Berita Bali
PASCA Insiden KMP Tunu Tenggelam, Kemacetan Panjang di Pelabuhan Ketapang, Bikin PO Rugi BBM
Hasilnya ditemukan 15 lebih kapal tak layak untuk berlayar. Hal ini menimbulkan kemacetan panjang di sekitaran Ketapang termasuk bus yang ikut antri.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pasca insiden tenggelamnya Kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Jembrana pada Kamis (3/7), dilakukan beberapa audit pada kapal.
Hasilnya ditemukan 15 lebih kapal tak layak untuk berlayar. Hal ini menimbulkan kemacetan panjang di sekitaran Ketapang termasuk bus yang ikut antri.
Direktur Utama Juragan 99 Trans, Suluk Waseso mengatakan kemacetan panjang di pelabuhan Ketapang-Gilimanuk turut berdampak pada operasional bus AKAP Juragan 99 Trans.
Baca juga: DUKUNG Koperasi Merah Putih, Berperan Aktif Hadirkan Digi Koperasi Hubungkan Rantai Pasok
Baca juga: VIRAL Pengendara Jatuh di Jembatan Selan Bawak Tabanan, Ternyata Kecelakaan Terjadi karena Panik!
Misalnya pada kemarin pagi untuk jadwal keberangkatan pagi dari Malang baru tiba di Denpasar pukul 10 pagi atau lebih dari 24 jam perjalanan.
“Hal ini berpengaruh juga pada kebutuhan bahan bakar yang naik hingga 30 persen dari penggunaan normal. Pekan lalu pada 18 Juli kami sempat tutup semua keberangkatan dari dan ke Denpasar untuk 1 hari.
Karena permintaan pelanggan masih ada, kebanyakan sudah memesan tiket jauh-jauh hari, maka kami tetap beroperasi dengan kekuatan 50 persen armada dari dan menuju Denpasar,” jelas Waseso kepada Tribun Bali, Jumat (25/7).
Lebih lanjutnya ia mengatakan, rute Bali adalah salah satu rute favorit, sehingga ia berharap tantangan yang ada di lapangan bisa teratasi dengan baik.
“Dan Juragan 99 Trans pun terus berkomitmen untuk menjaga layanan prima demi keamanan, kenyamanan dan kepuasan pelanggan,” imbuhnya.
Sementara itu, Perusahaan Otobus (PO) Gunung Harta juga masih tetap beroperasi kendati terjadi kemacetan di Pelabuhan Ketapang.
Pasalnya, tiket sudah terjual dan penumpang memang harus jalan. Untuk bus malam per tanggal 24 Juli berkurang dari 3 sampai 4 bus. Untuk hari ini (Jumat kemarin, -red) semua trayek bisa berjalan normal.
“Nilai kerugian ada pasti biaya operasional dan pengembalian uang ke PNP, nilai sekitar 10 juta setiap bus yang paling kerasa terkena imbasnya di kami bus ekonomi rute Denpasar-Banyuwangi Jember dan Lumajang.
Disamping karena kemacetan penyeberangan di Ketapang juga karena ada pengalihan jalan dari Merawan beralih harus lewat Situbondo karena adanya jalan jebol di Merawan,” kata I Kadek Jaya Manuaba CEO Gunung Harta. (sar)
Pemkot dan Pemkab Se-Bali Terdampak Pemangkasan TKD, Denpasar Kehilangan Rp 244 Miliar |
![]() |
---|
Saring Investor Berkualitas, Pemprov Bali Usul Ambang Batas Modal PMA Jadi Rp 100 Miliar |
![]() |
---|
Koster Buka Posko 24 Jam untuk Turis di Seluruh Destinasi Wisata di Bali |
![]() |
---|
Pro Kontra Pabrik WNA Rusia di Kawasan Tahura, Supartha: Itu Kawasan Resapan Air |
![]() |
---|
HILANG Rp244 Miliar Bagi Denpasar, Dana Transfer dari Pusat ke Gianyar Terpangkas Rp185 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.