Sampah di Bali

Timbulan Sampah Capai 3.436 Ton Per Hari, Apakah Bali Bisa Bebas Sampah?

Workshop Jurnalistik Gerakan Bali Bebas Sampah diselenggarakan oleh Yayasan Bintang Gana, sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Proses pemilahan sampah botol plastik jenis PET di TPS3R Desa Adat Seminyak. Timbulan Sampah Capai 3.436 Ton Per Hari, Apakah Bali Bisa Bebas Sampah? 

“Setiap hari Selasa dan Jumat kita lakukan sosialisasi, Denpasar sudah kita sentuh semua dan kemarin kita bergerak ke Gianyar dan Badung. Tentunya nanti ke semua kabupaten/kota melakukan sosialisasi secara masif untuk mengurangi sampah plastik dan pengelolaan sampah berbasis sumber,” imbuhnya.

Selain sosialisasi dengan masif pihaknya juga mengevaluasi TPS3R yang ada untuk dioptimalkan karena di sana dapat mengurangi sampah yang di buang ke TPA, kemudian juga mengoptimalkan bank sampah serta depo-depo sampah.

DKLH Provinsi Bali pun mempunyai slogan “Desaku Lestari Tanpa Sampah Plastik” ini adalah aplikasi dan implementasi di dalam mengurangi sampah dari Pergub Nomor 97 Tahun 2018.

Selain itu terdapat juga slogan “Desaku Bersih Tanpa Mengotori Desa Lain” yang mana slogan ini adalah aplikasi dan implementasi di dalam pengelolaan sampah berbasis sumber dari Pergub Nomor 47 Tahun 2019.

“Kami di pemerintah provinsi berupaya secara masif bergerak supaya kita bersama-sama bergandengan baik di tingkat provinsi hingga ke paling bawah di rumah tangga. Kalau sampah kita tidak kelola dari sumber akan berdampak seperti dimana-mana TPA penuh, kemudian dimana-mana TPA kebakaran, biaya penanganan dan pemulihan kebakaran itu sangat besar,” papar Made Armadi.

Workshop Jurnalistik Gerakan Bali Bebas Sampah diselenggarakan oleh Yayasan Bintang Gana, sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan.

Kegiatan dibagi ke dalam dua sesi talkshow, sesi pertama membahas mengenai upaya yang dilakukan pemerintah daerah didukung komunitas dan bagaimana pandangan akademisi terhadap penanganan masalah sampah di Bali dengan menghadirkan tiga pembicara dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Yayasan Bali Wastu (Pengelola Bank Sampah) dan Akademisi Undiknas.

Talkshow kedua membahas bagaimana langkah atau bentuk aksi nyata dari asosiasi industri terhadap masalah sampah dengan menghadirkan pembicara dari perwakilan asosiasi yakni Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) DPD Bali dan Sekretaris PHRI Bali Perry Markus.

Kegiatan workshop berlangsung interaktif, di mana seusai masing-masing pembicara menyampaikan paparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Tidak hanya sekedar mendengarkan paparan materi dari masing-masing pembicara seluruh peserta workshop dari beragam media di Bali ini pun diajak mengunjungi langsung ke TPS3R Desa Adat Seminyak.

Di sana awak media diajak melihat langsung aktivitas pemilahan dan pengelolaan sampah yang dilakukan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved