Kecelakaan di Bangli

TRAUMA Keluarga Korban Tragedi Truk Rem Blong di Bangli, Warga: Suaranya Seperti Ledakan Bom

Kecelakaan yang diakibatkan rem blong di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7

|
Istimewa
TKP - Kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) pasca kecelakaan tragis yang terjadi di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7) sekitar pukul 08.30 Wita. 

Pihaknya pun berharap ada iktikad baik dari perusahaan untuk memberikan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7) sekitar pukul 08.30 Wita.

Kecelakaan disebabkan truk pengangkut semen dengan nomor polisi BK 8709 EM mengalami rem blong, dan menabrak sejumlah kendaraan dan bangunan.

Jumlah korban dalam peristiwa ini sebanyak 7 orang. Dari total korban tersebut, sebanyak 4 orang meninggal dunia.

Adalah Ni Nengah Rania (71) warga Banjar Palaktiying, Desa Landih, Kecamatan/Kabupaten Bangli, I Wayan Garsana (35) asal Banjar Bunteh, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, I Nengah Resep (73) asal Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, dan Siswanto (54) asal Desa Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Selain korban fisik dan nyawa, beberapa dari mereka juga merupakan korban materiil seperti kerusakan kendaraan karena diserempet atau ditabrak.

Adapun para korban lainnya, pengemudi mobil Suzuki AVP DK 1961 ACA atas nama I Nengah Tingkah (42) asal Banjar Palaktiying, Desa Landih, Kecamatan/Kabupaten Bangli, pengemudi mobil Isuzu Elf DK 8103 GZ atas nama Pak Manya asal Banjar Palatiying, pemilik mobil Toyota Avanza DK 1671 ST atas nama I Nengah Mertayasa (45) asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi.

Garsana tertabrak truk saat hendak memutar balik mobilnya di kawasan Bangklet. Iapun tewas di tempat, dan kondisi mobilnya rusak parah.

Mesin mobil copot, bodi mobil gepeng dan beberapa bagian dalam mobilnya berhamburan.

Tewasnya Garsana menyisakan kisah pilu. Pria asal Banjar Bunteh itu meninggalkan tiga anak.

Satu anak duduk di bangku SMK, satu anak masih di SD, dan satu anak belum sekolah. 

Diketahui bahwa sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi, pria yang karib disapa Gar itu, hendak menjual dacin, dan menjual mobil Feroza yang dibawanya saat ditabrak.

Bahkan pembeli Feroza tersebut sudah menunggunya di rumah. Namun nasib berkata lain, mobil Feroza ringsek dan Gar pulang dalam keadaan meninggal dunia. 

Seorang warga setempat, I Made Tukik mengatakan, kabar meninggalnya Gar membuat duka bagi warga yang mengenalnya. Bahkan dirinya tak menyangka, karena malam hari sebelum kejadian, mereka sempat bersama.

“Malamnya kami masih bersama, tetapi paginya ada kabar meninggal. Selama ini orangnya asyik diajak bergaul, semua warga mengenalnya,” ujar Tukik pada Jumat (11/7).

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved