Berita Bali

Jalan Bajera Jebol, Sopir Truk Keluhkan Lewat Jalur Karangasem, Suranto: Jalannya Melelahkan

Jalan Bajera Jebol, Sopir Truk Keluhkan Lewat Jalur Karangasem, Suranto: Jalannya Kecil dan Melelahkan

istimewa
TANGKAP LAYAR - Tangkap layar video saat Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, mengalami ambles pada Senin 7 Juli 2025. 

TRIBUN-BALI.COM — Supir truk keluhkan jalur alternatif yang dilalui akibat jebolnya jalan nasional di Bajera Tabanan beberapa waktu lalu. Biasanya saat melalui jalur Jembrana dan Tabanan menuju Kota Denpasar waktu yang dihabiskan supir truck hanya 8 jam. 

Namun kini karena jalur yang ditempuh lebih jauh yakni dari Gilimanuk menuju Karagasem sehingga memakan waktu hingga 12 jam untuk tiba di Kota Denpasar.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu supir truck pengangkut barang bangunan yakni Suranto (50).

Baca juga: SELAMAT JALAN Made PM, Keluarga di Karangasem Ungkap Keanehan ini di Pantai Balangan

Selain mengeluhkan jauhnya jalur alternatif, Suranto juga mengatakan jalur tersebut sangat ekstrem untuk dilalui truck berukuran besar. 

“Ya terdampak. Soalnya ngaruh dari kita harus muter harusnya kita hitungnya 8 jam dari Pelabuhan ke sini sampai.

Kita sekarang Karangasem bisa 12 jam. Medan jalannya ngeri nanjak, tikungannya tajam, banyak pohon pendek-pendek jadi banyak kena ranting pohon. Kita juga lewat sono (sana) itu maksa karena tidak ada jalan lagi,” jelasnya pada, Selasa 15 Juli 2025. 

Baca juga: VIDEO 2 ASN Buleleng Ngamar Viral, Kini Istri Sah Dilaporkan ke Polisi, WA Bantah Lakukan Perzinahan

Biasanya ia berangkat dari Tangerang membawa bahan bangunan sebanyak 12 ton menuju Bali hanya dengan waktu lima hari, namun karena perubahan rute jalan waktu tempuh menjadi hampir satu minggu. Karena baru pertama kalinya melewati jalur Karangasem, Suranto pun mengaku agak was-was. 

 


“Kalau itu mah takut sih takut soalnya muatannya berat, kalau kita gak tahu medan, belum pernah lewat situ biasanya kita lewat lewat Jembrana ke arah sana (Karangasem) baru sekali kemarin agak ada was-was,” imbuhnya. 

 


Ia mengaku untuk pembengkakan biaya operasional ditanggung kantor namun hanya saja dari fisik Suranto mengatakan sangat lelah karena medan jalannya yang kecil dan cukup ekstrem. Jalur yang sempit membuat pada tikungan tajam harus menahan rem dengan pelan-pelan.

 


“Macet juga kemarin 2 jam karena ada trailer nyangkut pohon (atapnya). Biasanya lewat mobil kecil coldisel.  Ya kalau menurut kita mah ya disegerain lah (perbaikan jalan) kan jalur utama yah,  pengiriman lambat, capek,” tutupnya. 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved