Laptop Chromebook di Bali

Laptop Chromebook Dinilai Tak Efektif, Layar Blank, Harga Sparepart Mahal, di Klungkung Banyak Rusak

Belasan laptop berbasis Chromebook tersimpan rapi di rak estalase kaca di SD N 1 Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis (17/7).

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
LAPTOP - Kepala Sekolah SDN 1 Dawan, Wayan Agus Kabiana saat menunjukan laptop berbasis Chromebook yang sudah dalam keadaan rusak, Kamis (17/7/2025). 

Laptop Chromebook Dinilai Tak Efektif, Layar Blank, Harga Sparepart Mahal, di Klungkung Banyak Rusak

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Belasan laptop berbasis Chromebook tersimpan rapi di rak estalase kaca di SDN 1 Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis (17/7). 

Namun, sebagian besar laptop bantuan pemerintah pusat itu sudah rusak. Pihak sekolah mengaku kebingungan untuk memperbaikinya. 

Bahkan disarankan mengirim laptop tersebut ke Jakarta, karena harus diperbaiki oleh teknisi khusus. Belasan laptop berbasis Chromebok itu, saat ini hanya menjadi penghuni estalase kaca.

Baca juga: NAIK! Harga Daging Babi Bali Hari Ini 17 Juli 2025 di Klungkung, Cetak Rekor Rp110.000/kilogram

Menjadi aset sekolah, namun tidak lagi termanfaatkan.

Kepala Sekolah SD N 1 Gunaksa, Wayan Agus Kabiana menjelaskan, laptop berbasis Chromebook tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat tahun 2020 lalu. Sesuai berita acara, laptop Chromebook diterima pada 17 Desember 2020 silam.

“Setahu saya di Klungkung bantuan laptop Chromebook ini ada 2 gelombang. Kami di SD N 1 Gunaksa dapat gelombang pertama di tahun 2020,” ujar Agus Kabiana saat ditemui Tribun Bali, Kamis (17/7).

Laptop berbasis Chromebook saat ini menjadi sorotan. Hal ini setelah Kejagung RI menetapkan dan menahan 4 tersangka terkait pengadaan laptop tersebut.

Baca juga: LAPTOP Chromebook di Klungkung Banyak Rusak? TK di Jembrana Terbanyak Terima Bantuan di Bali!

Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019-2022 yang menyeret eks Mendikbudristek Nadiem Makarim masih bergulir.

Kasus dugaan korupsi ini disebut merugikan negara sekitar Rp 1,98 triliun. 

Pengadaan laptop berbasis Chromebook menelan anggaran hingga Rp9,3 triliun, untuk sekitar 1,2 juta unit. Saat ini sudah ada 4 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Jurist Tan, mantan staf khusus Nadiem, Ibrahim Arief, mantan konsultan Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih, mantan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek dan Mulyatsyah, Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek. Bahkan kasus pengadaan Laptop Chromebook ini juga menyeret nama Mendikbudristek periode 2019-2024, Nadiem Makarim yang sudah 2 kali diperiksa oleh Kejagung.

Masih menurut Agus Kabiana, setelah menerima bantuan itu, awalnya pihak sekolah berencana menyusun ektra komputer untuk siswa, terutama untuk mempelajari program dasar misalnya mengetik di Microsoft Word.

Namun ternyata laptop Chromebook yang diterima aksesnya sangat terbatas.

“Berbeda dengan laptop biasa (berbasis microsoft atau macOs), Chromebook ini aksesnya sangat terbatas,” jelasnya.

Sehingga dalam perjalannya, laptop bantuan Kemendikbudristek itu hanya fokus dimanfaatkan untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang hanya dilaksanakan untuk siswa kelas V.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved