Berita Karangasem

BAHAS Pelaksanaan Usaba Sri, Panglingsir Desa Adat Bungaya Temui Wabup Pandu Lagosa

Penglingsir Desa Adat Bungaya ini datang dengan busana yang tidak biasa. Mereka datang menggenakan pakaian adat setempat, yang tampak sangat sakral.

ISTIMEWA
GELAR PERTEMUAN - Wabup Karangasem Pandu Lagosa saat menerima kunjungan Penglingsir Desa Adat Bungaya, Senin (14/7). 

TRIBUN-BALI.COM - Wakil Bupati (Wabup) Karangasem Pandu Lagosa mendapat tamu spesial, Senin (14/7). Ia didatangi Penglingsir Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem untuk membahas pelaksanaan kembali Usaba Sri.

Penglingsir Desa Adat Bungaya ini datang dengan busana yang tidak biasa. Mereka datang menggenakan pakaian adat setempat, yang tampak sangat sakral.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan, pelaksanaan kembali Usaba Sri di Desa Adat Bungaya sebagai kelanjutan dari rangkaian besar adat seperti Usaba Gede atau Usaba Dangsil.

Baca juga: JALAN Jebol Bajera Usai Diperbaiki, Open Traffic, Koster Hadiri Pembukaan Jalur Denpasar-Gilimanuk

Baca juga: Kodam IX/Udayana Gandeng Perguruan Tinggi Perkuat Keamanan Siber

Usaba Sri dianggap penting, karena tanpa pelaksanaannya, Usaba Dangsil tidak dapat dilaksanakan. Penglingsir juga menjelaskan bahwa di Bungaya terdapat “gumung” dan “ujung sri”, dua lokasi sakral penting dalam upacara tersebut.

Dalam penyampaiannya, Wabup Pandu mendukung penuh inisiatif ini. Ia menyerukan agar Usaba Sri dapat diselenggarakan kembali, sebagai wujud peran aktif desa adat dalam menjaga kelanjutan tradisi leluhur. 

"Langkah ini juga dinilai sejalan dengan semangat pelestarian budidaya spiritual masyarakat Bungaya," ujar Pandu Lagosa.

Desa Adat Bungaya dikenal sebagai desa tradisional kuno di Kecamatan Bebandem, memelihara beragam ritual seperti Usaba Sumbu yang dijadikan simbol ketangguhan dan kemakmuran desa. 

Struktur desa adatnya juga terbagi antara Bungaya dan Bungaya Kangin, terdiri dari 15 banjar adat, dan menyandang tradisi Usaba Gede sejak masa pendiriannya 

Pelaksanaan kembali Usaba Sri tidak hanya akan melengkapi rangkaian upacara besar, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan keluhuran tradisi di tengah kemajemukan Desa Bungaya. Pemerintah daerah melalui Wabup Pandu berkomitmen mendukung agar pelaksanaan ritual dapat berjalan lancar bersama tokoh adat dan masyarakat. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved