sampai kapanpun di sini, sampai ketemu. Besar harapan kami Ajik bisa ditemukan dengan selamat," ucapnya.
KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang.
Dari jumlah tersebut terinci 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton.
Tim SAR Gabungan terus berupaya melakukan pencarian korban dan puing-puing KMP Tunu Pratama Jaya pada hari kedua pada Jumat (4/7).
Kendati tidak ada halangan cuaca, namun tim SAR gabungan belum menemukan perkembangan baru alias nihil temuan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas) Bali, I Nyoman Sidakarya mengungkapkan, dalam upaya pencarian pihaknya tidak mengalami kendala. Sebab kondisi cuaca sangat mendukung. Demikian juga dengan ombak tidak begitu tinggi.
Namun, pihaknya tak memungkiri jika dalam pencarian hari kedua belum ada perkembangan yang signifikan. “Kami belum menemukan puing sisa KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam maupun di mana posisinya,” ucap dia.
Tak hanya sisa puing kapal, pencarian korban hilang juga belum ada perkembangan. Untuk diketahui dari total 65 orang baik penumpang maupun kru kapal, baru 35 orang yang telah ditemukan. Sedangkan 30 orang sisanya masih dinyatakan hilang atau belum diketahui keberadaannya.
Disinggung kemungkinan 30 orang ini terjebak di dalam kapal yang tenggelam, Sidakarya enggan berspekulasi.
“Memang sampai detik ini (kemarin), nihil temuan terbaru. Namun untuk kemungkinan terjebak atau tidaknya, saya tidak berani memastikan. Yang jelas kami tetap berusaha melaksanakan pencarian,” tandasnya.
Proses pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya dilakukan di perairan dan juga di daratan atau pesisir, Jumat (4/7). Tim gabungan dari TNI Angkatan Laut (AL) dan juga Brimob melakukan penyisiran sepanjang 2,5 kilometer.
Namun begitu, hasil penyisiran masih nihil. “Sejak malam kemarin dan dilanjutkan tadi pagi kami lakukan penyisiran di pesisir,” kata Danposal Gilimanuk, Letda Laut (P) Bayu Primanto seizin Komandan Lanal Denpasar, Kolonel Laut (P) Cokorda Gede Parta Pemayun saat dikonfirmasi, kemarin.
Dia melanjutkan, penyisiran yang juga melibatkan Brimob Polda Bali ini dilaksanakan mulai dari pesisir Cekik Gilimanuk hingga ke pesisir Pantai Melaya. Pencarian malam hari kemarin sepanjang 2,5 kilometer, pencarian pagi ini juga sepanjang 2,5 kilometer.
“Sepanjang 2,5 kilometer. Namun, hasilnya masih nihil. Kami masih terus berupaya melakukan pencarian dengan maksimal bersama tim gabungan,” tegasnya.
Hingga saat ini, tim gabungan tersebut masih standby di sejumlah titik. Mulai dari Gilimanuk hingga Melaya, juga di pesisir Pantai Pebuahan, Kecamatan Negara yang jadi lokasi temuan korban selamat dan juga meninggal dunia.
Masih menurut Mariani, Dewa Adnyana merupakan seorang supir truk pengangkut pakan ternak. Sudah biasa ia mengangkut pakan ternak dari Surabaya, untuk diantar ke toko yang berlokasi di Tohpati, Kabupaten Klungkung.
Komunikasi terakhir Dewa Adnyana yakni pada Rabu (2/7) sekitar pukul 21.00 Wita . Ia menghubungi Dayu Silawati, mengabarkan jika ia sudah akan naik kapal. Ia juga minta agar dibangunkan sekitar pukul 04.00 Wita.
“Sudah ditelepon sama ibu, tetapi dua ponsel yang dibawa Ajik, tidak ada jawaban. Setelah itu ditunggu sampai jam 06.00 Wita, tapi Ajik nggak pulang-pulang. Padahal biasanya jam 05.00, Ajik sudah sampai rumah, dan pasti memberi kabar,” ujarnya.
Hingga beberapa saat kemudian, ia menerima informasi dari rekan kerja Dewa Adnyana, yang mengabarkan peristiwa kapal tenggelam. Mariani lantas mencari informasi tersebut melalui berita online yang beredar di internet.
“Awalnya nggak yakin kalau di kapal itu ada Ajik. Setelah saya cek nama-nama penumpangnya di berita, ternyata ada nama Ajik. Tapi hanya Dewa Gede saja,” ujarnya.
Mariani bersama Silawati kemudian mendatangi kantor ASDP Gilimanuk. Sekitar pukul 08.00 Wita keduanya menempuh perjalanan dari Tonja, Blahbatuh, Gianyar mengendarai sepeda motor.
“Sampai di sini saya cek daftar nama penumpang ditemukan yang ditempel di depan kantor. Saya juga pastikan kepada petugas yang ada di dalam. Ternyata memang benar bahwa itu nama Ajik. Plat nomor kendaraannya pun juga sama,” ungkapnya.
Tak hanya di kantor ASDP, Mariani dan Silawati juga mengunjungi Pantai Pebuahan dengan harapan Dewa Adnyana berada di sana.

Terlebih dari informasi yang dia dapatkan, beberapa penumpang ditemukan di pantai itu. “Setelah ke sana ternyata tidak ada Ajik. Sehingga kami kembali lagi ke posko. Kami nunggu informasi di sini saja. Tapi sampai sekarang belum ada kabar,” katanya.
Mariani dan Silawati mengaku tidak ada firasat apapun. Komunikasi terakhir via telepon dan minta dibangunkan pukul 04.00 wita, agar Dewa Adnyana tidak tidur terlalu lama sehingga terlambat mengirim pakan ke toko.
“Di hari Kamis itu, kami memang ada rencana sembahyang bersama dalam rangka piodalan di pura desa, serta berencana servis sepeda motor,” imbuhnya.
Sementara teman Dewa Adnyana, Gede Tirta (60) mengatakan sejak lima tahun silam bersama bekerja sebagai sopir di toko yang sama.
Sebagai sopir, ia tidak memungkiri jika kebanyakan sopir saat di kapal memilih untuk istirahat di dalam mobil. “Mungkin saat itu, Ajik juga sedang istirahat di dalam mobil,” ucap pria asal Banjar Taman, Desa Tuwet, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Di sisi lain, para keluarga korban menggelar upacara untuk keselamatan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Seperti halnya, Ni Komang Wiardani (46) yang melaksanakan matur piuning di Pantai Pebuahan Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (4/7).
Wiardani tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan. Sesekali, ia tampak tak kuasa menahan air matanya ketika mengingat komunikasi terakhir dengan suaminya.
Wiardani adalah istri dari I Komang Surata (55), salah satu korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan. Ia bersama dua keluarga lainnya melakukan upacara matur piuning di Pantai Pebuahan. Harapannya, Surata segera ditemukan dalam kondisi selamat.
Wiardani menuturkan, belum menerima informasi apapun terkait suaminya pada hari kedua proses pencarian dan penanganan insiden KMP Tunu Pratama Jaya ini.
Dirinya menunggu informasi terkait keberadaan suaminya di Pelabuhan Gilimanuk sejak dini hari hingga sore hari. Namun tidak ada informasi yang pasti mengenai Surata. “Belum ada informasi apapun hari ini (hari kedua),” ucapnya.
Dia mengakui, pada hari kedua ini dirinya bersama keluarga juga melakukan ritual nunas baos dan memperoleh petunjuk. Wiardani kemudian melaksanakan matur piuning di Pantai Pebuahan. Keluarga pun berharap Komang bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat.
“Saat nunas baos, suami saya (Komang Surata) masih di tengah laut dan masih hidup namun kondisinya mulai lemah. Mudah-mudahan segera ke daratan, segera ditemukan dan kondisinya selamat,” harapnya.
Warga asal Lingkungan Menegaskan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana ini juga menuturkan sempat berkomunikasi dengan suaminya sebelum insiden kapal tenggelam itu terjadi. Tak ada yang berbeda dari suaminya saat itu.
Ia hanya berpesan jangan tidur terlalu malam atau begadang. “Tidak ada yang berbeda. Kebiasannya memang selalu menelepon dan menanyakan sudah makan dan berpesan jangan begadang untuk menjaga kondisi tetap fit,” kata dia.
Di tempat terpisah, kekhawatiran jelas teraut dari wajah keluarga I Kadek Oka (41) asal Banjar Nesa, Desa Banjarangkan, Kecamatan/Kabupaten Klungkung.
Kadek Oka adalah satu di antara penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali yang belum ditemukan. Mereka masih menunggu kabar dari Kadek Oka dan berharap selamat dari musibah itu.

Kadek Oka bekerja sebagai sopir truk di perusahaan distributor semen di Klungkung. Ia menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk membawa satu unit truk semen nomor polisi DK 8565 MH. Ia berangkat bersama rekannya, Eko Satrio yang juga membawa truk semen dengan plat DK 8153 AD.
“Kami kemarin menunggu di posko Gilimanuk. Saya melihat banyak ambulans hilir mudik, tetapi saudara saya belum ada kabar,” kata Nyoman Parsua, salah satu keluarga Kadek Oka, Jumat (4/7).
Awalnya keluarga mendapat kabar musibah kapal tenggelam itu dari kerabat mereka di Desa Tusan. Mendapat kabar itu, lima anggota keluarga langsung berangkat ke Gilimanuk untuk mencari kepastian.
Hingga Jumat (4/7), istri dan anak sulung Kadek Oka masih berada di Pelabuhan Gulimanuk. Keluarga pun berharap Kadek Oka ditemukan dengan selamat.
Keluarga I Kadek Oka merasa cemas menanti kabar. Setiap handphone berdering, mereka berharap ada kabar baik dari tim pencarian.
Kakak kandung dari Kadek Oka, I Putu Suparno mengatakan, dirinya mendapat kabar kapal tenggelam itu dari kerabatnya di Desa Tusan, Kamis (3/7). Kagetnya lagi, dalam manifest penumpang yang beredar ada nama Kadek Oka.
“Pagi-pagi kami dapat kabar kalau kapal tenggelam, dan adik saya termasuk salah satu penumpangnya. Kerabat kami tahu dari HP, lihat manifest penumpang,” ungkap Suparno, Kamis (3/7).
Setelah mendapatkan kabar itu, lima anggota keluarga langsung bergegas ke Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menanti kabar daei keberadaan Kadek Oka.
Namun tidak kunjung ada kabar, keberadaan pria yang memiliki 2 anak tersebut. “Sekarang istri dan anak sulungnya masih berada di Gilimanuk,” ungkapnya.
Kadek Oka dikenal sebagai sosok yang rajin bekerja. Meskipun telah dikaruniai 4 cucu, ia masih giat bekerja sebagai sopir salah satu perusahaan distributor semen di Klungkung.
Untuk diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sebanyak 65 orang. Di antaranya 53 penumpang dan 12 kru kapal. Sedangkan dari insiden tenggelamnya kapal tersebut, 35 orang telah ditemukan.
Dari jumlah tersebut sebanyak 29 orang dinyatakan selamat dan 6 orang meninggal dunia. Sementara 30 orang masih belum diketahui keberadaannya. (mer/mpa/mit)

KNKT Investigasi Penyebab Tenggelam
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memantau langsung proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya, di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7) malam.
Menhub Dudy telah menginstruksikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
“Keselamatan penyeberangan adalah prioritas utama. Karena itu, saya sudah menginstruksikan KNKT untuk melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan dan berkomitmen untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa,” kata Menhub Dudy.
Menhub juga menginstruksikan tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, ASDP, serta unsur terkait lainnya untuk melanjutkan dan mempercepat pencarian korban. Ia berharap pencarian yang dilakukan dapat menemukan lebih banyak lagi korban yang selamat.
Namun demikian, ia meminta seluruh pihak untuk bersabar, sebab fokus utama yang saat ini dilakukan adalah upaya maksimal melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban.
“Kita punya golden time yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pencarian dan pertolongan korban KMP Tunu Pratama Jaya. Kami berharap bisa menemukan lebih banyak lagi penumpang yang selamat,” ujar Dudy.
Dudy menjelaskan, jumlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya diketahui sebanyak 53 orang, sedangkan awak kapal berjumlah 12 orang. Adapun total kendaraan yang diangkut berjumlah 22 unit.
“Hingga malam ini (kemarin), korban selamat yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan berjumlah 29 orang, sementara yang meninggal 6 orang. Atas nama Pemerintah, saya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga korban dan bagi korban yang selamat, saya berdoa semoga segera diberikan kesembuhan,” terang Menhub Dudy.
Terkait penumpang kapal yang tidak terdaftar dalam manifest, Menhub Dudy menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan konfirmasi dan verifikasi ulang untuk memastikan kebenarannya. “Kami akan melakukan verifikasi untuk memastikannya, termasuk apakah ada penumpang yang selamat namun belum melaporkan,” tambahnya.
Proses pencarian terhadap 30 korban yang belum ditemukan dilanjutkan dengan menerjunkan sejumlah alut. Tim SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap 30 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali.
Pada hari H+2 pencarian, Jumat (4/7) proses pencarian melibatkan ratusan personel gabungan serta sejumlah Alut (alat utama) darat dan udara, serta mendapat dukungan penuh dari nelayan sekitar.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno selaku SMC (SAR Mission Coordinator) mengatakan, dalam pencarian H+2 ini, ada dua OSC (On Scene Coordinator), yaitu OSC untuk wilayah Ketapang oleh Danlanal Banyuwangi, sedangkan OSC untuk wilayah Gilimanuk oleh Kepala Kantor SAR Denpasar.
Eko Suyatno menjelaskan, ada delapan SRU Laut yang bergerak melakukan pencarian di delapan area di wilayah perairan Selat Bali dari utara hingga selatan. Sejumlah Alut SAR laut yang digunakan, yaitu KRI Tongkol 517, KRI Teluk Ende 813, KN SAR 249 Permadi, KN SAR Arjuna, KNP Grantin, RIB 03 dan RBB Pos SAR Banyuwangi, serta RIB 01 Pos SAR Jembrana.
Pergerakan SRU udara di bawah koordinasi Kepala Kantor SAR Surabaya. Adapun Alut udara yang digunakan, yaitu 1 unit helikopter Basarnas, 1 unit helikopter milik Bali Air, serta 1 pesawat CN 235 dari Baharkan Polri, untuk menjangkau area pencarian yang lebih luas ke arah selatan. Pencarian udara juga dilakukan dengan menggunakan drone.
Selain pencarian di laut dan udara, tim SAR gabungan juga mengerahkan puluhan personel gabungan untuk melakukan pemantauan di seluruh wilayah pesisir selat Bali, baik dari sisi Ketapang maupun dari sisi Gilimanuk. Pemantauan darat ini melibatkan sejumlah unsur SAR yang terlibat serta dibantu masyarakat dan nelayan sekitar.
Eko Suyatno juga mengatakan pihaknya menyiagakan tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) dan potensi SAR berkemampuan Dive Rescue yang telah berada di Ketapang. Apabila cuaca memungkinkan dan sewaktu-waktu dibutuhkan, SRU penyelam akan dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian.
Proses pencarian 30 korban hilang pada insiden tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya, hingga kini masih dilakukan. Seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta, turut membantu pencarian para korban.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas) Bali, I Nyoman Sidakarya mengatakan, pencarian korban yang dinyatakan hilang pada hari kedua dilakukan melalui jalur darat, laut dan udara.
Misalnya untuk jalur darat. Tim SAR Gabungan dari berbagai instansi melakukan penyisiran di pesisir pantai Pebuahan. “Itu sudah dilaksanakan tim satgabungan yg ada di sana. Selain pencarian, kami juga terus melakukan komunikasi dengan masyarakat serta nelayan setempat yang turut melaksanakan pencarian,” jelasnya Jumat (4/7).
Upaya pencarian juga memaksimalkan seluruh sarana dan prasarana yang ada. Misalnya pencarian dari udara yang melihatkan helikopter milik Basarnas, hingga helikopter swasta Air Bali.
“Termasuk sarana udara milik TNI AL dan kepolisian berupa helikopter dan pesawat juga dikerahkan. Kami juga mengerahkan dua unit drone inframerah, untuk mendeteksi keberadaan objek di permukaan dan bawah laut,” ucapnya.
Untuk Alut laut, Basarnas mengerahkan dua unit kapal. Yakni KN SAR Permadi dan KN SAR Arjuna. Pun demikian Tim SAR Gabungan Bali juga kerjasama dengan Tim SAR Gabungan dari Banyuwangi. “Tidak ada tantangan dalam pencarian hari ini. Sebab kondisi cuaca sangat mendukung. Demikian juga dengan ombak tidak begitu tinggi,” ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 35 orang korban berhasil ditemukan tim SAR gabungan, dengan rincian 29 orang ditemukan selamat dan 6 orang ditemukan meninggal. Sementara itu, korban yang belum ditemukan sebanyak 30 orang.
Menhub Dudy pun mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian dan pertolongan ini. Dudy berpesan kepada seluruh petugas untuk tetap mengutamakan keselamatan di lapangan.
“Mengingat kondisi cuaca di Selat Bali yang kurang bersahabat, saya meminta seluruh petugas untuk tetap memerhatikan faktor keselamatan. Semoga kerja sama dari seluruh tim gabungan memberikan hasil yang maksimal,” sebutnya.
Terpisah, Kapolres Jembrana, AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati juga mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat yang merasa atau ada keluarga terkait dengan insiden KMP Tunu Pratama Jaya agar segera mendatangi posko terdekat.
Ada tiga pos yang disediakan untuk masyarakat memperoleh informasi dan menyampaikan informasi terkait insiden kapal tenggelam tersebut.
Di sisi lain, Menhub Dudy pun mengajak seluruh pihak, termasuk operator penyeberangan dan masyarakat untuk bersama-sama memperkuat budaya keselamatan di sektor penyebrangan. Ia berjanji akan memberikan informasi terkini kepada publik seiring perkembangan penanganan insiden. (mpa/zae/mer)
tenggelam
Selat Bali
KMP Tunu Pratama Jaya
korban jiwa
meninggal dunia
pencarian
SAR
Basarnas
penumpang
JENAZAH Surata Dinanti Sang Istri & Keluarga, Korban KMP Tunu Ikuti Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
JASAD Suaminya Belum Ketemu, Wiardani Tak Tenang, Korban Ikuti Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
3 Sulinggih Muput Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali, Pasca Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya! |
![]() |
---|
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Jauh Dari Kabel Bawah Laut, PLN Jamin Kelistrikan Di Bali Aman |
![]() |
---|
PLN Jamin Kelistrikan di Bali Aman, KNKT Sebut KMP Tunu Bawa Muatan 3Kali Lipat dari Batas Kemampuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.