Sponsored Content

SEJARAH Desa Blahkiuh di PKB 2025, Penampilan Sekaa Gong Wira Agra Kusuma Duta GKD Kabupaten Badung

Sekaa Gong Kebyar Dewasa (GKD) duta Kabupaten Badung, dalam penampilannya berada satu panggung dengan Sekaa Gong Duta Kabupaten Buleleng.

ISTIMEWA
Penampilan Gong Kebyar Dewasa duta Kabupaten Badung pada PKB 2025, Sabtu 11 Juli 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sejarah Desa Blahkiuh di Kecamatan Abiansemal, Badung, menggema di Pesta Kesenian Bali ke XLVII tahun 2025 lewat penampilan Sekaa Gong Wira Agra Kusuma, Desa Blahkiuh di panggung terbuka Ardha Chandra, Art Center, Denpasar, pada Sabtu 11 Juli 2025.

Sekaa Gong Kebyar Dewasa (GKD) duta Kabupaten Badung, dalam penampilannya berada satu panggung dengan Sekaa Gong Duta Kabupaten Buleleng.

Ribuan penonton pun, dibuat terkagum oleh penampilan puluhan seniman muda asal Blahkiuh yang membawakan Sejarah Desa mereka.

I Gusti Made Darma Putra selaku konseptor, menyatakan dalam penampilannya Sekaa Gong Wira Agra Kusuma membawakan tiga buah garapan. Yakni Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi, Tari Kreasi Kebyaran dan Fragmentari.

Baca juga: SPSB SMA-SMK, Ada Siswa di Bangli Tak Dapat Sekolah, Dewan Harap Pemprov Bali Berbenah

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan di Tejakula, Mobil Angkut WNA Singapura Tergelincir Akibat Rem Panas di Buleleng!

"Ketiga garapan ini memang terinspirasi dari Sejarah Desa Blahkiuh. Yaitu mulai dari sejarah Singasari sebagai cikal bakal Desa Blahkiuh. Kemudian adanya keberadaan Pura Luhur Giri Kusuma dengan berbagai taksunya. Kemudian adanya Tari Kecak Blahkiuh," ujarnya disela-sela penampilan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi "Giri Kusuma" sebagai penampilan pembuka menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta atas Anugerah yang telah diberikan terhadap kehidupan serta keberlangsungan semesta ini. 

Segala bentuk kemudahan telah dicapai dalam meniti sebuah harapan. Giri Kusuma adalah merupakan Spirit Lokal Religius menuju tata tentram kerta raharja.

"Tabuh ini sebagai bentuk refleksi sebuah euporia akan pencapaian hal tersebut, dituangkan lewat alunan melodi dengan ornamentasi pola ritme dalam sebuah pola garap Tabuh Nem Lelambatan Periring Kreasi," katanya.

Sedangkan Tari Kreasi Kekbayaran "Kakundur" termanifestasi dari permata gemilang yang memancar dari semesta budaya Desa 
Blahkiuh.

Sebuah karya tari kreasi kekebyaran yang lahir dari nafas jiwa leluhur yang 
terinspirasi oleh keagungan Hyang Ratu Panji berstana megah di Pura Luhur Giri 
Kusuma. 

Di dalamnya terformulasi kekuatan Cak Desa Blahkiuh dengan vokabuler gerak yang 
khas dan energi yang membalut tarian ini, menyiratkan nyanyian semesta yang 
bergetar dari nadi tradisi. 

Setiap alunan irama dan hentakan cak mengangkat martabat Desa Blahkiuh sebagai benteng spiritual yang terus bersinar di antara denyut zaman. 

“KAKUNDUR bukan sekadar sebuah tari kreasi, tetapi pusaka gerak yang menari 
dalam gema waktu, menggetarkan bumi dengan irama cak yang terpatri abadi dalam Semesta Jagat Kertih," jelas Darma Putra.

Sementara fragmentari "Sabda Prawara" sebagai penampilan pemungkas menggambarkan dibalik gemerlap kejayaan dan harum mahkota, menyala bara yang tak kasat mata.

Bara dari hasrat, luka yang bisu, dan ambisi yang menjerat. Ketika cinta bersimpuh pada altar politik, bukan restu yang datang, melainkan petaka bertuah. “Ndi rug Singasari, rug Ayunan, Ndi rug Ayunan, Rug Singasari.” 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved