Berita Jembrana
Kisah Pria Jembrana Nekat ke Jepang Demi Gaji Lebih Baik, Saputra: Kerja di Bali Selalu Pas-pasan
Pria 35 tahun asal Kecamatan Jembrana itu mengakui jika seterusnya bekerja di Indonesia khususnya Bali bakal sangat sulit berkembang.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - I Made Eri Saputra adalah salah satu warga Jembrana yang nekat kerja ke luar negeri.
Pria 35 tahun asal Kecamatan Jembrana itu mengakui jika seterusnya bekerja di Indonesia khususnya Bali bakal sangat sulit berkembang.
Sebab, selama belasan tahun bekerja di Bali, dirinya selalu hidup dengan gaji pas-pasan.
Baca juga: JENAZAH Pengendara Motor Gegerkan Warga Yehkuning Jembrana, Korban Terendam di Saluran Irigasi
Lingkungan kerja yang toxic juga jadi penyebab ia memilih jalur untuk ke luar negeri yakni Jepang.
Made Eri menuturkan, alasan utama bekerja ke luar negeri adalah alasan ekonomi.
Ia nekat berangkat ke Jepang karena ingin memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Sebab, di Indonesia ia sudah bekerja di berbagai bidang namun pendapatannya selalu pas-pasan.
Hanya bisa untuk bertahan hidup dan sulit untuk berkembang.
"Selain itu lingkungan kerja yang kurang nyaman juga faktor nekat bekerja ke luar negeri. Saat ini, saya bekerja di bidang konstruksi/bangunan," kata Made Eri saat dikonfirmasi.
Bermodalkan tekad yang kuat, kata dia, ia kemudian mencoba untuk mengikuti seleksi atau interview bekerja di luar negeri yakni Jepang.
Saat itu, kebetulan ada job di kontruksi/bangunan khususnya bagian pengecoran menggunakan alat berat, jika dalam bahasa Jepangnya "kensetsu kikai sekou".
"Awalnya iseng ikut interview dan ternyata lolos akhirnya bisa bekerja di luar negeri. Ini jadi kali pertama saya bekerja di luar negeri," sebutnya.
Baca juga: Warga di Jembrana Bali Geger, Pria Ditemukan Tewas Terendam di Saluran Irigasi Bersama Motor GL Pro
Made Eri melanjutkan, selama di luar negeri, ia menerima upah belasan juta rupiah setiap bulannya.
Namun, apa yang ia dapat sebanding dengan pekerjaannya yang ia lakoni di Negeri Matahari Terbit tersebut.
"Kadang dapat penghasilan lebih jika tempat bekerjanya jauh dan harus menginap. Jika tidak, ya menerima sesuai kontrak," sebut pria yang sudah beberapa tahun kerja di luar negeri ini.
Selama kerja di Jepang, kata dia, ada suka dan dukanya juga.
Mulai dari dapat pengalaman bekerja di negeri orang dan pendapatan tentunya lebih besar daripada di negeri sendiri.
Kemudian, risiko kerja di lapangan khususnya bidang konstruksi adalah selalu berhadapan dengan cuaca ekstrim di Jepang.
Musim panas luar biasa panasnya, sedangkan jika musim dingin luar biasa dinginnya. (mpa)
BENDERA Peringatan Rawan Berenang Dipasang di Teluk Gilimanuk, Imbauan Keselamatan Beraktivitas |
![]() |
---|
KEPALA Nengah Terbentur Keras di Jalur Tengkorak Jembrana, Aspal Penuh Bercak Merah |
![]() |
---|
Lima Rumah Warga Jembrana Diterjang Gelombang Tinggi, Dua KK Mengungsi |
![]() |
---|
50 Orang Jadi Korban, Sayu Putu Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Rp 1,5 Miliar Lebih |
![]() |
---|
Antrian Mengular hingga Masjid Gilimanuk, Cuaca Buruk, Pelabuhan Gilimanuk Ditutup Hampir 2 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.