Berita Jembrana
KASUS Kekerasan Seg5ual Paling Tinggi, Tercatat Ada 21 Kasus Melibatkan Perempuan & Anak di Jembrana
Mulai dari kasus kekerasan fisik, dan perundungan melibatkan anak sebagai korban, serta kekerasan dalam rumah tangga.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jembrana masih tinggi. Dalam waktu 7 bulan terakhir di 2025 ini, tercatat sudah ada 21 kasus.
Parahnya, yang mendominasi adalah kasus kekerasan seksual dengan anak sebagai korban. Korbannya adalah anak dengan usia 13-15 tahun atau yang diketahui sebagai usia rentan.
Sebagai salah satu upaya pencegahan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jembrana, melaksanakan sosialisasi pencegahan kasus melibatkan PPA di sekolah terutama jenjang SMP pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran baru ini.
Baca juga: Destinasi Wisata Rawan Laka Laut, Polsubsektor Lembongan Perketat Pengawasan di Devils Tears
Baca juga: TV Meledak, Dua Rumah di Padangkeling Ludes Buleleng Terbakar
Menurut data yang berhasil diperoleh, periode Januari-Juli 2025 ini tercatat sudah ada 21 kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
Mulai dari kasus kekerasan fisik, dan perundungan melibatkan anak sebagai korban, serta kekerasan dalam rumah tangga.
Namun begitu, kasus tertinggi atau mendominasi saat ini adalah kasus kekerasan seksual dengan anak sebagai korban.
Jumlahnya mencapai 9 kasus yang korbannya berusia remaja atau 13-15 tahun atau remaja putri yang sedang duduk di bangku SMP.
"Berbagai upaya pencegahan sudah kami lakukan selama ini. Harapannya kasus bisa ditekan di kemudian hari," ungkap Kepala UPTD PPA Jembrana, Ida Ayu Sri Utami Dewi saat dikonfirmasi, Selasa 22 Juli 2025.
Saat ini, Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Penduduk intens melaksanakan sosialisasi ke sekolah-sekolah khususnya jenjang SMP pada momen MPLS.
Tujuannya agar bisa memberikan pemahaman ke siswa terkait PPA, serta mengajak warga sekolah lainnya peduli dengan lingkungan agar kasus yang melibatkan perempuan dan anak bisa dicegah.
"Selain itu juga sudah melakukan pemetaan untuk kasus-kasus yang melibatkan anak sebagai korban. Pemetaan dari sisi wilayah, daerah yang paling bahan kasus kekerasan pada anak maupun kekerasan seksual menjadi prioritas sosialisasi dan pencegahan," jelasnya.
Dia menegaskan, upaya pencegahan yang paling mendasar adalah dari keluarga. Perhatian orang tua dalam mendidik dan menjaga anaknya adalah poin yang paling utama.
Sehingga, seluruh orang tua diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar dari si anak. Melainkan memerhatikan lingkungan bermain dan belajarnya serta pergaulan anak itu sendiri.
"Ketika perilaku anak sudah sangat dipahami oleh orang tua, segala bentuk tindakan yang merugikan dirinya dan orang lain bisa dicegah sedini mungkin. Jadi peran orang tua sangat vital dalam hal ini," tandasnya. (*)
4 Napi di Jembrana Langsung Bebas saat HUT RI, Diusulkan Terima Remisi Umum dan Remisi Dasawarsa |
![]() |
---|
DISEREMPET Lalu Tubuh Ngurah Dihantam Truk, Berikut Kronologi Kecelakaan Tragis di Jembrana |
![]() |
---|
3 Dinas di Pemkab Jembrana Dilebur, 2 Dinas Jadi Satu OPD di Jembrana, Upaya Efisiensi Pemkab |
![]() |
---|
PPPK Paruh Waktu Prioritaskan Pegawai Kontrak Masuk Database di Jembrana Bali |
![]() |
---|
3 Dinas di Pemkab Jembrana Bali Dilebur, Ranperda Tentang OPD hingga Ketenagakerjaan Disahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.