MPLS di Bali
MPLS di Buleleng Bali, Siswa Baru Diedukasi Bahaya Judi Online, Agus: Pintu Masuk Menuju Kerusakan
situs judi online terus menjebak generasi muda dengan iklan yang menyasar media sosial, game online, bahkan aplikasi chatting.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Judi online (judol) dan pornografi, menjadi dua hal serius yang meresahkan di dunia digital saat ini. Karenanya, sebagai langkah pencegahan, dua hal ini dimasukkan sebagai materi penyuluhan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Penyuluhan ini menggandeng Polres Buleleng sebagai narasumber utama.
Di hadapan ratusan siswa, Kanit IV Tipidter dan PPA Satreskrim Polres Buleleng, Iptu Agus Gumelar mengungkapkan sejumlah fakta dan bahaya tersembunyi, dibalik dua hal tersebut.
Misalnya judol, Iptu Agus menyebut, situs judi hanya menjanjikan ilusi keuntungan instan.
Baca juga: 2 Spesialis Curanmor Denpasar Bali Didor Polisi, Beraksi di 7 TKP, Hasil untuk Judi Online dan Nyabu
Demikian pula konten pornografi menjadi penyebab kerusakan psikologis.
"Keduanya bukan hiburan, namun sesuatu yang membahayakan dan menjadi pintu masuk menuju kerusakan mental, ekonomi, hingga penyebab kriminalitas. Judi online dan pornografi tidak memberi keuntungan, hanya kerugian yang terselubung," tegas Iptu Agus di hadapan ratusan siswa, Selasa 22 Juli 2025.
Dalam pemaparan itu, Iptu Agus juga menyertakan data, di mana lebih dari 5 juta anak Indonesia menjadi korban paparan pornografi, dengan usia rata-rata 12–14 tahun.
Bahkan, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia untuk konten pornografi anak.
Sementara itu, situs judi online terus menjebak generasi muda dengan iklan yang menyasar media sosial, game online, bahkan aplikasi chatting.
Tak hanya itu, para siswa juga diberikan panduan praktis untuk melepaskan diri dari ketergantungan digital. Mulai dari memblokir akses situs berbahaya, mengisi waktu luang dengan aktivitas positif, hingga mencari bantuan profesional jika diperlukan.
"Kami ingin generasi muda sadar, bahwa literasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang keselamatan dan masa depan mereka. Kami bersyukur pihak SMAN 1 Singaraja menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal pembentukan karakter digital sehat bagi siswa baru," ujarnya.
Iptu Agus menambahkan, edukasi ini diharapkan mampu memberi perlindungan terhadap generasi muda, dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.
"Melalui pendekatan preemtif, preventif, dan represif, Polri terus mengedukasi dan menindak para pelaku kejahatan digital," tandasnya. (mer)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.